Sejumlah masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan hingga pedagang di Sulawesi sini meratapi hidupnya yang kian susah usai pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM baru-baru ini. Mereka yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut serta menjajakan dagangannya terus memutar otak di tengah lonjakan harga BBM yang berdampak langsung pada penghasilan mereka.
Di tengah situasi sulit ini, para nelayan hingga pedagang merasa kesulitan sebab naiknya biaya operasional membuat penghasilan mereka kian tak menentu. Melonjaknya harga BBM menjadikan biaya operasional juga meningkat, sehingga penghasilan mereka yang tidak seberapa pun menurun.
Selain itu, lonjakan harga BBM yang juga berdampak pada harga kebutuhan pokok secara tidak langsung menurunkan daya beli masyarakat. Sejumlah pedagang hingga nelayan mengaku merasa serba salah untuk menaikkan harga dagangan serta hasil tangkapannya. Namun, di sisi lain mereka juga perlu menyesuaikan kenaikan harga untuk bisa tetap menyambung hidup.
Pedagang Keliling di Polman Rela Potong Keuntungan Penjualan
Salah satu yang merasakan langsung dampak lonjakan harga BBM ini adalah pedagang, khususnya pedagang keliling. Tingginya biaya operasional menjadikannya semakin kesulitan menentukan harga kebutuhan pokok yang dijajakan.
Seorang pedagang keliling bernama Dama di Polman Sulawesi Barat (Sulbar) mengaku enggan menaikkan harga dagangannya meski harga BBM melonjak drastis. Dia lebih memilih memotong keuntungan agar dagangannya tetap dibeli oleh para konsumen.
"Kalau barang jualan tetap sama harganya, daripada nanti kalau dikasih naik (harga), kasihan karena pelanggan lari," kata Dama kepada wartawan di kompleks pasar Ikan Wonomulyo, Senin pagi (5/9).
Selain itu, Dama juga mengurangi jumlah kebutuhan yang dijual kepada warga. Hal itu terpaksa dilakukan Dama agar bisa tetap bertahan hidup meski hal itu membuat penghasilannya kian menipis.
"Ya kita harus pintar-pintar, contohnya ikan, kalau dulu dijual bisa dapat tujuh ekor, dikurangi menjadi lima ekor saja," ungkap pria yang mengaku berjualan keliling di Kecamatan Polewali.
"Kesulitan, tapi mau bagaimana, lebih baik keuntungan menipis. Karena kalau dinaikkan harga, orang kampung lari ke penjual lain yang menawarkan harga lebih murah," imbuhnya.
Selanjutnya, nelayan di Parepare keluhkan BBM mahal dan langka...
(urw/hmw)