Sindiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap para menterinya soal tak diajak nyanyi-nyanyi dan makan-makan menyiratkan sejumlah makna. Berdasarkan analisis Pakar komunikasi politik Arif Susanto sindrian tersebut mengandung makna gurauan sekaligus kegusaran Jokowi.
"Iya dua-duanya (gusar dan gurau), kalau saya nggak melihat kelewat serius itu konteksnya sebelumnya mungkin, sebelum Pak Jokowi sampaikan pidato, ada Airlangga secara bergurau menyampaikan kemarin bahwa Sri Mulyani menyanyi dan suaranya bagus gitu," kata Arif Susanto dilansir dari detikNews, Rabu (21/12/2022).
Jokowi diketahui mengeluarkan pernyataan sindiran yang menyebut dirinya selalu menjadi rujukan bagi menterinya saat ada masalah. Tapi tidak pernah diajak makan-makan atau nyanyi-nyanyi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sindiran itu disampaikan Jokowi saat mengakhiri sambutannya yang disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, pada acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023, Rabu (21/12).
Peringatan Halus Bagi Para Menteri
Sindiran Jokowi ini dinilai Arif juga sebagai peringatan bagi para menterinya yang dinilai kurang membangun terobosan-terobosan dalam kebijakan. Hanya saja peringatan itu dibungkus halus dengan sebuah candaan.
"Kalau kita mau lihat dari apa yang sering disampaikan lewat pidato-pidatonya itu kan Jokowi kehendaki sebuah kabinet yang bekerja, tapi kalau misalnya menteri-menteri terus-menerus bertanya ke Presiden tentang apa yang harus dilakukan berarti kan menterinya kurang dalam membangun terobosan gitu, cuma cara sampaikannya yang dibungkus dengan candaan seperti itu tadi," ujar dia.
Arief melanjutkan, Jokowi sedang memberi peringatan pada menterinya tentang sense of crisis. Jika melihat ke belakang, ini bukan pertama kalinya Jokowi memperingatkan tentang kepekaan, kewaspadaan, dan kesiapsiagaan menghadapi krisis kepada para menterinya.
"Tapi esensi pesannya bahwa Pak Jokowi sebenarnya sedang ingatkan tentang sense of crisis, kalau mau diseriusin, ini bukan pesan pertama kalinya Pak Jokowi singgung soal sense of crisis-nya para menteri," lanjutnya.
Simak Jokowi tegur halus agar tak ada gesekan politik di halaman berikutnya...
Jokowi Tegur Halus Agar Tak Ada Gesekan Politik
Adapun pernyataan Jokowi soal tidak diajak senang-senang ini menurut Arif juga terkesan ambigu. Dia mengaitkan kultur Jawa yang melekat pada Jokowi di mana menyampaikan teguran secara tidak langsung. Hal ini dinilai untuk menghindari gesekan kepentingan politik dengan para menterinya
"Memang ambigu, kalau ini dilihat sebagai khas Jawa mungkin ada tapi not completely karena kultur Jawa-nya, tapi completely karena itu. Saya kira kita juga harus menimbang bahwa selain persoalan latar belakang kultur Jawa itu tadi, kita harus menimbang bahwa latar belakang kultur politik yang berkembang dalam relasi antarelite, ini kan elite ini pada satu sisi bekerja sama, tapi pada sisi lain mereka bersaing," jelasnya.
"Tapi persoalannya gimana persaingan ini tidak buat peluang kerja sama itu jadi runtuh, di situ kemudian muncul model-model komunikasi Pak Jokowi, jelas Pak Jokowi nggak mungkin menegur secara keras di depan publik gitu ya, tapi membiarkan juga akan membuat grid kekuasaan Jokowi jadi melemah, jadi memainkan strategi di tengah kultur politik semacam itu menjadi tepat kalau menggunakan model-model sindiran yang memang kita kenal kuat dalam tradisi Jawa. Jadi ketemu antara kebutuhan politik dengan latar budaya tadi itu," lanjut dia.
Sindiran Jokowi ke Menteri
Saat membawakan sambutan Jokowi awalnya berbicara mengenai situasi dunia yang disebut tidak akan gampang. Jokowi kemudian membahas kondisi perekonomian Indonesia dan menekankan pentingnya hilirisasi dan energi hijau.
"Tadi sudah saya sampaikan hilirisasi, energi hijau, ini menjadi kunci. Ke depan, saya sudah minta strategi hilirisasi ini harus dibuat dalam ekosistem besar, apa, didukung energi hijau yang murah. Ini akan menjadi produk premium yang kita akan bisa bersaing dengan negara-negara lain," ujar Jokowi.
Menurutnya salah satu kunci dalam penerapan energi hijau adalah harus murah. Jokowi mengatakan energi hijau yang mahal tak akan berarti apa-apa.
"Karena yang namanya hydropower mestinya, misal di Sungai Kayan, Sungai Mambramo misalnya, hitung-hitungan yang saya pakai, kalkulator yang saya pakai, nggak tahu mungkin berbeda dengan kalkulator yang Bapak-Ibu pakai, bisa mencapai harga USD 2-4 sen, yang jauh di bawah batu bara. Kalau sungai-sungai yang lain kita lakukan hal sama, inilah sebetulnya kekuatan besar kita," beber Jokowi.
Selanjutnya Jokowi menjelaskan hilirisasi dan energi hijau merupakan kekuatan Indonesia. kendati begitu, Jokowi menyebut itu harus didukung oleh pelaksanaan yang baik.
"Dua hal tadi, hilirisasi kemudian didukung energi hijau. Sulitnya adalah pelaksanaan. Tapi yang pusing-pusing biasanya diberikan kepada saya," ujar Jokowi.
Setelah itu barulah Jokowi bercerita soal menteri-meneteri yang kerap datang ketika ada masalah. Dia menyindir dirinya tidak pernah diajak saat ada acara nyanyi-nyanyi dan makan-makan.
"Kalau yang masalah, yang problem, menteri-menteri itu mesti menghadap saya. Tapi yang enak-enak, kayak kemarin nyanyi-nyanyi, makan-makan, tidak pernah mengajak saya," ujar Jokowi disambut tawa peserta yang hadir.