Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Amanna Gappa mengungkapkan belum ada rencana perubahan desain kereta api segmen Makassar. Dia menilai usulan pembangunan rel dengan desain melayang sepertinya belum memungkinkan.
"Jadi apa yang disampaikan oleh pak wali (Danny Pomanto) seperti yang pernah disampaikan oleh pak menteri (Budi Karya Sumadi) sepertinya kondisinya belum memungkinkan (rel melayang)," ungkap Andi Amanna Gappa kepada detikSulsel, Sabtu (25/6/2022).
Andi mengatakan perubahan desain menjadi soal baru anggarannya akan membengkak. Jika melayang, anggarannya bisa mencapai Rp 1,6 triliun sementara perencanaan dengan desain lama hanya butuh Rp 600 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada memang perubahan mengenai desain itu ke atas (elevated rail) karena harus dipahami anggarannya cukup besar dan sepertinya kita punya keterbatasan ruang fiskal," bebernya.
Saat ini, untuk pengerjaan di rute Maros-Barru disebutnya sudah hampir rampung. Pengerjaan di Pangkep disebutnya sudah mendekati 95%. Kemudian wilayah Maros sekitar 85%.
"Masih on the track. Saya sih berharap target beroperasi tahap pertama bisa berjalan di Oktober. Belum Makassar-Parepare. Baru dari Maros sampai Barru," jelasnya.
Saat ini untuk rencana pengoperasian kereta api nanti sudah dalam tahap tender. Penyedia sarana jasa kereta api termasuk kereta apinya.
"Kalau kita tanya kira-kira model seperti apa, kurang lebih modelnya seperti di Padang, kereta railbus. Dia bukan KRL ya. Kalau KRL itu rel listrik," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, proyek kereta api segmen Makassar sepakat ditunda tahapannya sementara. Ini terjadi lantaran penetapan lokasi dan kepastian desain masih belum ada kepastian.
"Kita semua bersepakat, pak Wali kota juga sepakat. Kita tunda sedikit (kelanjutan terkait KA Makassar). Selanjutnya ini keputusan kembali pada Kementerian Perhubungan (Kemenhub)," ungkap Sekprov Sulsel Abdul Hayat kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (21/6).
Menurut Hayat penundaan ini karena sejumlah faktor. Masih ada pemilik lahan keberatan dengan jalur kereta api yang direncanakan. Sehingga jalur kereta segmen Makassar memang belum ditetapkan.
"Iya (bermasalah), di empat titik (lahan). Ditambah lagi tadi ada juga arahan Wali kota jadi pertimbangan kuat kita menentukan akan ada rapat lagi," jelas Hayat.
(tau/hmw)