.webp)
Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulawesi Selatan (KONI Sulsel) menetapkan syarat biaya pendaftaran bagi figur yang akan mendaftar calon ketua umum (calon) menjelang Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) 2025. Nominal mahar pendaftaran mencapai Rp 10 juta per orang.
"Biaya pendaftaran Rp 10 juta yang digunakan untuk membiayai kegiatan Musorprov," ungkap Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Calon Ketua Umum KONI Sulsel Abdul Chalik Suang kepada detikSulsel, Rabu (29/10/2025).
Chalik mengatakan, biaya pendaftaran ini sebagai bentuk komitmen kandidat untuk memajukan KONI Sulsel. Calon ketum tidak hanya mesti berpengalaman di bidang olahraga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Calon ketua yang harus memiliki jejak terhadap olahraga, harus banyak berkorban juga, dan memahami masalah olahraga," tuturnya.
Selain membayar biaya pendaftaran, calon ketum harus memenuhi beberapa persyaratan lain. Kandidat harus bersedia berkorban jiwa dan raga selama berorganisasi di KONI Sulsel.
"ASN harus ada izin dari atasannya, harus didukung 30 persen dari KONI kabupaten/kota atau minimal 9 KONI kabupaten atau 30 persen dari cabor atau sekitar 20 cabor," ucap Chalik.
Dia mengaku KONI Sulsel kekurangan anggaran untuk membiaya pelaksanaan Musorprov. Dana hibah dari pemerintah yang dipersiapkan untuk anggaran operasional belum juga cair.
"KONI Sulsel memiliki dana hibah Rp 1 miliar, tetapi tak kunjung cair. Kemudian dari Rp 1 miliar itu bisa digunakan untuk musprov Rp 50 juta," ucap Chalik.
"Sebelum-sebelumnya peserta dari daerah kita tanggung penginapannya, dan sekarang kita keterbatasan anggaran. Kalau itu pendaftaran yang Rp 10 juta murni digunakan untuk membiayai Musorprov," paparnya.
Chalik melanjutkan, pemimpin KONI Sulsel ke depan memiliki tantangan besar. Tugasnya tidak hanya memajukan organisasi, namun juga menciptakan atlet berprestasi dari Sulsel.
"Tantangan ke depan calon ketua untuk memasukkan Sulsel ke 10 besar dari urutan 16 besar karena Sulsel termasuk lumbung atlet," pungkas Chalik.
(sar/ata)
