Demo di Kantor Bupati Halsel Ricuh, Mahasiswi Luka Diduga Dipukul Polisi

Maluku Utara

Demo di Kantor Bupati Halsel Ricuh, Mahasiswi Luka Diduga Dipukul Polisi

Nurkholis Lamaau - detikSulsel
Selasa, 02 Sep 2025 18:10 WIB
Aksi demonstrasi mahasiswa di Kantor Bupati Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, berlangsung ricuh.
Foto: Aksi demonstrasi mahasiswa di Kantor Bupati Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, berlangsung ricuh. (dok. istimewa)
Halmahera Selatan -

Aksi demonstrasi mahasiswa di Kantor Bupati Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, berlangsung ricuh. Peristiwa itu mengakibatkan seorang mahasiswi bernama Aisun Salim mengalami luka diduga dipukul polisi.

"Benar, saya mendapatkan tindakan represif dari aparat kepolisian," kata Aisun Salim yang juga Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Maluku Utara kepada detikcom, Selasa (2/9/2025).

Peristiwa itu terjadi saat mahasiswa melakukan unjuk rasa di Kantor Bupati Halmahera Selatan, Selasa (2/9) sekitar pukul 10.00 WIT. Aisun mengaku berada di kerumunan massa saat terjadi kericuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di tengah situasi mulai ricuh, saya tidak bergabung dengan massa aksi di depan. Saya berada di barisan setelah massa aksi (di depan)," kata Aisun.

Dia menuturkan personel polisi memukul mundur massa saat situasi mulai ricuh. Salah satu polisi tiba-tiba memukulnya menggunakan tongkat di bagian wajah.

ADVERTISEMENT

"Lalu saya dipukul oleh seorang anggota polisi di bagian pelipis mata sebelah kanan, menggunakan tongkat baton atau alat pemukul polisi. Saya lalu dibantu massa aksi yang lain untuk diamankan," bebernya.

Insiden itu membuat wajah Aisun berlumuran darah. Massa mahasiswa yang melihat kejadian itu langsung mengevakuasi Aisun ke RSUD Labuha.

"Karena darah mengalir dari tempat yang dipukul itu, saya kemudian dilarikan ke RSUD Labuha sekitar pukul 10.39 WIT. Kondisi pelipis kanan robek dan mendapat 4 jahitan," katanya.

Aisun sempat mempertanyakan tindakan polisi tersebut kepada dirinya. Namun polisi yang belum diketahui identitasnya itu diduga tak menggubris, karena wajahnya ditutupi helm pelindung.

"Pada saat saya sadar dipukul, saya bersuara kenapa bapak memukul saya, (tapi) tidak direspon. Soalnya mereka pakai alat penutup kepala yang juga menutup wajahnya, jadi saya tidak kenal, tidak sempat melihat namanya juga. Saya tidak tahu, apakah polisi itu bersuara atau tidak," katanya.

"Lalu saya rasa ada sesuatu (yang mengalir) di kepala dan ketika saya pegang kepala, banyak darah. Lalu saya balik ke belakang dan dipegang oleh teman-teman untuk dibawa (evakuasi)," tambahnya.

Aisun juga mengaku yakin, jika tindakan pemukulan itu dilakukan secara sadar. Karena posisinya berhadapan langsung dengan polisi tersebut.

"Menurut saya, polisi itu memukul saya secara sadar, karena posisi saya menghadap ke depan, lalu dipukuli. Jadi memang pukulan itu sengaja mengarahkan ke saya," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Halmahera Selatan, AKBP Hendra Gunawan membantah polisi melakukan pemukulan terhadap mahasiswi. Menurutnya, mahasiswi itu terluka akibat terkena bambu yang dibawa oleh rekan-rekannya.

"Tidak pukul, bukan dipukul. Jadi saat itu lagi demo, mereka kan bawa bambu. Jadi bambu itu yang dipakai memukul (polisi), kemudian bambunya terpantul dan kena pelipisnya itu. Informasinya begitu, jadi tidak mungkin dipukul," kata Hendra saat dihubungi terpisah.

Saat ini, Polres Halmahera Selatan telah menerima laporan dari korban. Hendra berjanji akan tetap menyelidiki peristiwa tersebut.

"Iya, laporannya sudah kami terima, dan tetap akan kami selidiki. Nanti dikumpul bukti-bukti di lapangan seperti video untuk melihat fakta di lapangan seperti apa. Kalau benar ada pemukulan, siapa yang memukul. Tapi yang jelas tidak mungkin dipukul polisi, tidak ada pemukulan," imbuh Hendra.




(hsr/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads