Banjir bandang menerjang Desa Malino di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng). Gubernur Sulteng Anwar Hafid menduga banjir di wilayah tersebut gegara aktivitas pertambangan.
Peristiwa tu terjadi di Desa Malino, Kecamatan Petasia Timur, pada Rabu (20/8) sekitar pukul 01.00 Wita. Anwar Hafid kemudian turun menemui warga terdampak dan melihat kondisi di desa tersebut.
"Kerugian masyarakat ini harus segera diselesaikan. Saya tidak senang jika warga saya merugi karena tambang," kata Anwar Hafid saat meninjau lokasi banjir, Rabu (20/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir dipicu jebolnya jalan hauling perusahaan tambang yang tidak mampu menahan derasnya air hujan. Luapan lumpur kemudian menghantam pemukiman warga, dan merendam jalan utama desa.
"Saya pastikan jajaran pemerintah provinsi, BPBD, dan aparat setempat akan turun langsung menangani kondisi darurat ini. Perusahaan terkait tidak boleh lepas tangan dari tanggung jawab," kata Anwar Hafid.
Sementara Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring mengatakan sebanyak 12 kepala keluarga (KK) atau 48 jiwa terdampak banjir. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
"Sebanyak 12 KK terdampak kini mengungsi sementara di rumah keluarga," katanya.
Dia mengaku telah berkoordinasi dengan aparat desa dan BPBD Morowali Utara terkait penanganan banjir. Bantuan untuk korban banjir seperti sembako, air bersih, perlengkapan bayi, terpal, tenda hingga toilet portable juga disalurkan.
"Kondisi air kini sudah surut," pungkas Sembiring.
(hsr/hsr)