Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat ekspor Sulsel sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024 terjadi penurunan sebesar 6,81% dibandingkan periode yang sama pada 2023 lalu. BPS Sulsel juga mengungkap komoditas nikel masih menjadi penopang utama ekspor Sulsel.
"Bila kita lihat Januari sampai Agustus (2024 dibanding 2023) terjadi penurunan sebesar 6,81% (dari USD 1,481.17 miliar menjadi USD 1,380.30 miliar)," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam pemaparan berita resmi statistik BPS Sulsel, Selasa (1/10/2024).
Kendati demikian, Aryanto mengungkapkan pada Agustus 2024 ekspor Sulsel mencapai USD 194,86 juta, mengalami peningkatan sebesar 12,21% dibandingkan Juli 2024 (USD 173,66 juta). Selain itu, dibandingkan Agustus 2023, nilai ekspor juga naik 3,62% dari USD 188,05 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aryanto menuturkan lima kelompok komoditas utama yang diekspor pada Agustus 2024 meliputi nikel (43,79%), besi dan baja (23,61%), biji-bijian berminyak (7,82%), ikan dan udang (6,76%), serta kakao atau cokelat (5,73%). Kemudian, untuk negara tujuan ekspor pada Agustus 2024, Jepang ada di posisi teratas, disusul Tiongkok, Malaysia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
"Kalau kita lihat komoditas, pertama adalah nikel. Disusul kemudian besi dan baja, kemudian biji-bijian berminyak, ikan dan udang, dan terakhir adalah kakao," ucapnya.
BPS Sulsel juga mencatat impor Sulsel pada Agustus 2024 sebesar USD 117,10 juta, meningkat 15,03% dari Juli 2024 (USD 101,80 juta), dan naik 41,21% dibandingkan Agustus 2023 (USD 82,93 juta). Lima negara pengimpor terbesar pada Agustus 2024 antara lain Brasil (18,53%), Tiongkok (16,70%), Australia (9,06%), Ukraina (7,98%), dan Singapura (7,92%).
Komoditas yang paling banyak diimpor adalah gandum-ganduman (28,85%), gula dan kembang gula (18,53%), bahan bakar mineral (17,32%), mesin-mesin atau pesawat mekanik (16,33%), serta olahan makanan hewan (6,48%). Pelabuhan Makassar tercatat sebagai pelabuhan dengan aktivitas impor terbanyak, mencapai USD 98,42 juta atau 84,05% dari total nilai impor bulan Agustus 2024.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulsel Since Erna Lamba menambahkan secara kumulatif neraca perdagangan Sulsel pada Agustus 2024 mengalami surplus sebesar USD 77,76 juta atau setara dengan Rp 1,18 triliun.
"Neraca perdagangan Sulawesi Selatan di bulan Agustus 2024 mengalami surplus," tuturnya.
(ata/asm)