Renungan Harian Katolik 6 November 2025: Apa Susahnya Ikut Bersukacita

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Kamis, 06 Nov 2025 07:30 WIB
Foto: Getty Images/Halfpoint
Makassar -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa renungan harian Katolik, Kamis, 6 November 2025?

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 6 November adalah Hari Biasa, Pekan Biasa XXXI Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Rm. 14:7-12, Mzm. 10:1,4,13-14 dan Luk. 15:1-10.

Renungan Katolik 6 November 2025 mengangkat tema "Apa Susahnya Ikut Bersukacita" dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Dika Alberto. Nah, artikel ini juga memuat informasi:


  1. Bacaan harian dan bacaan Injil berdasarkan kalender liturgi lengkap dengan mazmur tanggapan.
  2. Renungan harian hari ini Kamis, 6 November 2025
  3. Teks Doa Penutup
  4. Kisah Santo yang dirayakan hari ini.

Yuk, disimak!

Renungan Harian Katolik Hari Ini 6 November 2025

Berikut bacaan hari ini:

Bacaan I: Rm. 14:7-12

Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.

Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.

Rm 14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.

Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.

Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 10:1,4,13-14

Dari Daud. TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?

Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.

Sesungguhnya, aku percaya akan melihat kebaikan TUHAN di negeri orang-orang yang hidup!

Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

Bacaan Injil: Luk. 15:1-10

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."

Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:

"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,

dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."

"Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya?

Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat."

Renungan Hari Ini: Apa Susahnya Ikut Bersukacita

"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Luk. 15:7)

Yesus dua kali menyampaikan perumpamaan dalam perikop ini. Obyeknya berbeda, yaitu domba dan dirham, namun intinya sama.

Domba adalah binatang yang secara umum menggunakan naluri dan insting, sedangkan dirham adalah sesuatu benda atau barang. Inisiatif mencari, datang dari sang pemilik, diikuti dengan ajakan bersukacita bersama setelah menemukan kembali.

Manusia saja mau mencari miliknya yang hilang, apalagi Allah. Manusia adalah milik Allah yang sangat dikasihi-Nya.

Berbeda dengan binatang atau barang, manusia mempunyai kehendak dan kemampuan berpikir yang lebih abstrak. Karena mempunyai kemampuan untuk memilih dan kehendak bebas, manusia pun bisa 'hilang', baik atas pilihannya sendiri atau di luar kuasanya.

Dua kali perumpamaan disampaikan, seolah-olah menggambarkan realita bahwa manusia pun cenderung dapat 'hilang' lebih dari sekali selama hidupnya. Namun Allah tetap setia berinisiatif mencari, menemukan, dan mengajak bersukacita bersama. Bahkan makhluk surga pun ikut bersukacita.

Jadi mengapa bersungut-sungut, tidak terima, dengki, atau protes ketika Allah bermurah hati terhadap manusia lain yang dianggap berdosa atau bermasalah? Anggaplah mereka tengah 'hilang'. Mungkin mereka juga sedang sangat ketakutan, khawatir, gundah, dan berharap ingin ditemukan.

Cobalah menjawab sejujur-jujurnya. Apakah saya selalu memilih jalan Tuhan?

Apakah saya tidak pernah mengulang kesalahan setelah menyatakan mau bertobat? Apakah saya tidak pernah membuat kesalahan dan dosa baru sehingga tidak memerlukan pertobatan?

Setelah Indonesia merdeka, Kusni Kasdut, pejuang kemerdekaan, merasa kecewa terhadap pemerintah. Ia memutuskan menjadi perampok bergaya Robin Hood, termasuk merampok harta berharga Museum Gajah, Jakarta.

Walau sangat sulit dan berulang kali berhasil lolos, ia akhirnya tertangkap dan dipenjara di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Di sinilah ia bertobat dan dibaptis sebelum menjalani hukuman mati.

Ia berganti nama menjadi Ignatius Waluyo. Gereja bersukacita atas pertobatannya.

Sebuah lukisan Gereja Katedral Jakarta hasil karyanya dipajang di Museum Katedral. Ia juga membuat patung Yesus tersalib, yang hingga kini dapat kita temui di Gereja Salib Suci, Paroki Cilincing, Jakarta.

Doa Penutup

Ya Bapa, terima kasih atas kasih dan kemurahan-Mu kepada kami. Ampunilah kami yang sering kali merasa paling benar. Bukalah hati kami agar semakin menyadari, bahwa kami pun sering kali hilang dan Engkau temukan kembali. Sehingga kami dengan tulus dapat ikut bersukacita saat orang berdosa bertobat. Amin.

Kisah Santo-Santa Hari Ini

Santo Nuno Pereira, Pengaku Iman

Nuno lahir pada tahun 1360. Ketika menjadi panglima angkatan perang Portugis, ia membela hak atas takhta kerajaan yang sah. Kemudian ia mengundurkan diri dan menjadi bruder Karmelit yang sangat saleh. Ia meninggal dunia pada tahun 1431.

Santo Leonardus dari Noblac, Pengaku Iman

Leonardus dari Noblac ini sangat populer di Eropa Barat pada Abad Pertengahan. Ia lahir di Corroy, dekat Orleans, Prancis, pada permulaan abad ke-6 dari sebuah keluarga bangsawan.

Pada waktu itu, Prancis diperintahi oleh Raja Clovis. Konon Raja Clovis bersama beberapa pengikutnya dipermandikan oleh Santo Remigius, Uskup kota Rheims.

Keluarga Leonardus juga kemudian dipermandikan oleh Santo Remigiiis. Raja Clovis menjadi bapa baptis. Ketika menanjak dewasa, Leonardus masuk dinas militer.

Namun karena ia merasa terpanggil untuk menjalani hidup bakti kepada Tuhan maka ia mengundurkan diri dari dinas militer. Ia lalu menjadi murid Santo Remigius, dan di bawah bimbingan Remigius, ia mulai belajar berdoa, dan berkarya bagi Tuhan.

Setelah itu ia masuk biara Micy di bawah asuhan Santo Magiminus. Perkembangan hidup rohaninya sangat mengagumkan sehingga ia ditawari jabatan di keuskupan namun ia menolak tawaran itu.

Leonardus kemudian hidup menyendiri di hutan rimba Limoges. Di sana ia membangun sebuah gubuk sebagai tempat berdoa dan bertapa.

Dalam doa dan tapa yang keras itu, Leonardus mencapai suatu tingkat kehidupan rohani yang tinggi. Ia dikaruniai kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit dengan doa-doanya.

Konon ia menyembuhkan permaisuri Raja Clovis dari penyakit yang dideritanya. Sebagai ucapan syukur raja menghadiahi dia sebidang tanah, untuk mendirikan biaranya.

Biara ini kemudian terkenal sebagai pusat pewartaan Injil untuk daerah-daerah di sekitarnya. Leonardus wafat di biara itu pada pertengahan abad ke-6.

Itulah renungan harian Katolik Kamis, 6 November 2025. Semoga Tuhan Memberkati!



Simak Video "Video: Pramono Resmikan Gereja Kalvari Lubang Buaya"

(alk/alk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork