Mendag Bantah World Bank Sebut Harga Beras RI Paling Mahal se-ASEAN

Mendag Bantah World Bank Sebut Harga Beras RI Paling Mahal se-ASEAN

Tim detikFinance - detikSulsel
Jumat, 23 Des 2022 15:58 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menghadiri Peluncuran Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia Economic Union (EAEU).
Foto: Dok. Kemendag
Makassar -

Menteri PerdaganganZulkifli Hasan membantah pernyataan Bank Dunia atau World Bank yang menyebut harga beras di Indonesia paling mahal se-ASEAN selama sepuluh tahun terakhir. Dia menuding data yang disampaikan World Bank tidak valid.

"Siapa bilang? enggak! Cek aja coba di Google, BPS Singapura tuh harga beras berapa. Berarti data World Bank nggak valid? ya saya nggak ngatain (data salah) tapi tidak ya (mahal) cek saja," ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu kepada wartawan di Bogor, seperti dilansir dari detikFinance, Jumat (23/12/2022).

Hal yang sama diungkapkan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Dia beranggapan mahal atau murahnya harga beras dapat dilihat dari tingkat daya beli masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beras itu bukan hanya semata-mata harganya. Tapi daya beli masyarakat. Yang penting itu daya beli masyarakat bisa," ucap Arief.

Lebih lanjut, Arief juga mengaku sudah memastikan harga beras di Indonesia bukan yang tertinggi se-ASEAN. Dia menambahkan, berapa pun harga beras, tidak menjadi masalah selama masyarakat masih bisa menjangkaunya.

ADVERTISEMENT

"Kemarin kita sudah konfirmasi bahwa harga beras kita itu tidak yang tertinggi di ASEAN," tuturnya.

Bank Dunia sebelumnya telah menyebutkan harga beras di Indonesia jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga beras di beberapa negara tetangga seperti Filipina, Vietnam, hingga Thailand. Hal itu menjadi salah satu pendorong kenaikan inflasi harga pangan domestik.

Bank Dunia mengatakan harga beras di Indonesia 28% lebih tinggi dari harga di Filipina. Harga beras ini bahkan disebut dua kali lipat lebih mahal dari harga di Vietnam, Kamboja, Myanmar dan Thailand.




(urw/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads