Ini Alasan Pemerintah RI Tak Subsidi Mobil Hybrid

Ini Alasan Pemerintah RI Tak Subsidi Mobil Hybrid

Tim detikOto - detikSulsel
Jumat, 17 Mar 2023 22:40 WIB
Toyota resmi meluncurkan Kijang Innova Zenix Hybrid. Tambahan nama Zenix membuat mobil ini berubah total. Lalu, seperti apa test drivenya?
Kijang Innova Zenix Hybrid. (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Pemerintah Indonesia memberikan bantuan subsidi untuk sebagian merek mobil listrik, khususnya yang menyasar mobil battery electric vehicles (BEV). Sementara mobil hybrid dan plug in hybrid tidak mendapat skema bantuan pemerintah.

Dilansir dari detikOto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menjelaskan alasan memberikan subsidi pada mobil listrik ini untuk menggoda pabrikan berinvestasi di Nusantara.

"Jadi kita ini sekarang kenapa memberikan bantuan pemerintah untuk membangun percepatan pembangunan ekosistem EV di Indonesia, kita melihat ada beberapa negara yang melakukan benchmarking sebagai kompetitor contohnya semua negara yang cukup memberikan insentif yang banyak sehingga kita harus mempunyai policy atau regulasi yang bisa kompetitif dari mereka," ujar Agus di Gaikindo Jakarta Auto Week, JCC Senayan, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harapkan dengan adanya percepatan pembangunan ekosistem EV akan menarik investasi, investasi kita sudah banyak bicara dengan beberapa pihak mereka menunggu regulasi apa yang menurut mereka lebih kompetitif daripada masuk negara lain," sambung Agus.

Agus juga menjelaskan alasan mobil hybrid tidak mendapatkan bantuan. Ia mengatakan mobil hybrid bukan ekosistem.

ADVERTISEMENT

Sementara tujuan dari insentif terbaru adalah menggoda pabrikan untuk melakukan investasi, terutama karena Indonesia memiliki ekosistem baterai yang dibutuhkan oleh mobil listrik.

"Hybrid ini bukan ekosistem, kita punya ekosistem baterai, nikel. Jadi itu yang mau kita dorong," tambah dia.

Peminat Mobil Listrik Masih Minim

Sementara Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan penjualan mobil listrik masih kecil dari total penjualan mobil di Indonesia. Dia menargetkan angka penjualan tembus ratusan ribu unit.

Airlangga membeberkan penjualan otomotif nasional mencapai 1.048.040 unit pada tahun 2022. Tapi penjualan mobil listrik baru 10.180 unit.

"Dari 1 juta mobil listriknya hanya 10 ribu, ini menjadi tantangan bagaimana kita menargetkan angka ratusan ribu mobil listriknya bisa tercapai," ujar Airlangga di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (10/3).

Target itu sejalan dengan langkah pemerintah dengan memberikan bantuan pembelian kendaraan listrik yang efektif berlaku pada 20 Maret 2023. Meski demikian dia belum merinci bagaimana teknis untuk subsidi mobil listrik, yang diketahui baru menyasar dua merek yakni Wuling dan Hyundai.

"Ini sebagai langkah awal untuk meningkatkan keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat terhadap kendaraan listrik yang lebih luas, serta memacu perkembangan industri otomotif energi baru," sambung dia.




(urw/alk)

Hide Ads