Mengenal Gong Nekara di Selayar, Jejak Sejarah Jalur Rempah Nusantara

Mengenal Gong Nekara di Selayar, Jejak Sejarah Jalur Rempah Nusantara

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Senin, 20 Mar 2023 06:40 WIB
Gong Nekara Selayar
Foto: Gong Nekara Selayar (pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id)
Selayar -

Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu tempat yang menyimpan benda peninggalan prasejarah, Gong Nekara. Diperkirakan Gong Nekara di Selayar merupakan peninggalan masa perunggu yang berlangsung sekitar tahun 500-100 SM.

Dikutip dari laman Pameran Virtual Kemdikbud, disebutkan bahwa Gong Nekara di Selayar merupakan salah satu jenis Nekara yang paling besar di Asia Tenggara. Nekara tersebut berfungsi sebagai kantongan kerajaan.

Selain itu, Gong Nekara tersebut juga digunakan untuk upacara keagamaan serta perlengkapan pada ritual upacara pesta-pesta. Penemuan Nekara ini diduga berkaitan dengan munculnya Kabupaten Selayar sebagai jalur penting dalam mata rantai perdagangan di Asia Tenggara yang menghubungkan antara Tanah Melayu, Vietnam Utara, Cina Selatan dengan berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa, Bali dan Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gong Nekara Selayar Bukti Selayar Sebagai Jalur Rempah

Melansir laman Jalur Rempah Kemdikbud, Kepulauan Selayar merupakan salah satu titik penting dalam lalu lintas pelayaran di Nusantara. Bahkan namanya tercantum dalam kitab kuno Nagarakretagama 1365 yang disebut sebagai Salayar.

Dalam sejarahnya, kehadiran Selayar menjadi titik collecting centre yang berperan dalam mengumpulkan komoditas, kemudian dikirimkan ke pelabuhan internasional, dalam hal ini adalah Makassar. Tidak hanya sebagai collecting centre, saat itu Selayar juga menjadi tempat persinggahan kapal-kapal kayu untuk melakukan perbaikan sebelum melanjutkan perjalanan ke barat maupun ke timur.

ADVERTISEMENT

Lokasi Selayar yang strategis menjadi incaran bagi kerajaan-kerajaan besar karena dapat menentukan aktivitas pelayaran. Keberadaan Gong Nekara di Selayar ini menjadi bukti posisi Selayar dalam jalur pelayaran nusantara.

Nekara Perunggu tersebut dikatakan dibuat di Xianji, Cina pada zaman prasejarah sekitar 300 tahun SM. Adapula pendapat yang menyebutkan Nekara tersebut diproduksi 600 tahun SM dari kebudayaan Dong Son di Vietnam dan menjadi Nekara terbesar di Asia Tenggara, bahkan di dunia.

Persebaran Nekara di wilayah Asia Tenggara sangat banyak, sedangkan di Indonesia sendiri terdapat 40 buah nekara yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Persebaran Nekara diperkirakan karena terjadinya jalur perdagangan ataupun adanya hubungan bilateral kerajaan pada masa lampau.

Adanya hubungan antarkerajaan ini semakin diperkuat dengan adanya simbol perpaduan unsur budaya dari Indonesia, Cina, dan Vietnam di tubuh Nekara Perunggu, seperti pohon kelapa, kenari, burung, gajah (Indonesia), bulu burung yang disematkan mahkota kepala suku (Cina), serta beberapa simbol sisanya dari Vietnam.

Legenda Gong Nekara Selayar

Tidak sebatas bukti sejarah perdagangan jalur rempah, Gong Nekara di Selayar juga diliputi oleh kisah legenda. Terdapat dua legenda dari dua sumber berbeda mengenai keberadaan Gong Nekara Selayar.

Legenda pertama berasal dari Sawerigading pada periode La Galigo yang diperkirakan berlangsung pada abad ke-7 sampai ke-10. Legenda ini menceritakan mengenai Sawerigading sebagai tokoh utama dalam perwujudan tata tertib dan penataan pertama masyarakat Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan.

Diceritakan saat Sawerigading bersama istrinya, We Cuddai dan ketiga anaknya, La Galigo, We Tenri Dio dan We Tenri Balobo melakukan perjalanan dari Cina ke Luwuk. Mereka singgah di Selayar, tepatnya di Putabangun dan membawa Nekara Perunggu besar.

Sedangkan legenda kedua berasal dari naskah Hukum Pelayaran dan Perdagangan Ammana Gappa pada abad ke-17 yang menyebutkan Pulau Selayar sebagai salah satu daerah tujuan perdagangan karena letaknya yang strategis untuk lalu lintas pelayaran dari timur ke barat dan sebaliknya.

Selain itu, terdapat pula kepercayaan di masyarakat bahwa nekara yang terdapat di Selayar dan Vietnam merupakan pasangan "suami-istri". Gong nekara Selayar sebagai "suami" karena memiliki hiasan katak dan berukuran lebih besar. Sementara itu, nekara di Vietnam disebut sebagai istri karena tidak memiliki hiasan katak di bagian atasnya dan berukuran lebih kecil.

Bentuk Gong Nekara Selayar

Pada laman Pameran Virtual Kemdikbud Gong disebutkan bahwa Gong Nekara Selayar ini terbuat dari perunggu yang bentuknya menyerupai dandang terbalik, dengan luas lingkaran permukaan sebesar 396 cm persegi, luas lingkaran pinggang 340 cm persegi, dan tinggi 95 cm persegi.

Keunikan yang dimiliki Gong Nekara Selayar ini adalah adanya motif flora dan fauna terdiri dari gajah 16 ekor, burung 54 ekor, pohon sirih 11 buah, dan ikan 18 ekor. Sementara itu, di permukaan gong bagian atas terdapat 4 arca berbentuk kodok dengan panjang 20 cm dan di samping terdapat 4 daun telinga yang berfungsi sebagi pegangan.

Pada bidang pukulnya terdapat hiasan geometris. Demikian pula pada bagian tengah gong terdapat garis pola bintang berbentuk 16. Nekara secara vertikal terdiri atas susunan kaki berbentuk bundar, seperti silinder, badan, dan bahu berbentuk cembung.

Gong Nekara Selayar berlokasi di kecamatan Bontoharu Kabupaten Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk menuju ke lokasi ini dapat dicapai dengan naik kapal very dari Bulukumba ke pulau Selayar sekitar 4 jam.




(alk/hsr)

Hide Ads