Nelayan di Lembang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluhkan biaya melaut yang naik hingga 50% imbas kenaikan harga BBM. Kondisi tersebut diperparah dengan terbatasnya stok BBM jenis solar.
"Naik Rp 500 ribu. Dulu sekali melaut kita hanya siapkan Rp 1 juta untuk beli solar sudah cukup," kata perwakilan nelayan Tosalili Mamuju Nasry kepada detikcom, Rabu (7/9/2022).
Nasry menambahkan kenaikan harga BBM bukan menjadi satu-satunya masalah bagi para nelayan Tosalili Mamuju. Pasalnya stok solar yang dibutuhkan para nelayan juga juga terbatas mengakibatkan mereka tidak dapat melaut dalam beberapa hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah naik harganya langka juga, baru kita kalau tidak melaut tidak ada pemasukan. Ini sudah 2 hari kita tidak melaut tidak ada solar," ujarnya.
Permasalahan yang dihadapi nelayan diakui Nasry semakin besar sejak harga baru BBM ditetapkan. Kini para nelayan juga harus memutar otak untuk mendapat keuntungan dari hasil tangkapan.
"Pasti berpengaruh (kenaikan BBM) apalagi kalau musim ikan, pasti murah dijual ikan. Baru kita berkelompok di sini, harus dibagi-bagi hasilnya, semakin berkurang lagi (penghasilan) yang didapat dari sebelumnya" jelasnya.
Nasry juga menyayangkan sikap pemerintah yang tiba-tiba menaikkan harga BBM di tengah berbagai persoalan. Apalagi nelayan di Mamuju sendiri disebutnya masih menaruh harapan ke Pj Gubernur persoalan pengerukan wilayah parkir kapal dan pengurusan surat-surat.
"Tiba-tiba juga ini pemerintah kasih naik harga solar, sementara kita saja di sini (Mamuju) masih banyak (masalah) belum selesai. Kemarin baru kita ketemu sama gubernur sampaikan keluhan," ungkapnya.
Ia berharap pemerintah bisa memperhatikan nasib nelayan. Apalagi kenaikan harga BBM akan memengaruhi semua sektor.
"Nelayan, petani termasuk pedagang pasar kena imbas semua pasti dari harga BBM naik. Semakin sulit mi lagi harusnya diperhatikan ki," pungkasnya.
(alk/nvl)