Lyme disease atau penyakit lyme ramai diperbincangkan warganet usai supermodel Bella Hadid mengunggah kondisinya tengah dirawat akibat penyakit tersebut. Penyakit lyme sendiri mungkin belum akrab di telinga masyarakat dunia.
Lantas, apa itu lyme disease?
Disadur dari laman National Library of Medicine, lyme disease merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan kutu kecil. Meskipun ukurannya kecil, efek dari penyakit ini bisa sangat besar jika tidak segera ditangani dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, terutama bagi orang-orang yang sering beraktivitas di alam terbuka. Gejalanya kerap kali samar seperti tidak enak badan dan demam, sehingga tidak sedikit yang menyadari bahwa mereka sudah terinfeksi.
Untuk itu, artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai apa itu penyakit lyme, gejalanya, hingga bagaimana cara penularannya. Yuk, disimak!
Apa Itu Lyme Disease?
Melansir laman resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit lyme atau lyme disease adalah infeksi yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan kutu. Penyakit ini umumnya ditemukan di Amerika Serikat, khususnya di wilayah Timur Laut, Mid-Atlantik, dan bagian utara Midwest.
Penularan terjadi ketika manusia digigit oleh kutu yang membawa bakteri penyebab lyme yakni Borrelia burgdorferi atau Borrelia mayonii. Jika terinfeksi, gejala awal yang umum terjadi adalah demam, sakit kepala, kelelahan, dan ruam kulit khas yang disebut erythema migrans.
Diagnosis penyakit lyme dapat dilakukan berdasarkan gejala, temuan fisik seperti ruam, dan riwayat kemungkinan paparan kutu terinfeksi. Jika tidak segera diobati, infeksi dapat menyebar ke sendi, jantung, hingga sistem saraf.
Gejala Penyakit Lyme
Gejala pada penyakit lyme terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap awal dan lanjutan. Berikut penjelasan pada masing-masing tahapnya:
1. Gejala awal
Tanda dan gejala awal penyakit lyme biasanya muncul dalam rentang waktu 3 hingga 30 hari setelah terinfeksi. Pada tahap ini, penderita akan mengalami demam, menggigil, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan sendi, serta pembengkakan kelenjar getah bening dapat muncul meskipun ruam belum terlihat.
Ruam erythema migrans (EM) biasanya terjadi pada sekitar 70%-80% orang yang terinfeksi. Ruam ini muncul setelah 3 hingga 30 hari di lokasi gigitan kutu, namun rata-ratanya sekitar 7 hari.
Ruam ini akan berkembang secara perlahan selama beberapa hari hingga mencapai ukuran 30 cm atau lebih. Meski jarang menyebabkan gatal atau nyeri, ruam ini biasanya terasa hangat saat disentuh.
2. Gejala Lanjutan
Tanda dan gejala pada tahap lanjutan penyakit lyme biasanya muncul beberapa hari hingga berbulan-bulan setelah gigitan kutu. Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala parah dan kekakuan pada leher, menandakan infeksi yang telah berkembang.
Selain itu, ruam erythema migrans tambahan dapat muncul di area tubuh lainnya. Penderita juga dapat mengalami palsy wajah, yaitu kehilangan tonus otot atau kelumpuhan pada satu atau kedua sisi wajah.
Gejala radang sendi (arthritis) berupa nyeri dan pembengkakan hebat, terutama pada lutut dan sendi besar lainnya, umum terjadi pada tahap ini. Beberapa penderita juga mengalami jantung berdebar atau detak jantung tidak teratur (karditis lyme), serta pusing atau sesak napas.
Infeksi yang menyebar lebih lanjut dapat menyebabkan peradangan pada otak dan sumsum tulang belakang. Gejala neurologis lainnya termasuk nyeri saraf, nyeri tajam, mati rasa, atau kesemutan di tangan dan kaki.
Cara Penyakit Lyme Menyebar
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bakteri penyebab penyakit lyme menyebar kepada manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi.
Kutu penyebar penyakit lyme ini memiliki siklus hidup 2 hingga 3 tahun dan melewati empat tahap yakni telur, larva, nimfa, dan dewasa. Larva dan nimfa harus mengisap darah agar bisa tumbuh ke tahap berikutnya, sedangkan kutu betina dewasa membutuhkan darah untuk menghasilkan telur.
Kutu dapat terinfeksi saat larva atau nimfa menggigit hewan liar yang membawa bakteri, seperti tikus. Setelah terinfeksi, bakteri akan terbawa ke tahap berikutnya dan bisa ditularkan saat kutu menggigit inang lain, termasuk manusia.
Penularan ke manusia umumnya terjadi jika kutu menempel di kulit lebih dari 24 jam. Karena itu, mencabut kutu dengan cepat yaitu kurang dari 24 jam dapat secara signifikan mengurangi risiko tertular.
Kutu nimfa menjadi ancaman paling besar karena ukurannya sangat kecil, sekitar sebesar biji poppy atau biji kaskas, yang membuatnya sulit terlihat. Banyak penderita penyakit lyme bahkan tidak menyadari pernah digigit kutu sebelum gejala muncul.
Meskipun kutu dewasa yang ukurannya lebih besar, sekitar sebesar biji wijen, juga dapat menularkan bakteri. Namun ukurannya yang besar, membuatnya lebih mudah dikenali dan dicabut sebelum sempat menularkan infeksi.
Untuk berjaga-jaga, sebaiknya periksa seluruh tubuh setelah beraktivitas di luar ruangan. Langkah ini merupakan upaya pencegahan yang penting untuk mengurangi risiko tertular penyakit akibat gigitan kutu.
Demikianlah informasi mengenai penyakit lyme, gelaja, hingga cara penyebarannya kepada manusia. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(urw/alk)