Legislator DPR RI dari Fraksi Gerindra, Unru Baso mendesak PT Vale Tbk membayar ganti rugi terhadap korban terdampak kebocoran pipa distribusi BBM di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). Unru Baso juga meminta perusahaan tersebut melakukan evaluasi standar keamanan fasilitasnya.
"PT Vale harus melakukan ganti rugi terhadap masyarakat yang terdampak sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL)," kata Unru Baso dalam keterangannya, Rabu (3/9/2025).
Anggota DPR RI Dapil Sulawesi Selatan III ini juga mendesak MIND ID untuk mengevaluasi PT Vale terkait kebocoran pipa distribusi BBM. Dia menegaskan perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga mendesak MIND ID untuk turun langsung investigasi terkait kebocoran pipa, dimana hal serupa sudah terjadi berulang kali," ungkapnya.
Unru Baso tidak ingin kejadian ini kembali berulang. Dia meminta perusahaan segera melakukan penanganan yang jelas agar dampak tidak semakin meluas.
"Saya kembali menegaskan kepada PT Vale untuk mempercepat penanganan kebocoran pipa yang terdampak langsung ke lima desa, yakni desa Lioka, Langkea Raya, Baruga, Matompi, dan Timampu," jelas Unru Baso.
Menurut dia, perusahaan tambang sebesar Vale harus memiliki standar pengamanan yang tinggi dalam mengelola fasilitasnya termasuk emergency recovery. Dia mengingatkan agar perusahaan tidak abai terhadap risiko lingkungan dan keselamatan masyarakat.
"Kami Meminta PT Vale agar kedepannya melakukan maintenance rutin untuk menghindari kerusakan seperti pengendalian korosi, pemantauan berkala, pengujian dan inspeksi rutin, pembersihan berkala," tuturnya.
"Kami mengingatkan PT Vale agar melakukan inovasi terbaru dalam melakukan distribusi bbm melalui jaringan pipa yang cukup panjang," tambah Unru Baso.
Sebelumnya diberitakan, kerusakan pipa terjadi di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Sabtu (23/8) sekitar pukul 07.30 Wita. Sawah hingga sungai terdampak kerusakan pipa tersebut.
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT Vale Indonesia, Vanda Kusumaningrum memastikan pihaknya telah melakukan penanganan. PT Vale disebut sudah melakukan tindak pencegahan agar dampak tidak meluas.
"Prioritas utama kami adalah meyakinkan sumber kebocoran dapat tertangani dengan baik dan melakukan upaya mitigasi terhadap dampak masyarakat, sosial, dan lingkungan," kata Vanda dalam keterangannya.
PT Vale segera mengaktifkan prosedur tanggap darurat dan tim Emergency Respon Group (ERG). Pihaknya langsung turun ke lokasi untuk melakukan pencegahan dan pemulihan.
"Upaya awal termasuk pemasangan oil boom dan oil trap untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, serta koordinasi intensif baik di dalam PT Vale dan antar seluruh stakeholder serta lebih lanjut," ujarnya.
(sar/asm)