Calon ketua umum (ketum) Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulawesi Selatan (KONI Sulsel) diwajibkan menyetor mahar Rp 10 juta sebagai biaya pendaftaran. KONI menetapkan persyaratan tersebut dengan dalih mengakomodir operasional Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) 2025.
Musorprov KONI Sulsel rencananya digelar di Makassar pada 19 November 2025. Tahapan pendaftaran calon ketua umum KONI Sulsel sementara berlangsung yang batasnya hingga 3 November mendatang.
"Biaya pendaftaran Rp 10 juta yang digunakan untuk membiayai kegiatan Musorprov," ujar Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketua Umum KONI Sulsel Abdul Chalik Suang kepada detikSulsel, Rabu (29/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chalik berdalih biaya itu disetor ketika pengembalian formulir sebagai bukti melakukan pendaftaran. Dia beralasan, persyaratan ini sebagai bentuk komitmen para calon ketum untuk memajukan dan menjamin keberlanjutan organisasi.
"Calon ketua yang harus memiliki jejak terhadap olahraga, harus banyak berkorban juga, dan memahami masalah olahraga," paparnya.
Hal ini selaras dengan persyaratan calon ketua umum untuk membuat pernyataan siap berkorban jiwa dan raga. Namun calon ketua umum tetap harus mendapatkan dukungan dari pengurus cabang olahraga (cabor).
"Harus didukung 30 persen dari KONI kabupaten/kota atau minimal 9 KONI kabupaten atau 30 persen dari cabor atau sekitar 20 cabor," ucap Chalik.
Menurut Chalik, KONI Sulsel sebenarnya kekurangan anggaran untuk mengadakan Musorprov. Dana hibah dari pemerintah yang diharapkan membiayai kegiatan operasional juga belum cair.
"KONI Sulsel memiliki dana hibah Rp 1 miliar, tetapi tak kunjung cair, kemudian dari Rp 1 miliar itu bisa digunakan untuk Musorprov Rp 50 juta," ungkap Chalik.
Sementara Musorprov KONI Sulsel membutuhkan biaya yang besar. Panitia juga mesti mengakomodir para peserta dari KONI se-kabupaten dan kota di Sulsel.
"Sebelum-sebelumnya peserta dari daerah kita tanggung penginapannya, dan sekarang kita keterbatasan anggaran. Kalau itu pendaftaran yang Rp 10 juta murni digunakan untuk membiayai Musorprov," paparnya.
Dia kembali menegaskan, tugas ketua umum KONI Sulsel ke depan tidak mudah. Sulsel ditargetkan masuk 10 besar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 mendatang.
"Tantangan ke depan calon ketua untuk memasukkan Sulsel ke 10 besar dari urutan 16 besar karena Sulsel termasuk lumbung atlet," jelas Chalik.
5 Figur Maju Calon Ketum KONI Sulsel
Masa pendaftaran calon ketua umum masih terbuka menjelang Musorpov KONI Sulsel. Sejauh ini sudah ada 5 figur yang maju untuk bersaing menduduki kursi pimpinan KONI Sulsel.
"Ada 5 orang yang sudah mendaftar. Musorprov nanti akan berlangsung pada 19 November," ungkap Chalik.
Dari kelima figur yang mendaftar, salah satu di antaranya Wakil Ketua Bidang Sport Science KONI Sulsel Syahrir Wijaya. Selain itu ada Wabup Gowa Darmawangsyah Muin yang juga mantan Ketua Kodrat (Tarung Derajat).
Figur lainnya, yakni Sekretaris Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) Sulsel Suharman, pengacara yang juga mantan pengurus KONI Makassar Muchtar Juma, serta anggota DPR RI Fraksi PKS Meity Rahmatia.
"Tahapannya ini setelah pengambilan formulir, akan dilakukan pengembalian formulir, disertai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tanggal 3 November batas pengembalian formulir," pungkasnya.
(sar/sar)











































