Maluku Utara

Bappenas Kunjungi Kesultanan Tidore Godok Pembangunan Ibu Kota Malut di Sofifi

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Kamis, 23 Okt 2025 18:35 WIB
Foto: Pertemuan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Kesultanan Tidore terkait pengembangan dan penataan kawasan ibu kota Maluku Utara di Sofifi. (Nurkholis Lamaau/detikcom)
Tidore Kepulauan -

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berkunjung ke Kesultanan Tidore untuk menggodok pre-masterplant pengembangan Sofifi sebagai Ibu Kota Maluku Utara. Bappenas meminta masukan dari Kesultanan Tidore agar pengembangan wilayah tetap memperhatikan nilai budaya dan historis wilayah.

"Kita ingin mendengarkan dari berbagai pihak untuk menjadi masukan di dalam pre-masterplant ini. Termasuk empat kesultanan yang ada di Maluku Utara," ujar Direktur Pembangunan Indonesia Timur Bappenas, Ika Ratna Wulandari kepada detikcom, Kamis (23/10/2025).

Diskusi terkait penyusunan pre-masterplant pengembangan dan penataan kawasan perkotaan Sofifi itu berlangsung di Kedaton Kesultanan Tidore, Kamis (23/10). Turut hadir Wakil Wali Kota Tidore Ahmad Laiman, serta Sultan Tidore Husain Alting Sjah dan perangkat adatnya.


"Saat ini kami masih dalam tahap penyusunan pre-masterplant dulu. Jadi supaya nanti di Ibu Kota Provinsi Maluku Utara ini, itu sudah tertata, jadi ada dokumennya," katanya.

Menurut Ika, sejauh ini sudah banyak dokumen yang telah disusun oleh Bappenas, namun belum terintegrasi dengan baik. Sementara, dalam konteks Maluku Utara, aspek kesultanan tidak bisa dipisahkan dari arah pembangunan ke depan.

"Nah, kami ditugaskan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan sebelumnya. Nanti itu menjadi satu dokumen utuh yang menjadi acuan kita bersama," ujarnya.

Ika menambahkan, dalam penyusunan pre-masterplant maupun perencanaan wilayah, perlu memperhatikan aspek budaya dan historis. Aspek budaya hingga adat istiadat akan mewarnai setiap perencanaan Bappenas ke depan.

"Di tahap pertama, fase pertama ini, sampai akhir tahun 2025, harapannya di bulan Desember kita sudah memiliki gambaran awal dulu, begitu yah. Ke depannya seperti apa, nanti akan disempurnakan di tahun depan," ujarnya.

Terkait wacana pemekaran Sofifi sebagai daerah otonomi baru (DOB), Ika menyerahkan sepenuhnya pada keputusan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Karena yang difokuskan Bappenas saat ini adalah penataan dan pengembangan kawasan.

"Yang penting, yang diprioritaskan adalah penataan dan pengembangan kawasannya terlebih dahulu, supaya nanti lebih optimal dan juga berkelanjutan," ucapnya.

Sementara itu, Sowohi Kie Kesultanan Tidore, Ishak Naser mengatakan, pihak kesultanan pada prinsipnya tetap mendukung upaya percepatan pembangunan Ibu Kota Sofifi. Dukungan itu tidak dalam konteks politis.

"Tidak ada nuansa politis, tidak ada. Intinya proses percepatan pembangunan kawasan Ibu Kota Sofifi ini, bukan sebagai konteks daerah otonomi baru yah, tapi sebagai kawasan pusat pemerintahan ibu kota," ujarnya.

"Itu bisa mendorong percepatan pembangunan yang berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berada di wilayah Ibu Kota Sofifi," tambah Ishak.

Lebih lanjut Ishak menuturkan, konsep pengembangan Sofifi harus mampu mengakomodasikan keinginan dari Kesultanan Tidore, Jailolo, Bacan, dan Ternate. Sehingga, Sofifi menjadi milik bersama.

"Itu yang ditekankan oleh kami tadi, oleh pihak kesultanan, terutama pak sultan yang mengarahkan ke situ," katanya.

Dari aspek batas wilayah menurut Ishak, ibu kota harus diperjelas menurut aturan hukum, dalam hal ini merujuk pada undang-undang. Ishak menegaskan, tidak boleh menambah wilayah di luar dari yang ditentukan oleh undang-undang.

"(Batas wilayah) sudah jelas, hanya ada dalam wilayah kecamatan Oba, tidak boleh tambah yang lain-lain. Kami menegaskan dari sisi perundang-undangan," katanya.

Selain itu, pembangunan Sofifi juga harus terintegrasi dalam sistem pembangunan Kota Tidore Kepulauan. Karena Tidore dengan ciri wilayah sebagai pulau kecil, harus mendapatkan kebijakan yang bersifat afirmatif.

"Kebijakan afirmatif yang bisa mendorong pembangunan Tidore, disamping sebagai bagian dari upaya pembangunan Ibu Kota Sofifi. Kan tidak mungkin kita kembangkan Sofifi, tapi daerah hinterland tidak berkembang," katanya.

"Apalagi Pulau Tidore bukan saja hinterland, tapi juga bagian dari wilayah administratif yang sama dan Sofifi itu masih di bawah (wilayah kesultanan dan administrasi) Kota Tidore Kepulauan," imbuh Ishak.



Simak Video "Video: AHY-Menteri Bappenas Hadiri Musrenbang RPJMD 2025-2029 dan RKPD 2026 Jakarta"

(sar/ata)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork