Aplikasi Meeting Zoom akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 1.300 karyawannya. Gaji CEO juga dipotong hingga 98 persen.
Dilansir detikFinance, Zoom telah mengumumkan akan memangkas 1.300 karyawannya melalui postingan blog di situs web perusahaan. Jumlah tersebut setara dengan 15% dari total karyawan yang ada.
CEO Zoom, Eric Yuan mengatakan, saat ini dunia terus menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah pandemi COVID-19, sehingga perusahaannya juga perlu untuk beradaptasi dengan ketidakpastian ekonomi global yang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat situasi pandemi Zoom mengalami puncak kejayaan. Hal tersebut terjadi karena saat itu orang-orang dipaksa bekerja dari rumah dan beralih ke perangkat lunak untuk melakukan pertemuan lewat video, agar urusan pekerjaan tetap bisa dijalankan bersama teman kantor, kolega kerja, hingga keluarga.
Yuan melakukan PHK karena pihaknya telah melakukan kesalahan kecil yang berdampak besar, yaitu tidak memikirkan bisnis secara jangka panjang.
"Kami bekerja tanpa lelah dan menjadikan Zoom lebih baik bagi pelanggan dan pengguna kami. Tapi kami juga melakukan kesalahan. Kami tidak menghabiskan waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, menuju prioritas tertinggi," kata Yuan.
Dari apa yang telah dilakukan, maka itu akan mempengaruhi setiap organisasi yang ada di Zoom. Namun, para karyawan yang terdampak akan tetap ditawari gaji hingga 16 minggu dan juga perlindungan perawatan kesehatan.
Baca juga: Google PHK 12 Ribu Pegawai Secara Global |
Sebagai bentuk rasa tanggung jawab, Yuan juga memangkas gajinya sendiri sebesar 98% di tahun fiskal mendatang. Tidak hanya itu, dia juga melepaskan bonus perusahaan di tahun 2023.
"Sebagai CEO dan pendiri Zoom, saya bertanggung jawab atas kesalahan ini dan tindakan yang kami ambil hari ini- dan saya ingin menunjukkan tanggung jawab tidak hanya dengan kata-kata tetapi juga dengan tindakan saya sendiri," ungkapnya.
(alk/alk)