Pipa minyak milik PT Vale Indonesia Tbk di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel), mengalami kebocoran hingga meluas ke irigasi dan persawahan warga. Sejauh ini dilaporkan sudah 38 hektare sawah warga yang terkena dampak.
"Berdampak kurang lebih 38 hektare sawah aktif dan bisa berdampak dengan berapa hektare lahan kebun," kata Kepala Dusun Molindoe, Yusperlin kepada detikSulsel, Senin (25/8/2025).
Menurut Yusperlin, selain sawah, minyak milik PT Vale tersebut juga mencemari beberapa aliran sungai. Ia menyebut, minyak tersebut berwarna hitam pekat dan berbau tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aliran (sungai) yang terkena yakni Koro Lioka, Koro Mosilu dan Koro Tabarano. Jenisnya (minyak) saya kurang paham, tapi berwarna hitam pekat dan baunya menyengat, ada info saya dapat masuk dalam limbah B3," jelas Yusperin.
Yusperin mengungkapkan kebocoran pipa minyak PT Vale telah tiga kali mengenai wilayahnya. Ia menjelaskan, kebocoran diduga akibat kondisi pipa minyak yang telah tua.
"Sumber kebocoran dari pipa itu (karena) robek, besar kemungkinan disebabkan oleh tuanya pipa. Kebocoran ini bukan pertama tapi yang ketiga kalinya. (Lokasinya) dari titik (sekarang) tidak jauh dari yang pertama dan kedua," tambahnya.
Yusperin menegaskan, hingga saat ini pihak PT Vale belum memberikan solusi apapun kepada warga yang berdampak. Dia menyebut pihak PT Vale masih berupaya memperbaiki kebocoran pipa minyak tersebut.
"Sampai saat belum ada tanda-tanda tindak lanjut dari PT Vale," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, pipa minyak milik PT Vale Indonesia mengalami kebocoran. Irigasi hingga sawah warga tiba-tiba berubah warna menjadi hitam.
Head of Corporate Communication PT Vale Indonesia, Vanda Kusumaningrum membenarkan insiden tersebut. Dia mengatakan ada kerusakan pipa yang terjadi di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Sabtu (23/8) sekitar pukul 07.30 Wita.
"Penyebab kerusakan masih dalam proses investigasi, namun prioritas utama kami adalah meyakinkan sumber kebocoran dapat tertangani dengan baik dan melakukan upaya mitigasi terhadap dampak masyarakat, sosial, dan lingkungan," kata Vanda dalam keterangannya.
(asm/hsr)