Dalam perjalanan hidup, manusia kerap dihadapkan pada keterbatasan, keraguan, dan situasi yang tampak sulit diatasi. Namun, iman mengajarkan bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, selama manusia mau berserah dan percaya sepenuhnya kepada-Nya.
Renungan Harian Sabtu, 20 Desember 2025 mengajak kita untuk merenungkan makna harapan dan keyakinan di tengah berbagai tantangan hidup. Dengan iman yang teguh, setiap persoalan dapat dihadapi dengan keberanian, pengharapan, dan penyerahan diri yang tulus.
Renungan Katolik 20 Desember 2025 mengangkat tema "Tiada yang Mustahil" dikutip dari buku Bahasa Kasih oleh Romo Paulus C Siswantoko. Nah, artikel ini juga memuat informasi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Bacaan dan renungan harian 20 Desember 2025 berdasarkan kalender liturgi lengkap dengan teks mazmur tanggapan.
- Teks doa Penutup.
- Kisah orang kudus yang dirayakan hari ini.
Yuk, disimak!
Renungan Harian Katolik Hari Ini 20 Desember 2025
Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:
Bacaan I: Yes 7:10-14
TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya:
"Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas."
Tetapi Ahas menjawab: "Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN."
Lalu berkatalah nabi Yesaya: "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.
Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6
Mazmur Daud. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.
Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub."
Bacaan Injil: Luk 1:26-38
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,
kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,
dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Renungan Hari Ini: Tiada yang Mustahil
"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." - Luk. 1:37
Kutipan Injil tersebut mungkin bagi sebagian orang hanya sebuah kalimat biasa tanpa makna karena begitu seringnya didengar. Apakah ada diantara anda yang termasuk orang tersebut?
Percaya tidak percaya, namun itulah yang saya rasakan dan imani, setiap kali saya mendengar/membacanya meskipun berulangkali selalu saja memberikan makna yang luar biasa. Ada kuasa yang keluar dan terkandung di dalamnya, hati saya serasa dipenuhi oleh kobaran api kasih.
Banyak peristiwa telah saya alami dari kecil sampai saat ini melalui kalimat ajaib tersebut. Salah satunya adalah ketika saya bisa mengajak orang tua saya pergi berziarah ke Vatikan dan Lourdes yang bagi saya tidak mungkin karena biaya yang dibutuhkan sangatlah besar, bagaikan menggapai langit. Namun selalu saya imani, "bagi Allah tak ada yang mustahil" bahwa suatu hari nanti saya pasti bisa mengajak orang tua ke sana.
Mendekati waktunya, semakin kuat keinginan hati saya untuk mewujudkannya meski saat itu banyak hal yang belum dipersiapkan. Dan Puji Tuhan, semua persiapan berjalan dengan lancar. Dari kesehatan orang tua yang sangat mendukung, waktunya juga tepat dengan tanggal yang diinginkan, dan sebagai bonus tambahan dari-Nya, terwujud di tahun Yubileum dan didampingi oleh Romo yang populer.
Sungguh wowww.., karena setiap kali mengimani sesuatu dan terjadi bahkan diberikan lebih dari yang saya pikirkan, semua itu membuat saya terpukau hingga tak bisa berkata apa-apa lagi selain rasa syukur atas limpahan berkat dan kasih-Nya yang tak pernah habis. (Cr).
Imani "bagi Allah tak ada yanng mutahil" dan lihatlah Ia berkarya dalam hidup anda.
Doa Penutup
Tuhan Yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas firman dan renungan yang telah kami dengarkan hari ini. Teguhkanlah iman kami agar senantiasa percaya bahwa tiada yang mustahil bagi-Mu. Saat kami menghadapi keterbatasan, ajarilah kami untuk berserah penuh kepada kehendak-Mu dan tetap melangkah dengan pengharapan. Kuatkan hati kami dalam setiap tantangan, dan tuntunlah langkah hidup kami agar selalu setia menjalani rencana-Mu. Semoga kasih dan kuasa-Mu senantiasa menyertai kami, hari ini dan sepanjang hidup kami. Amin.
Kisah Santo Filigon, Uskup dan Pengaku Iman
Filigon terkenal sebagai seorang pengacara kawakan di kota Antiokia, Asia Kecil, pada abad keempat. Ia terkenal karena pidato-pidatonya yang berapi-api dan keberaniannya membela kliennya di muka pengadilan: Ia tidak pernah kalah dalam semua perkara yang dibelanya.
Ia orang jujur dan biasanya tidak bersedia membela orang-orang yang jelas-jelas berbuat salah. Sebagai orang Kristen, ia lebih dikenal karena kesalehan dan perbuatan-perbuatan amalnya.
Pada waktu Vitalis, uskup kota Antiokia meninggal dunia, Filigon terpilih menjadi Uskup Antiokia. Pengangkatan Filigon ini menyimpang dari kebiasaan yang berlaku dalam hal pemilihan calon uskup di antara imam-imam yang ada.
Filigon menolak pilihan itu, namun atas desakan umat, ia akhirnya bersedia ditahbiskan menjadi uskup. Sejak itu keahliannya diabdikannya demi kepentingan Gereja dan pembelaan iman para rasul terhadap serangan kaum bidat.
Santo Yohanes Krisostomus memujinya sebagai seorang uskup yang suci, bijaksana, lagi rajin. Ia juga memuji kemurahan hati Filigon dalam memperhatikan kepentingan umatnya.
Dalam kamus hidupnya tidak terdapat kata-kata yang menaburkan benih kebencian diantara manusia, seperti: "saya punya" dan "engkau punya'". Miliknya menjadi juga milik orang miskin.
Ketenangan jiwanya tidak pernah terganggu oleh kecemasan akan harta benda duniawi; hatinya tiada pernah ke sana. Lima tahun sesudah menjabat uskup, Filigon meninggal dunia.
Demikian renungan harian Katolik Sabtu, 20 Desember 2025. Tuhan Yesus memberkati!
(urw/urw)











































