Cabai S2 Enrekang Jadi Komoditi Unggul, Kini Diminati hingga Mancanegara

Cabai S2 Enrekang Jadi Komoditi Unggul, Kini Diminati hingga Mancanegara

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Rabu, 24 Agu 2022 22:56 WIB
Varietas lokal cabai Salo Dua (S2) asal Kabupaten Enrekang
Varietas lokal cabai Salo Dua (S2) asal Kabupaten Enrekang (Foto: Rachmat Ariadi)
Enrekang -

Varietas lokal cabai Salo Dua (S2) asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) kini menjadi komoditi unggul dan mendapat sertifikat varietas lokal dari Kementerian Pertanian RI. Komoditas cabai S2 ini juga sudah diekspor hingga ke berbagai negara.

"Betul, cabai S2 Enrekang sudah mendapatkan pengakuan varietas tanaman lokal dari Kementerian Pertanian RI. Kalau sudah ada sertifikat ini komoditas cabai S2 tidak bisa lagi dicaplok daerah lain," kata Ketua Lembaga Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Laskar Pelangi Enrekang, Benny Arman kepada detikSulsel, Rabu (24/8/2022).

Menurut Benny, cabai S2 memiliki sejumlah keunggulan yang membuat membuat cabai ini banjir peminat. Saat ini cabai S2 sudah dipasarkan di 17 Provinsi dan 70 Kabupaten dan Kota di Indonesia, cabai ini juga sudah mulai diekspor ke beberapa negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Arab Saudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya karena ketahanannya cukup lama jadi banyak peminat. Itu sudah dipasarkan di 17 Provinsi dan 70 Kabupaten dan Kota di Indonesia. Diekspor juga di negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, menyusul Arab Saudi," beber Benny.

Benny juga mengungkapkan hal yang menjadi keunggulan cabai S2 yaitu rasanya yang sangat pedas, serta bisa bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama usai panen dibandingkan cabai pada umumnya. Selain itu, cabe ini juga cukup unik karena berwarna ungu saat masih muda.

ADVERTISEMENT

Dengan keunggulan yang dimiliki, cabai S2 ini dibanderol dengan harga yang cukup mahal, yakni Rp 43 ribu per kilogram dibanding komoditas cabai lain.

"Rasanya pedas dari cabai lain. Kalau cabai biasanya itu warna hijau kalau masih muda, nah S2 ini berwarna ungu, kemudian ketahanannya lama sampai 2 hingga tiga minggu jadi tidak mudah busuk. Harganya beda pasti, per hari ini sekitar Rp 43 ribu per kilonya, kalau cabai biasa hanya Rp 23 ribu per kilo," ungkap Benny.

Sayangnya, produktivitas cabai S2 di Kabupaten Enrekang masih cukup rendah, petani di Enrekang khususnya di Kecamatan Maiwa, hanya memanen 6 hingga 7 ton cabai S2 per harinya. Jumlah ini menurut Benny belum memenuhi kebutuhan pasar nasional hingga internasional.

"Bisa dibilang masih kurang, karena permintaan pasar untuk cabai ini cukup tinggi. Sementara petani hanya bisa memproduksi 6 hingga 7 ton cabai per harinya. Makanya kita dorong petani di Enrekang untuk menanam cabai ini, karena keuntungannya lumayan, bisa dapat Rp 7 juta per minggunya," jelas Benny.

Sementara itu, Bupati Enrekang Muslimin Bando merespon baik terbitnya sertifikat varietas tanaman lokal dari Kementerian Pertanian RI untuk cabai S2 Enrekang. Dia pun akan mendorong peningkatan produktivitas cabai S2 di Enrekang.

"Produktivitas cabai ini harus ditingkatkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan adanya ini pasti akan membuat petani juga sejahtera," ungkapnya.




(urw/sar)

Hide Ads