Sejumlah analis memprediksi harga emas dunia melonjak tajam di tahun 2023. Bahkan, ada yang memproyeksi kenaikan harga emas tahun ini mencapai US$ 4.000 per troy ons atau sekitar 120% dari level saat ini.
Dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (3/1/202), proyeksi lonjakan harga emas yang ekstrem ini salah satunya disampaikan oleh Chief investment officer Swiss Asia Capital, Juerg Kiener. Hal tersebut disebut sebagai imbas resesi serta pelonggaran kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve.
"Emas tidak hanya akan naik 10-20% tetapi akan sangat tinggi. Harga emas bisa menembus US$ 2.500-4.000 per troy ons pada tahun depan (2023)," tutur Kiener, dikutip dari CNBC International.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, kenaikan suku bunga The Fed secara agresif pada 2022 lalu menyebabkan harga emas sempat ambruk.
Senada dengan Kiener, proyeksi ekstrem kenaikan emas ini juga dikeluarkan oelh salah satu Bank asal Denmark, Saxo Bank. Berdasarkan prediksi Saxo Bank, harga logam mulia akan tembus hingga US$ 3.000 per troy ons.
Analis Saxo Bank, Ole Hansen, memprediksi di tahun 2023 ini inflasi masih tinggi. Kondisi ini menyebabkan sejumlah negara juga akan menghadapi ketegangan politik yang berat. Ole juga menilai The Fed tidak akan menaikkan suku bunga setinggi 2022.
Sementara itu, analis senior Slatestone Wealth, Kenny Polcari memberikan prediksi yang berbeda dengan Kiener dan Hansen. Dia meyakini harga emas tidak akan melonjak hingga US$ 4.000.
Bahkan, dia memprediksi harga emas akan cenderung melemah dengan titik resistance ada di US$ 1.900 per troy on.
"Harga emas memang akan lebih baik dan Anda sebaiknya membeli emas dalam portofolio investasi. Namun, saya tidak melihat harganya akan melambung ke US$ 4,000," tutur Polcari, kepada CNBC International.
Proyeksi kenaikan emas tahun ini juga disampaikan Analis dari FXStreet, Arkadiusz Sieron. Dia pun tak menampik emas memang selalu melonjak setelah terjadi krisis ekonomi, namun dia menyebut kenaikannya hanya berkisar 20-30%.
Dia kemudian menyampaikan kenaikan tertinggi emas yang tercatat pernah pada periode 1973 pada periode stagflasi. Saat itu kenaikan harga emas mencapai 73%.
Bahkan, pada tahun 2007 saat Krisis Keuangan di Amerika, emas hanya naik 32%. Kemudian pada krisis pandemi COVID-19, kenaikan harga emas hanya sebesar 25%.
Harga Emas Antam di Tahun 2023
Harga emas dunia diproyeksi melonjak tajam di tahun 2023, lantas bagaimana harga emas antam di Indonesia?
Di awal tahun 2023, pada Senin (02/01/23), harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang Tbk atau emas Antam stagnan dari harga pada hari sebelumnya. Per Senin (2/11), harga emas di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung ukuran 1 gram tercatat berada di angka Rp 1.026.000 per gram.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam berada di angka Rp 926.000 per gram. Sama seperti harga emas, harga buyback ini stagnan dari harga perdagangan hari sebelumnya.
Adapun harga emas berdasarkan ukuran, yaitu:
0,5 gram: Rp 563 ribu
5 gram: Rp 4,9 juta
10 gram: Rp 9,75 juta
25 gram: Rp 24,26 juta
50 gram: Rp 48,45 juta
Namun saat ini produk emas antam yang tersedia hanya ukuran 0,5 dan 1 gram.
Sebelumnya sejumlah analis memprediksi harga emas bisa melonjak tajam pada tahun ini. Kenaikannya bahkan diproyeksi mencapai US$ 3.000 - 4.000/troy ons.
Jika harga emas naik menjadi US$ 3.000 per troy ons, artinya artinya kenaikannya mencapai 65% dari harga saat ini. Jika emas menembus US$ 4.000 per troy ons, maka artinya kenaikannya mencapai 119%
Jika prediksi tersebut benar terjadi, maka harga emas batangan di dalam negeri akan ikut melonjak tajam di tahun 2023 ini.
(urw/nvl)