Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) lebih selektif menangani sejumlah proyek infrastruktur jalan tahun ini. Fokus penanganan ruas yang punya dampak ke aktivitas ekonomi.
"Kita tetap ada bantuan keuangan ke kabupaten/kota untuk penanganan jalan. Namun untuk ruas yang bisa mendorong pariwisata, pertumbuhan kawasan ekonomi baru dan sebagainya," ungkap Kepala Bappelitbangda Sulsel, Andi Darmawan Bintang kepada detikcom, Selasa (15/2/2022).
Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2020 sebesar -0,70 % Kemudian pada 2021, ekonomi tumbuh 4,65 %. Sementara tahun ini, ditargetkan ekonomi bertumbuh di kisaran 4,62 % hingga 5,98 %.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga tahun ini dan tahun depan, Pemprov Sulsel akan fokus pada penanganan jalan yang menjadi kewenangan provinsi. Terutama untuk ruas jalan yang masuk kategori lalu lintas harian rata-rata (LHR) tinggi.
"Kita ada target tingkat kemantapan jalan provinsi. Masih sedikit di bawah target makanya ini yang kita kejar dahulu," jelasnya.
Ada beberapa kawasan yang menjadi prioritas penanganan seperti di Selayar, kawasan Ajatappareng terutama di jalan wilayah Pinrang, Sidrap, Enrekang dan sekitarnya.
"Ada juga di arah Selatan seperti Bulukumba dan sekitarnya. Intinya jalanan yang punya dampak ke ekonomi, pariwisata, sosial bila sudah mulus akan diprioritaskan," jelasnya.
Sementara untuk proyek jalan di kawasan terisolir seperti Seko tetap akan dilanjutkan. Namun proyeknya lebih fokus penguatan badan jalan. Apalagi di sisi tebing kiri kanan jalan rawan longsor.
"Jadi penguatan tebing dan bahu jalan dahulu. Bertahap dilakukan. Termasuk pengerasan jalan. Nanti belakangan baru dilakunan pembetonan atau pengaspalan," tuturnya.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, menjelaskan proyek infrastruktur tahun ini fokus pada penanganan jalan yang menjadi kewenangan dan masuk dalam kategori LHR tinggi. Apalagi menjadi permintaan masyarakat.
Misalnya ruas jalan Pekkae-Takkalala (Soppeng), ruas di Bontolempangan (Sinjai), ruas di Pattumbukang (Selayar), dan ruas Sidrap-Wajo.
"Permintaan paling banyak di wilayah Ajjatappareng. Di sini paling banyak ruas provinsi yang tidak dikerjakan. Setiap satu tahun rata-rata 1 kilometer kerusakannya," jelasnya.
(tau/nvl)