Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk memperdalam relasi pribadi dengan Allah. Melalui renungan ini, umat diajak untuk merenungkan sabda Tuhan secara lebih personal, menanggapi panggilan-Nya, serta membawanya ke dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kalender liturgi Rabu, 20 Agustus 2025, terdapat beberapa ayat alkitab yang dijadikan renungan harian. Hari ini gereja juga memperingati Santo Bernardus.
Renungan hari ini mengangkat tema "Mensyukuri Rezeki dari Tuhan" yang dilansir dari buku Inspirasi Pagi (LBI) oleh Y Damai Wasono OFM Pastor Paroki Keluarga Kudus, Baradatu, Keuskupan Tanjungkarang. Renungan ini juga dilengkapi dengan daftar bacaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuk, disimak!
Renungan Harian Katolik Hari Ini, 20 Agustus 2025
Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:
Bacaan I: Hak.9:6-15
Kemudian berkumpullah seluruh warga kota Sikhem dan seluruh Bet-Milo; mereka pergi menobatkan Abimelekh menjadi raja dekat pohon tarbantin di tugu peringatan yang di Sikhem.
Setelah hal itu dikabarkan kepada Yotam, pergilah ia ke gunung Gerizim dan berdiri di atasnya, lalu berserulah ia dengan suara nyaring kepada mereka: "Dengarkanlah aku, kamu warga kota Sikhem, maka Allah akan mendengarkan kamu juga.
Sekali peristiwa pohon-pohon pergi mengurapi yang akan menjadi raja atas mereka. Kata mereka kepada pohon zaitun: Jadilah raja atas kami!
Tetapi jawab pohon zaitun itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan minyakku yang dipakai untuk menghormati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon ara: Marilah, jadilah raja atas kami!
Tetapi jawab pohon ara itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan manisanku dan buah-buahku yang baik, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur: Marilah, jadilah raja atas kami!
Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon?
Lalu kata segala pohon itu kepada semak duri: Marilah, jadilah raja atas kami!
Jawab semak duri itu kepada pohon-pohon itu: Jika kamu sungguh-sungguh mau mengurapi aku menjadi raja atas kamu, datanglah berlindung di bawah naunganku; tetapi jika tidak, biarlah api keluar dari semak duri dan memakan habis pohon-pohon aras yang di gunung Libanon.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 21:2-3,4-5,6-7
Apa yang menjadi keinginan hatinya telah Kaukaruniakan kepadanya, dan permintaan bibirnya tidak Kautolak. Sela
Sebab Engkau menyambut dia dengan berkat melimpah; Engkau menaruh mahkota dari emas tua di atas kepalanya.
Hidup dimintanya dari pada-Mu; Engkau memberikannya kepadanya, dan umur panjang untuk seterusnya dan selama-lamanya.
Besar kemuliaannya karena kemenangan yang dari pada-Mu; keagungan dan semarak telah Kaukaruniakan kepadanya.
Ya, Engkau membuat dia menjadi berkat untuk seterusnya; Engkau memenuhi dia dengan sukacita di hadapan-Mu.
Sebab raja percaya kepada TUHAN, dan karena kasih setia Yang Mahatinggi ia tidak goyang.
Bacaan Injil: Mat.20:1-16a
Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.
Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Renungan Hari Ini: Mensyukuri Rezeki dari Tuhan
"Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?"
Pada suatu ketika, saya menyempatkan diri berjalan-jalan di pasar. Saya melihat di pasar itu banyak pedagang yang menjual dagangan yang sama. Tebersit pikiran dalam benak saya: Apakah dagangan mereka ini akan laku terjual? Bukankah mereka dengan begitu harus bersaing satu sama lain? Ternyata, memang benar kata pepatah yang mengatakan bahwa rezeki kita sudah diatur oleh Tuhan. Meskipun dagangannya sama, setiap pedagang ada pembelinya masing-masing.
Selain harus berusaha dengan semaksimal mungkin, kita harus pula bersyukur atas berapa pun hasil yang kita dapatkan.
Namun, kita sering kali sulit untuk bersyukur karena kita suka membanding-bandingkan rezeki kita dengan rezeki orang lain. Kita sering merasa tidak puas dengan rezeki yang telah kita peroleh setelah melihat rezeki orang lain yang lebih banyak dari kita.
Bacaan Injil hari ini berbicara tentang Kerajaan Surga yang diumpamakan seperti tuan rumah yang pergi untuk mencari para pekerja bagi kebun anggurnya. Tuan rumah tersebut mendapati beberapa kelompok pekerja: Ada yang didapatinya pagi-pagi benar, ada yang bekerja mulai pukul 9 pagi, pukul 12 siang, pukul 3 sore, dan ada pula yang bekerja mulai pukul 5 sore. Mereka yang bekerja mulai pukul 9 dan seterusnya bukan berarti malas, sebab alasannya adalah karena tidak ada orang yang mengupah mereka. Hal yang menyedihkan ini relevan dnegan situasi kita, di mana ada begitu banyak orang yang mencari dan membutuhkan pekerjaan, tetapi lapangan kerja yang tersedia ternyata tidak sebanding dengan jumlah tersebut.
Sejak semula telah terjadi kesepakatan antara tuan rumah itu dengan para pekerja yang direkrut pagi-pagi benar bahwa mereka akan mendapat upah sedinar sehari. Namun, ketika saat pembayaran tiba dan ternyata semua pekerja mendapat upah satu dinar termasuk mereka yang hanya bekerja satu jam, para pekerja yang bekerja sejak pagi-pagi benar merasa diperlakukan tidak adil. Mereka iri hati bahwa pekerja-pekerja yang bekerja belakangan ternyata mendapatkan upah yang sama.
Kita diajak untuk bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki, juga atas nafkah yang kita peroleh dari pekerjaan itu. Janganlah kita malah bersungut-sungut, tidak tahu berterima kasih, dan selalu merasa kurang.
Sikap itu biasanya muncul ketika kita mulai membanding-bandingkan nasib kita dengan nasib orang lain. Tuhan yang penuh kasih senantiasa mencurahkan rezeki kepada kita. Besar ataupun kecil terimalah itu dengan penuh sukacita, sebab itu menunjukkan pemeliharaan Tuhan atas diri kita dari hari ke hari.
Kisah Santo Hari Ini: Santo Bernardus, Abbas dan Pujangga Gereja
Bernardus dari Claivaux (=lembah Hening) lahir pada tahun 1090, dekat Dijon, Perancis. Putera dari Tescelin Sorrel dan Aleth Montbard ini digelari Pujangga Gereja dan dikenal juga sebagai Bapa Gereja Terakhir. Sepeninggal ibunya, Bernardus menjalani satu gaya hidup tak beraturan selama beberapa tahun. Tetapi ia kemudian membaharui cara hidupnya dan bersama beberapa orang temannya masuk biara pertapaan Citeaux yang dipimpin oleh Santo Stefanus Harding. Keputusannya untuk memasuki hidup membiara ini ditentang keras oleh ayah dan kedua kakaknya.
Meskipun demikian Bernardus tetap teguh pada pendiriannya. Kepada ayah dan saudara-saudara dan iparnya, ia menjelaskan hasrat hatinya dengan segala alasan yang mendorong dia mengambil keputusan itu. Penjelasannya ini berhasil meyakinkan ayah dan saudara-saudaranya, dan beberapa orang temannya, hingga mereka pun ikut bersamanya memasuki biara pertapaan itu.
Di bawah bimbingan Abbas Santo Stefanus, Bernardus mempelajari Kitab Suci dan giat menulis banyak buku. Kemahirannya dalam bahasa Latin sangat membantu dia di dalam menerangkan dengan jitu makna Sabda Allah bagi hidup manusia. Karena kepandaiannya dan kesalehan hidupnya, ia ditugaskan mendirikan sebuah biara pertapaan baru. Bersama 12 orang rekannya, Bernardus berangkat ke sebuah lembah yang disebut Claivaux. Disana ia mendirikan pertapaan yang lazim disebut Pertapaan Claivaux.
Di bawah kepemimpinannya, biara ini berkembang pesat dan sangat masyur di seluruh Eropa. Ada sekitar 70 buah biara baru didirikan selama masa hidupnya. Di mana-mana di seluruh Eropa terdapat banyak biarawan asuhan Bernardus, sehingga Bernardus disebut juga sebagai pendiri kedua Ordo Sistersian setelah Santo Stefanus Harding.
Bernardus sendiri dikenal luas sebagai seorang pewarta, pembawa damai dan penegak kebenara. Ia dengan gigih membela hak Paus Innosensius II (1130-1143) melawan rongrongan Paus tandingan Anakletus pada 1130, menentang pandangan-pandangan salah dari Petrus Abelard III (1145-1153) bekas asuhannya di pertapaan Claivaux. Bernardus diutus ke Jerman dan Prancis untuk berkhotbah menentang ajaran sesat Albigensia. Khotbah-khotbahnya sangat berpengaruh dan tulisan-tulisannya mengilhami mistisisme Abad Pertengahan. Ia meninggal dunia pada tahun 1153; dinyatakan 'kudus' pada tahun 1174 dan diakui sebagai Pujangga Gereja, bahkan Bapa Gereja terakhir pada tahun 1830.
Demikian renungan harian Katolik Rabu, 20 Agustus 2025 dengan bacaannya. Semoga berkat Allah senantiasa menyertai keseharian kita.
(alk/alk)