Kalla melaksanakan penanaman ribuan bibit pohon mangrove di kawasan pesisir Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). Kegiatan ini merupakan salah satu project Corporate Social Responsibility (CSR) binaan Kalla bertajuk Aksi Mangrove Lestari.
Kalla sebelumnya sukses meraih 28 ribu Bibit Pohon dalam carbon offset program selama perhelatan event KYF 2024 beberapa waktu lalu. Selama proses penanaman, tidak hanya internal Kalla yang terlibat, tetapi juga melibatkan kelompok nelayan binaan dan masyarakat pesisir di wilayah tersebut.
![]() |
Corporate Communication & Sustainability Senior Department Head Kalla, Nadya Tyagita mengatakan, Kalla kembali melanjutkan carbon offset program yang telah dikampanyekan selama Kalla Youth Fest 2024 awal September lalu melalui penanaman mangrove. Hal ini sekaligus sebagai upaya memperkuat komitmen Kalla dalam mengintegrasikan prinsip berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program ini dirancang untuk menanggulangi dampak perubahan iklim, menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir, dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar," ujar Nadya Tyagita dalam keterangannya, Jumat (6/12/2024).
Menurutnya, mangrove dikenal sebagai salah satu tanaman paling efektif dalam menyerap karbon. Menanam ribuan bibit mangrove di kawasan pesisir yang dikelola, Kalla tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon, tetapi juga mendukung keseimbangan ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.
"Kami percaya bahwa setiap langkah kecil, seperti menanam mangrove, akan berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan. Program ini sejalan dengan visi misi Kalla untuk berkontribusi aktif dalam membangun bangsa melalui komitmen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan," lanjut Nadya Tyagita.
Nadya menurutkan, Kalla berharap program ini dapat menjadi contoh bagaimana prinsip ESG dapat diimplementasikan secara menyeluruh, menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan pelestarian lingkungan. Selain itu, agar masyarakat desa binaan menjadi mandiri secara ekonomi, mampu menjaga kelestarian lingkungan, dan terus berkolaborasi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.
"Program desa binaan ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Kami percaya, kolaborasi adalah kunci untuk keberlanjutan," tutup Nadya Tyagita.
Seperti diketahui, sejak tahun 2022 Kalla telah melaksanakan program desa binaan di kawasan pesisir Kelurahan Tekolabbua, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkep, untuk mendorong pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan. Hingga tahun 2024, Kalla telah menanam lebih dari 40.000 bibit mangrove di kawasan pesisir binaannya. Sementara untuk bibit mangrove yang telah dihasilkan kurang lebih 130.000 bibit mangrove.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Sejahtera Kelurahan Tekolabbua, Hamzah mengatakan, dalam program ini masyarakat diberikan pelatihan intensif tentang pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan mangrove. Menurutnya, upaya ini tidak hanya meningkatkan keterampilan warga tetapi juga membuka peluang ekonomi baru melalui kegiatan berbasis lingkungan.
"Penyediaan polybag untuk pembibitan mangrove, membuat masyarakat dapat memulai pembibitan skala kecil yang berpotensi menjadi usaha produktif," tutur Hamzah.
Selain itu, Kalla turut memfasilitasi pembangunan rumah atau pondok kerja yang berfungsi sebagai tempat untuk mendukung kegiatan operasional pembibitan dan pelatihan. Pondok kerja ini juga menjadi simbol kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.
(ata/sar)