Perum Bulog Kantor Wilayah Maluku dan Maluku Utara mendatangkan 7.000 ton beras dari Jawa Timur (Jatim). Beras tersebut untuk stok yang akan bertahan selama empat bulan.
"Ada sekitar 7.000 ton dalam perjalanan mau masuk itu beras," ungkap Manager Supply Chain Pelayanan Publik (SCPP) Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara, Arwiyati Ridwan kepada wartawan, Senin (6/2/2023).
Arwiyati menjelaskan, 7.000 ton beras dari Jatim itu akan didistribusikan ke sejumlah daerah. Dia mengklaim beras tersebut bertahan selama 4 bulan dengan asumsi 1 bulan untuk 1.000 ton beras
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maluku nanti 4.000 ton, 3.000 ke Ternate (Maluku Utara) dan Kota Tual. Kalau untuk ketersediaan diperkirakan 1.000 per bulan masih bisa bertahan 4 bulan. Kalau habis minta lagi," paparnya.
Arwiyati menambahkan, kebijakan mendatangkan beras dari Jatim lantaran stok beras sudah mulai menipis. Namun dia memastikan akan melakukan operasi untuk menstabilkan stok dan harga beras.
"Bukan juga mahal karena mungkin barang kurang di sini karena mahal itu menyebabkan inflasi makanya kalau mahal yang penting tugas Bulog menstabilisasi harga," tutur Arwiyati.
Pihaknya pun tidak tahu pasti jika ada kenaikan harga beras di wilayahnya. Namun Bulog akan melakukan penyesuaian untuk mengontrol harga di pasaran.
"Kalau Bulog tidak tahu, kenapa mahal kita tidak tahu. Karena Bulog stabilisasi harga kalau harga tinggi, Bulog turun," tambahnya.
Perum Bulog Maluku dan Maluku Utara juga secara berkala menggelar operasi pasar murah. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Senin dan Selasa.
"Kita langsung menyentuh masyarakat kita langsung ke konsumen tidak ada kasih distributor," tegasnya.
(sar/hsr)