Nelayan di Kaltim Keluhkan Pertalite Langka-Harga Tembus Rp 18 Ribu Per Liter

Kalimantan Timur

Nelayan di Kaltim Keluhkan Pertalite Langka-Harga Tembus Rp 18 Ribu Per Liter

Riani Rahayu - detikSulsel
Rabu, 02 Agu 2023 23:25 WIB
Herba (28), nelayan asal Kubar, Kaltim sedang mengisi BBM dan hendak melakukan perjalanan ke Kukar.
Foto: Herba (28), nelayan asal Kubar, Kaltim sedang mengisi BBM dan hendak melakukan perjalanan ke Kukar. (Riani/detikcom)
Kutai Barat -

Sejumlah nelayan di Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluhkan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang kini mencapai Rp 18 ribu per liter. Stok Pertalite juga kurang dan sulit didapatkan.

"Kami beli BBM (Pertalite) itu ada yang Rp 17 ribu, ada yang Rp 18 ribu. Bahkan semakin ke hulu itu katanya ada yang sampai Rp 20 ribu," ujar seorang nelayan bernama Herba (28) saat ditemui, Rabu (2/7/2023).

Herba merupakan warga Kampung Pulau Lanting, Kecamatan Jempang. Saat berada di rumahnya, beberapa nelayan lainnya ikut berkumpul mengeluhkan hal serupa pada Rabu (3/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami di sini mayoritasnya nelayan semua, dapat BBM harganya gak menentu, tapi sekarang mulai susah, langka," katanya.

"Itu pun kalau dapat kadang ambilnya di Jantur, Kabupaten Kukar kadang ambil di darat. Itu pun dapatnya harga Rp 15 ribu juga," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Herba menuturkan kenaikan harga dan kelangkaan Pertalite membuat nelayan merugi. Modal untuk pergi menangkap ikan hanya habis untuk membeli bahan bakar.

"Jadi gak balik modal, pendapatan berapa. Malah habis di BBM saja," tuturnya.

Kelangkaan dan harga tak menentu BBM ini pun turut dirasakan warga Muara Muntai, Kutai Kartanegara (Kukar). Ketua Komisi II DPRD Kukar Sopan Sopian juga membenarkan hal tersebut.

"Betul, harganya mahal. Ini saja sekarang agak sulit (didapat). Kebetulan sudah koordinasi dengan Pertamina. Mereka minta untuk dibuatkan tempat untuk pengisian ini dulu baru bisa mendistribusikan," jelas Sopan.

Pihaknya pun akan mengkoordinasikan hal ini kepada pihak Pertamina. Sopian berharap permasalahan itu bisa segera diatasi.

"Tentunya ini akan kami koordinasikan ke Pemkab agar tempat pengisian BBM ini dibuatkan, dan diminta agar tempatnya aman dan tidak membahayakan masyarakat juga," paparnya.

Sementara Area Manager Communications, Relation & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Arya Yusa Dwicandra menyampaikan ada kemungkinan nelayan membeli BBM di pengecer. Arya beralasan stok BBM di wilayah Kukar justru sudah mencukupi.

"Stok BBM di wilayah Kukar sebenarnya sudah mencukupi. Namun karena keterbatasan sarana penyalur seperti SPBU Nelayan atau APMS di daerah sana sehingga banyak nelayan yang harus membeli dengan jarak cukup jauh. Harga di APMS sama dengan SPBU. Kalau ada harga di atas itu kemungkinan besar membeli di pengecer," kata Arya.

Pihaknya pun mempertimbangkan untuk membangun SPBU Nelayan untuk memperluas pelayanan. Rencana ini juga akan dibahas bersama pemerintah setempat.

"Kalau dari kami tentu akan mendukung keputusan terbaik. Karena memang kewenangan Pertamina hanya terbatas pada penyaluran di lembaga penyalur eksisting. Untuk penambahan lembaga penyalur kami akan terus berkoordinasi dengan pemda dan calon mitra usaha yang berminat," pungkasnya.




(sar/sar)

Hide Ads