Terang Bohlam dari PLN Dongkrak Penghasilan Petani Buah Naga di Sinjai

ADVERTISEMENT

Terang Bohlam dari PLN Dongkrak Penghasilan Petani Buah Naga di Sinjai

Jihaan Khoirunnisa - detikSulsel
Selasa, 09 Agu 2022 15:19 WIB
PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) memberikan bantuan senilai Rp 70 juta dalam bentuk 500 bohlam kepada petani.
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) memberikan bantuan senilai Rp 70 juta dalam bentuk 500 bohlam kepada petani. Bantuan tersebut dalam rangka mendorong produktivitas petani buah naga di Desa Sukamaju, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai.

Adapun pemberian bantuan bohlam merupakan program PLN yang bertajuk 'Cahaya untuk Sang Naga' sebagai upaya untuk mendorong Electrifying Agriculture. Diketahui, Kabupaten Sinjai menjadi salah satu dari sekian banyak wilayah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai lokasi untuk berkebun buah naga.

Salah satu petani yang ikut merasakan manfaat bantuan bohlam dari PLN yaitu Lukman. Warga Desa Sukamaju, Kecamatan Tellulimpoe itu mengatakan dirinya memiliki kebun buah naga seluas 1 hektare yang menjadi tumpuan ekonomi keluarga.

Menurut Lukman, saat musim panen yang berlangsung Oktober sampai April setiap tahun, biasanya ia memanen hingga 5 ton buah naga setiap bulan, yang dijual dengan harga sekitar Rp 10 ribu per kilogram (kg). Hasil buah naga itu ia antarkan sendiri ke Kota Makassar untuk dijual, yang selanjutnya akan dikirim ke Malaysia.

"Musim panen raya itu mulai Oktober sampai April, saat panen setiap bulan bisa dapat 5 ton. Saya antar sendiri ke Makassar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (9/8/2022).

Kendati demikian, saat musim panen usai kebun buah naga miliknya tidak produktif. Sehingga sumber penghasilan utamanya pun terhenti. Karena itu, dia merasa bersyukur berkat bantuan dari PLN, kini sebagian kebun buah naganya diterangi dengan bohlam.

Diakui Lukman, ia biasa menerangi kebun buah naga miliknya sekitar 8 hingga 9 jam per hari selama 20 hari setiap bulan, yaitu pada periode Mei hingga Agustus setiap tahun saat musim panen usai. Selama periode tersebut dia membayar biaya listrik senilai Rp12 juta.

Kini, dengan bantuan ratusan bohlam yang diberikan PLN, Lukman mengaku bisa panen buah naga hingga empat kali di luar musim dan mendapatkan cuan berlipat. Sebelum mendapatkan bantuan bohlam, panen hanya bisa mencapai 200 kg di luar musim puncak dengan pendapatan maksimal Rp 4 jutaan saja.

"Per kilo harga buah naga lebih mahal di luar musim karena produksi kurang. Hanya saya saja yang bisa panen karena pakai bohlam. Harganya bisa sampai Rp 20 ribu ke atas. Sedangkan kalau musim hanya Rp 10 ribuan saja," jelasnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan satu kali panen bisa menghasilkan 500 hingga 700 kilogram buah naga dengan pendapatan sekitar Rp 10 juta hingga 14 juta lebih. Sehingga total yang Lukman peroleh mencapai Rp 40 juta hingga Rp 56 juta. Dengan pendapatan tersebut dia pun dapat membiayai anak pertamanya hingga lulus S2 di Kota Makassar.

(akn/ega)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT