Lagu Itaneng Tenri Bolo yang viral di media sosial (medosos) saat ini ternyata mempunyai cerita unik di baliknya. Penulis lagu Itaneng Tenri Bolo, Ahmad Ridha bercerita, lagu ini rupanya terinspirasi dari sikap istrinya yang kerap bersikap ketus saat dirayu suami.
"Jadi biasanya kalau saya bicara ke istri, ya semisal dirayu begitu, dia bilang 'itu pi bagus begitu kalau ada maunya'," ungkap Ridha saat berbincang dengan tim detikSulsel di sebuah kafe di Sidrap pada Minggu (14/5/2023) lalu.
Dia bercerita, sikap ketus sang istri membuatnya terus mengingat perkataan istrinya tersebut. Dan ternyata saat membuka media sosial, Ridha juga kerap menemukan ungkapan yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, saya juga melihat muncul kata-kata dan hastag 'iyapa makanja rekko engka elona'. Dari situ saya terinspirasi untuk buatkan lagu," paparnya.
Menurut Ridha, lagu yang diciptakannya tersebut pada dasarnya sangat universal. Bukan hanya soal kisah cinta, tetapi hal lain seperti ketika seseorang hendak berutang ke orang lain.
"Ini lagu konsep universal sekali. Ya, kan normal lah orang baik kalau ada maunya. Kek orang mau hutang ke kita, pasti baik karena ada maunya," ujarnya.
Dari ungkapan "iyapa makanja rekko engka elona" tersebut yang kemudian Ridha kembangkan menjadi satu narasi yang utuh. Narasi bagaimana seseorang menjadi baik saat menginginkan sesuatu dan berubah sikap setelah keinginannya didapatkan.
"Itu saja kata-kata 'itu pa makanja rekko engka elona' itu mi saya kembangkan jadi lirik lagu," rincinya.
Ridha menjelaskan, lagu Itaneng Tenri Bolo bermakna orang yang akan bersikap baik saat punya keinginan atau butuh sesuatu. Awal mula dia menciptakan lagu tersebut pada tahun 2022 lalu.
Dia mulai menulis lirik lagu dan menentukan intonasi nada dari lagu tersebut pada Oktober 2022. Proses pembuatan lirik hingga intonasi nada membutuhkan waktu satu bulan.
"Sekitar satu bulan baru rampung," jelasnya.
Dia memaparkan yang membuat lagu ini lama bukan lirik, namun intonasi saat dinyanyikan. Dia harus mengutak-atik hingga menemukan intonasi nada yang pas dan enak didengar.
"Lirik itu semingguan, karena sudah terbiasa juga nulis lagu. Yang lama sebenarnya itu intonasinya," paparnya.
Ridha juga mengatakan, lirik lagu Itaneng Tenri Bolo disusun menggunakan kata-kata bugis yang cukup familiar. Sebisa mungkin, dia menghindari menggunakan kata-kata dalam bahasa Bugis versi dahulu yang maknanya sulit dimengerti.
"Lirik saya hindari kata-kata bugis dulu kayak lontara sebab saya tak mengerti juga dan begitupun anak muda saat ini jarang dengar lagu yang begitu," paparnya.
(urw/nvl)