Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman mengimbau masyarakat tidak berlebihan atau euforia dalam menyambut malam pergantian tahun. Dia meminta warga menunjukkan empati kepada korban bencana yang terjadi di sejumlah daerah, khususnya di Sumatera.
"Ya, kalau ada mau beli petasan, nggak usah pakai petasan. Kumpul uangnya, kirim ke teman-teman kita yang lagi berduka. Karena ini waktu-waktu berduka bersama ya," ujar Andi Sudirman kepada wartawan saat pelepasan angkutan Natal 2025 dan tahun baru 2026 di Kantor Gubernur, Senin (22/12/2025).
Andi Sudirman meminta masyarakat menahan diri dari berbagai bentuk euforia yang berpotensi mengganggu ketertiban umum. Dia juga menekankan pentingnya solidaritas dan kepedulian kemanusiaan di akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya imbau teman-teman yang memiliki kelonggaran waktu dan sebagainya ya kita bagaimana berempati kepada saudara-saudara kita di Sumatera. Tidak melakukan euforia-euforia, panggung terbuka, kemudian hura-hura, kemudian petasan-petasan, mengganggu orang lain, juga membuat aparat kita juga setengah mati mengamankan, maka kita mau kerja samanya. Jadi kami minta mengimbau semuanya untuk melaksanakan bisa kemanusiaan di akhir tahun ini," katanya.
Selain imbauan tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel juga menyiapkan langkah antisipasi bencana, khususnya di kawasan rawan dan destinasi wisata. Andi Sudirman mengungkapkan koordinasi lintas instansi dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan selama libur Natal dan tahun baru.
"Ya ini kita lakukan secara koordinasi, ada beberapa kita laksanakan, kesiapsiagaan ya dan paling penting sebenarnya kita ini banyak berdoalah supaya kita ini Sulawesi Selatan terhindar dari bencana. Karena itu out of control kita ya, di luar kendali kita, karena hujan turun, kemudian cuaca ekstrem dan sebagainya, kalau ketemu pasang, kita tidak tahu, maka kita semua berdoa dulu," ucapnya.
Dia juga meminta masyarakat menghindari lokasi wisata yang rawan bencana, terutama saat musim hujan. Daerah yang berpotensi longsor dan banjir diminta untuk sementara tidak dikunjungi.
"Yang kedua, tentu ada upaya-upaya preventif ya bagaimana kita tahu rawan, jangan dulu, seperti ada bendungan air terjun selalu air bah, jangan ke situ dulu. Kalau lagi musim hujan ya kondisikanlah, kondisi-kondisi wilayah misalnya rawan longsor, seperti di Toraja, Luwu, itu banyak, daerah-daerah itu dihindari dulu. Termasuk pemantauan," tambahnya.
Andi Sudirman juga memastikan layanan publik tetap berjalan meski ada kebijakan libur dan work from anywhere (WFA) bagi aparatur sipil negara (ASN). Pelayanan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dipastikan tetap siaga.
"Semua yang berhubungan langsung masyarakat itu stand by, pasti ada jam-jam sif-sif, kayak rumah sakit tidak mungkin kita tinggal, mungkin libur, tidak ada libur kalau libur sakit," tuturnya.
Dia menegaskan tidak boleh ada rumah sakit menolak pasien, termasuk karena alasan administrasi. Menurutnya, keselamatan dan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama.
"Selama dia manusia kita bantu. Tidak pilih, yang penting orang. Saya minta nanti ke seluruh ini, tidak ada. Kalau provinsi, harus layani. Nanti proses administrasi belakang. Karena tidak mungkin nyawa ditukar dengan hanya kertas-kertas itu ya," terangnya.
Simak Video "Video: Antisipasi Libur Nataru, Jasa Raharja Siapkan Kolaborasi-Tingkatkan Pelayanan"
[Gambas:Video 20detik]
(ata/asm)











































