Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat muslim. Zakat ini dibayarkan di bulan Ramadhan hingga sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri.
Selain untuk menyucikan harta dan jiwa, zakat fitrah menjadi bentuk kepedulian sosial terhadap sesama. Mengingat bahwa saat ini umat muslim telah berada di penghujung bulan Ramadhan 2025, zakat fitrah bisa menjadi topik yang relevan untuk disampaikan dalam khutbah Jumat.
Khutbah Jumat dengan tema zakat fitrah ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi setiap muslim tentang kewajiban serta hikmah zakat fitrah. Nah berikut ini terdapat sejumlah contoh khutbah Jumat tentang zakat fitrah yang dapat dijadikan referensi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Naskah khutbah tersebut juga tersedia dalam format PDF untuk memudahkan detikers mengunduh dan menggunakan khutbah ini. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!
Contoh Khutbah Jumat: Hikmah Membayar Zakat Fitrah
Khutbah I
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم.
Hadirin rahimakumullah,
Pada hari Jumat di akhir bulan suci Ramadhan ini, khatib senantiasa selalu mengingatkan kepada jamaah Jumat sekalian, khususnya kepada diri khatib pribadi, untuk selalu meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT, yakni dengan sekuat tenaga menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena dengan bertakwa kita akan menjadi hamba yang mulia di sisi Allah SWT.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183 yang menegaskan tentang tujuan disyariatkannya ibadah puasa itu sendiri, yakni agar menjadi hamba yang bertakwa:
{ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ }
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al-Baqarah: 183).
Hadirin rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji milik Allah SWT, Dzat yang memberikan kita kekuatan Islam dan Iman sehingga kita masih diberikan kesempatan untuk menjalankan puasa hingga hingga hari ini. Dan mudah-mudahan kita juga akan tetap menjalankan puasa hingga selesai sebulan penuh. Karena bisa menjalankan puasa sebulan penuh merupakan kenikmatan bagi setiap umat Islam.
Selawat beserta salam, tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi yang menjadi suri tauladan dan inspirasi bagi umatnya. Nabi yang membawa umat manusia dari zaman keterpurukan akidah dan akhlak menjadi hamba yang bertauhid dan berbudi pekerti yang baik. Di tangan Nabi juga, kesejahteraan umat manusia meningkat, perputaran ekonomi stabil, dan dengan syariat zakat, ekonomi umat menjadi merata.
Hadirin rahimakumullah
Zakat fitrah merupakan sedekah wajib bagi setiap Muslim, dengan berupa makanan pokok yang ditakar sesuai ketentuan agama. Zakat fitrah juga wajib diberikan kepada hamba yang berhak menerima zakat.
Fungsi zakat fitrah juga merupakan penutup ibadah puasa Ramadhan yang dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan bagi mereka yang berpuasa sebulan penuh.
Perintah menunaikan zakat telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an surat An-Nur ayat 56:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Artinya: Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi Rahmat (QS. An-Nur: 56).
Pada ayat di atas dijelaskan, bahwa mengeluarkan zakat merupakan perintah yang bersifat wajib ain (perorangan) bagi setiap muslim, sebagaimana wajibnya sholat bagi setiap individu. Ibadah sholat mengajarkan kepada kita untuk penghambaan murni kepada Allah SWT, dengan dimensi vertikal lurus ke atas. Sedangkan zakat mengajarkan untuk memiliki jiwa sosial kepada umat manusia, dengan dimensi horizontal lurus ke samping.
Hadirin rahimakumullah
Ibadah zakat memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi hamba yang menunaikannya:
Pertama, menjadi benteng dari harta yang kita miliki. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi:
حَصِّنُوا أمْوالَكُمْ بالزَّكاةِ
Artinya: Bentengilah harta kalian dengan zakat (HR al-Baihaqi).
Dengan mengeluarkan zakat, maka Allah SWT akan menjaga harta kita dari hal-hal yang bersifat syubhat dan haram. Dengan zakat juga akan menjaga hati kita dari memiliki sifat sombong dan kepemilikan akan harta yang sementara dan titipan.
Kedua, menghilangkan kejelekan dari pemiliknya. Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh al-Haitsami:
مَنْ أَدَّى زَكَاةَ مَالِهِ فَقَدْ ذَهَبَ عَنْهُ شَرُّهُ
Artinya: Barangsiapa membayar zakat hartanya, maka kejelekannya akan hilang dari dirinya (HR al-Haitsami).
Ketiga, akan diberikan pahala yang besar. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 162:
لَكِنِ الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أُولَئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya: Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar (QS An-Nisa': 162).
Ayat di atas menunjukan bahwa muara dari pahala yang besar adalah dengan diberikannya surga bagi hamba yang menunaikan zakat.
Keempat, mendapat balasan sesuatu yang besar dari Allah. Allah SWT berfirman:
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ. لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas (QS An-Nuur: 37 - 38).
Hadirin rahimakumullah
Kelima, ditutupi dosa dan dimasukkan ke dalam surga. Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
Artinya: Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka orang pemimpin dan Allah berfirman: Sesungguhnya aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan sholat dan menunaikan zakat serta beriman kepada Rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Ku-masukkan ke dalam surga yang mengalir air di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus (QS Al-Maidah: 12).
Dengan ayat ini Allah SWT menjanjikan ampunan dosa bagi hamba yang menunaikan zakat, sekaligus menjanjikan surga yang indah, yang di dalamnya mengalir sungai-sungai.
Keenam, mendapatkan petunjuk. Allah berfirman:
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk (QS At-Taubah: 18).
Hadirin rahimakumullah,
Demikian materi khutbah tentang enam keutamaan dan manfaat membayar zakat yang perlu kita ketahui. Dan sesungguhnya masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur'an serta hadits Nabi yang menjelaskan tentang keutamaan membayar zakat tersebut.
Semoga dengan khutbah yang singkat ini, menjadi suatu keberkahan dan kebermanfaatan bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Dan semoga, kita senantiasa diberikan rezeki yang halal dan berkah, serta bermanfaat bagi orang lain. Aamiin ya rabbal alamin.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Oleh: Ustaz Yudi Prayoga, M Ag, Sekretaris MWCNU Kedaton Bandar Lampung
Sumber: Laman NU Online
KHUTBAH JUMAT TENTANG ZAKAT FITRAH PDF, KLIK DI SINI!
Teks Khutbah Jumat tentang Zakat Fitrah Singkat
Khutbah I
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
أَلْحَمْدُ لِلّهِ اَلَّذِى فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِطُهْرَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَطُعْمَةً لِلمَسَاكِيْن.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهِ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْن.
أَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأخِريْنَ. وَعَلى ألِه وَأَصْحَابِه وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللّهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّهِ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ.
فقال الله عز وجل فِى كِتَابِهِ الْمُبِيْنِ: إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَوُا۟ ٱلزَّكَوٰةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Kaum Muslimin, Jamaah Jumat rahimakumullah...
Di hari yang istimewa ini, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT. dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kita juga diperintahkan untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, sehingga insyaallah akan menjadi wasilah agar bertambahnya keberkahan hidup yang dapat kita rasakan.
Agama Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin (pembawa rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam). Setiap ibadah dalam ajaran Islam memiliki dua dimensi penting, yaitu dimensi uluhiyyah atau hubungan dengan Allah, dan dimensi insaniyyah atau hubungan sosial antarsesama manusia. Hubungan ini mencakup aspek vertikal (hablum minallah) dan horizontal (hablum minannas).
Kaum Muslimin, Jamaah Jumat rahimakumullah...
Di bulan Ramadhan, terdapat ibadah yang berkaitan erat dengan puasa, yaitu zakat fitrah, yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim serta menjadi sarana untuk memperkuat hablum minallah dan hablum minannas.
Kita diwajibkan untuk mengeluarkan sebagian dari harta kita dengan menunaikan zakat fitrah sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT. Zakat ini juga berfungsi sebagai penghantar bagi puasa yang kita lakukan selama bulan Ramadhan.
Syekh Zakaria al-Anshari menyampaikan sabda Rasulullah SAW. tentang ditangguhkannya puasa Ramadhan sampai mengeluarkan zakat fitrah. Dalam kitabnya disebutkan:
شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ إلَى اللهِ إلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْرِ
"(puasa pada) bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi, tidak diangkat pada Alloh kecuali dengan zakat fitrah."
Kaum Muslimin, Jamaah Jumat rahimakumullah...
Maksud hadits tersebut adalah bahwa pahala puasa seseorang tidak akan diterima secara sempurna sebelum ia menunaikan zakat fitrah. Sebagian ulama memberikan penjelasan bahwa pahala puasanya tetap diterima, namun tidak akan mencapai kesempurnaan. Dengan kata lain, meskipun seseorang mendapatkan pahala atas puasanya, pahalanya tidak akan maksimal jika zakat fitrah belum ditunaikan.
Dalam perspektif lain, zakat fitrah mencerminkan semangat sosial dalam Islam, di mana orang yang mampu diharapkan untuk memperhatikan orang miskin, sehingga ketimpangan sosial dapat diminimalisasi.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur'an surat At-Taubah:
خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
"Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan) dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS At-Taubah, ayat-103)
Zakat adalah bentuk pertolongan bagi fakir miskin dan mereka yang membutuhkan. Zakat membantu mereka meraih kehidupan yang lebih layak dan mendorong masyarakat untuk terbebas dari kemiskinan. Golongan yang mampu bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan orang-orang yang lemah. Allah SWT. menjanjikan kemudahan di dunia dan akhirat bagi mereka yang membantu sesama.
Rasulullah SAW menegaskan:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ
"Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut mau menolong saudaranya". (HR. Muslim)
Kaum Muslimin Jama'ah Jum'ah Rahimakumullah...
Menurut pandangan sejumlah Ulama, jika sholat adalah tiang agama, maka ibadah sosial (zakat) merupakan mercusuar agama. Atau dengan kata lain sholat merupakan ibadah jasmaniah yang paling mulia. Sedangkan ibadah sosial dipandang sebagai ibadah hubungan kemasyarakatan yang paling mulia.
بَارَكَ اللَّهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ , وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِتِلَاوَتِهِ إِنَّهُ هُوَ الذِّكْرُ الْحَكِيمُ , فَاسْتَغْفِرُوهُ , إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفى، وَعَلى آلِه وَأَصْحَابِه أَهْلِ الْوَفَا.
أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ
فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبى ويَنْهى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Oleh: Ustaz M Shodiq Ma'mun S Sos Ketua RMI MWC NU Kecamatan Ajbarang
Sumber: Laman NU Banyumas
KHUTBAH JUMAT TENTANG ZAKAT PDF, KLIK DI SINI!
Naskah Khutbah Jumat tentang Zakat Fitrah sebagai Penyempurna Puasa
Khutbah I
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، اَشْهَدُاَنْ لاَاِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَهُ المَلِكُ اْلحَقُّ اْلمُبِيْن. وَاَشْهَدُاَنَ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرْكَعُوا۟ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ. صَدَقَ الله العَظِيْم.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Pertama-tama dan yang paling utama, mari kita panjatkan puja, puji serta rasa syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kita nikmat Iman, Islam, dan Ihsan, karena itulah karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Kita pun bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat panjang umur sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat melaksanakan sholat Jumat, semoga ibadah kita hari ini diterima oleh Allah SWT Amin ya rabbal alamin. Selawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, aulia Allah, serta umatnya hingga akhir zaman. Amin ya rabbal alamin.
Salah satu rukun khutbah adalah wasiat dengan takwa. Khatib mengajak jamaah sholat Jumat untuk terus meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya serta melaksanakan sunah-sunah baginda Nabi Muhammad SAW.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Hari ini merupakan Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan 1446 H. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan hari kemenangan bagi umat Islam, yakni Idul Fitri. Kita akan Idul Fitri (kembali kepada kesucian) ketika kita mampu melaksanakan ibadah puasa dengan baik dan disempurnakan melalui ibadah zakat fitrah. Karena salah satu ibadah yang dapat menyempurnakan ibadah saum adalah zakat fitrah.
Dalam kitab Hasyiyah Jamal alal Minhaj, Syekh Zakaria al-Anshari menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang ditangguhkannya puasa Ramadhan sampai mengeluarkan zakat fitrah. Dalam kitabnya disebutkan,
شَهْرُ رَمَضَانَ مُعَلَّقٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلاَ يُرْفَعُ إلَى اللهِ إلاَّ بِزَكَاةِ الفِطْر
Artinya: Bulan Ramadhan digantungkan antara langit dan bumi, tidak diangkat pada Allah kecuali dengan zakat fitrah.
Syekh Zakaria menjelaskan maksud hadits di atas bahwa selama tidak mengeluarkan zakat fitrah, maka pahala puasanya tidak bisa didapatkan. Dengan kata lain, meski bulan puasa telah selesai, dan telah berhasil menjaga dirinya dari setiap sesuatu yang bisa membatalkan puasa, maka ia tidak akan mendapatkan pahala puasa sampai mengeluarkan kewajiban zakat fitrah dari dirinya (Syekh Zakaria al-Anshori, Hasyiyah Jamal alal Minhaj, juz 4, h. 228).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Terkait dengan kewajiban menunaikan zakat, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nur ayat 56:
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Artinya, "Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat."
Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa ibadah zakat merupakan sebuah perintah. Sebagai makhluk dan hambanya, perintah yang diberikan Allah kepada kita menunjukkan sebuah kewajiban yang wajib dipatuhi dan dikerjakan.
Jika menjalankan sholat adalah kewajiban yang memiliki dimensi vertikal yakni sebuah kepatuhan untuk memenuhi hak Allah SWT dengan menyembah-Nya, maka kewajiban zakat memiliki dua dimensi ibadah. Selain dimensi vertikal sebagai kewajiban kepada Allah, zakat juga memiliki dimensi horizontal dalam bentuk memberikan harta yang dimiliki karena di dalamnya terdapat hak-hak orang lain.
Dalam menunaikannya, zakat juga bukan hanya sekadar memberikan bagian harta dan setelah itu selesai kewajiban kita. Namun di situ terdapat aturan dalam pengeluarannya dan sudah ditentukan besaran harta yang harus dikeluarkan. Inilah kemudian yang menjadikan zakat disebut masuk dalam kategori ibadah maliyyah (ibadah kehartaan).
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya 'Ulumiddin, menjelaskan tiga hakikat makna dan tujuan dari kewajiban berzakat. Pertama, mengeluarkan zakat mampu menjadi wujud totalitas kecintaan kita kepada Allah SWT Totalitas dalam mencintai akan memunculkan komitmen kuat untuk tidak akan menduakan yang kita cintai. Keterkaitan dengan ke-Esa-an Allah, maka zakat akan semakin menyempurnakan keimanan kita untuk tidak akan menduakan Allah dan menguatkan bahwa Dia lah satu-satunya yak berhak untuk disembah.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas: 1-4).
Imam al-Ghazali menyebutkan bahwa semakin tinggi derajat manusia di sisi Allah maka akan semakin besar rasa cinta kepada Allah. Ketika cinta sudah kuat, maka ia akan rela untuk memberikan apa yang dicintainya untuk jalan menuju Allah SWT Termasuk harta yang merupakan materi paling digandrungi dan dicintai oleh manusia ketika hidup di dunia. Sehingga esensi dari zakat adalah melepaskan hal yang dicintai untuk mengukuhkan ketauhidan kepada Allah SWT.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Hakikat zakat kedua menurut Imam al-Ghazali adalah sebagai ikhtiar untuk membersihkan diri dari berbagai sifat negatif khususnya sifat kikir atau pelit. Sifat buruk ini bisa diobati dengan membiasakan diri mengeluarkan zakat. Karena zakat pun bermakna membersihkan hati dari hawa nafsu, demikian Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani qs. menyatakan dalam kitabnya Sirrul Asror.
Kita juga sebenarnya tak perlu khawatir jika ketika memberikan harta kepada orang lain kemudian harta kita akan berkurang. Pada hakikatnya, orang yang memberikan hartanya untuk hal-hal yang diperintahkan oleh Allah akan dilipat gandakan lebih dari yang ia berikan. Allah berfirman:
مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Artinya: "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah ayat 261).
Ketiga, zakat yang kita keluarkan pada hakikatnya adalah sebagai wujud syukur atas nikmat dari Allah SWT. Perlu kita sadari bahwa Allah telah memberikan kita nikmat anggota badan yang harus kita syukuri dengan wujud ibadah badaniyyah, seperti sholat dan ibadah sejenisnya. Selain itu juga Allah telah memberikan nikmat memiliki harta benda yang cara mensyukuri adalah dengan ibadah maliyyah yakni dengan mengeluarkan zakat, infak, atau sedekah.
Imam al-Ghazali pun menyebut bahwa zakat juga bukan sebatas bentuk syukur. Tetapi juga wujud kepedulian dan kasih sayang terhadap orang lain khususnya yang membutuhkan uluran tangan kita. Dengan kepedulian ini, kita kemudian akan bisa menjadi jiwa-jiwa yang bisa memberi manfaat pada orang lain. Rasulullah bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (Hr. Imam Thabrani).
Tiga hakikat zakat menurut Imam al-Ghazali ini, cukup kiranya mampu mendewasakan cara kita dalam berzakat. Mari niati berzakat bukan sebatas menggugurkan kewajiban namun lebih dari itu, zakat yang kita tunaikan harus mampu mewujudkan nilai-nilai luhur yang perlu ditanamkan dalam dalam diri kita.
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Dari tiga hakikat berzakat itu, kita berharap bisa lebih memaknai ibadah zakat yang kita tunaikan sehingga manisnya ibadah yang kita lakukan akan lebih terasa. Ketika nikmat ibadah bisa kita rasakan, maka otomatis akan semakin menambah rasa kerinduan untuk terus melakukannya. Ibadah dan aktivitas apapun yang dilakukan bukan atas dasar keterpaksaan, pasti akan maksimal hasilnya. Sebaliknya, ibadah atau pekerjaan yang dilakukan atas dasar keterpaksaan dan sebatas menggugurkan kewajiban saja maka akan jauh dari hasil yang diharapkan.
Semoga kita bisa menjadi manusia yang ikhlas dalam mengeluarkan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat yang lainya, sehingga kita digolongkan manusia-manusia yang senantiasa membersihan jiwanya. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang senantiasa membersihakan jiwa. Allah SWT berfirman dalam surat As-Syams: 9 ,قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا
Hadirin rahimakumullah,
Bagaimana cara membersihkan jiwa tersebut? Rasul bersabda. ''Inna likully syaiin shiqoolah, washiqoolatul quluub dzikrullah''. ''Sesungguhnya segala sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan pembersih hati adalah dzikir kepada Allah SWT''.
Semoga kita diberikan kekuatan untuk terus istiqomah mengamalkan dzikir, baik dzikir jahar maupun dzikir khafi, sehingga kita menjadi manusia-manusia yang bahagia dunia dan akhirat. Amin yaa rabbal alamin.
بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ. وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ . وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِرَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. ر بَّنَا أَنزِلْنِى مُنزَلًۭا مُّبَارَكًۭا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Oleh: Nana Suryana, Khotib Masjid Nurul Asror/Ketua I LDTQN Suryalaya
Sumber: Laman Lembaga Dakwah Tarekat Qodoriyah Naqsyabandiyah (LDTQN) Pondok Pesantren Suryalaya
KHUTBAH TENTANG ZAKAT SINGKAT PDF, KLIK DI SINI!
Teks Khutbah Jumat: Ancaman Bagi yang Tidak Berzakat
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ ومُبلِّغُ النَّاسِ شَرْعَهُ، مَا تَرَكَ خَيْرًا إِلَّا دَلَّ الْأُمَّةَ عَلَيْهِ وَلَا شَرًّا إِلَّا حَذَّرَهَا مِنْهُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ:
اَتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ، وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.
وَتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلَا عَمَلٌ بِطَاعَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ، وَتَرْكٌ لِمَعْصِيَةِ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ خِيْفَةَ عَذَابِ اللهِ .
Ibadallah,
Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar kita semua senantiasa bertakwa kepada Allah Ta'ala. Karena hanya orang bertakwa saja yang beruntung di dunia dan akhirat.
Ibadallah,
Kita telah menyadari bahwasanya Allah menciptakan jin dan manusia memiliki tujuan besar. Yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana Allah tegaskan dalam firman-Nya di Surat Adz-Dzariyat:
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." [Quran Adz-Dzariyat: 56]
Disebutkan di sebagian tafsir, menurut Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anhu maksudnya adalah makna dari agar mereka beribadah kepadaku adalah Allah memerintah mereka dan melarang mereka. Sehingga bentuk ibadah dalam penjelasan ini adalah dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Agar setiap muslim mampu melaksanakan tugas ibadah yang menjadi tujuan dia diciptakan di muka bumi, maka dia harus memahami bagaimana tata cara ibadah tersebut. Sehingga tidak boleh baginya membiarkan dirinya dalam posisi ketidak-tahuan yang menyebabkan ibadahnya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebab, ketika Allah perintahkan suatu ibadah kepada seorang hamba, Allah tidak membebaskan dia melakukannya sesuka hatinya. Namun Allah juga memberikan panduan bagaimana cara melaksanakannya. Salah satu bentuk ibadah yang mungkin banyak dilupakan oleh masyarakat adalah mengenal bagaimana kewajiban hartanya.
Jamaah yang dimuliakan Allah Ta'ala,
Kita sama-sama mengetahui bahwasanya zakat adalah salah satu dari rukun Islam. Dalam syariat, zakat adalah satu-satunya kewajiban harta yang harus kita keluarkan. Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang manusia yang tidak paham fikih zakat sebagai seorang yang berada di posisi ahkbatsul manazil. Yaitu manusia yang terhina.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dari seorang sahabat yang bernama Abu Kabsyah al-Anmari radhiallahu 'anhu,
عَنْ أَبِيْ كَبْشَةَ الأَنْمَارِيْ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُوْلُ: (أُحَدِّثُكُمْ حَدِيْثًا فَاحْفَظُوْهُ: إِنَّمَا الدُنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku akan sampaikan kepada kalian sebuah hadits, hafalkanlah! Dunia ini berisi empat tipe manusia..."
Keempat tipe manusia ini adalah kombinasi antara harta dengan ilmu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan satu per satu tipe manusia tersebut.
عَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالاً وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيْهِ حَقًّا، فَهَذَا بَأَفْضَلِ المَنَازِلِ، وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالاً فَهُوَ صَادِقُ النِّيَةِ يَقُوْلُ لَوْ أَنَّ لِيْ مَالاً لَعَمِلْتُ بِعَمَلٍ فُلَانٍ، فَهُوَ بِنِيَتِهِ، فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ
"(1) Ada seorang hamba yang Allah beri dia harta dan dia juga diberi oleh Allah ilmu agama. Dengan hartanya itu dia bertakwa kepada Rabnya, menyambung silaturahim, dan dia mengetahui kewajiban yang harus ia tunaikan berkaitan dengan hartanya. Tipe orang seperti ini berada di tingkatan paling tinggi. (2) Seorang hamba yang Allah berikan padanya ilmu agama, tapi tidak diberikan harta. Namun dia memiliki niat yang sungguh-sungguh kalau seandainya memiliki harta, ia akan melakukan seperti yang dilakukan orang pertama. Orang ini dengan niatnya yang tulus ini mendapatkan pahala yang sama dengan orang pertama.
وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالاً وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيْهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيْهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيْهِ حَقًّا، فَهَذَا بَأَخْبَثِ المَنَازِلِ
(3) Tipe ketiga, seseorang yang Allah berikan harta namun tidak ilmu agama. Ia habiskan hartanya tanpa bimbingan ilmu. Tidak untuk bertakwa kepada Allah, tidak untuk menyambung silaturahim, dan tidak mengetahui kewajiban yang harus ia tunaikan berkaitan dengan hartanya. Orang ini berada di kedudukan yang paling rendah.
Orang ketiga ini punya potensi. Dia punya harta. Namun ia tidak tahu bagaimana menggunakan potensi tersebut dengan benar sesuai dengan aturan agamanya. Sehingga ia tidak tahu bagaimana cara bayar zakat. Tidak mengerti kewajiban agamanya. Dia tidak mengerti fikih zakat. Tidak tahu apa yang harus dizakati. Apalagi menghitung zakat. Orang ini disebut oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berada di tingkatan paling rendah.
وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللهُ مَالاً وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُوْلُ لَوْ أَنَّ لِي مَالاً لَعَمِلْتُ فِيْهِ بِعَمَلٍ فُلَانٍ، فَهُوَ بِنِيَّتِهِ، فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ
(4) Orang keempat adalah seorang yang tidak diberikan rezeki harta maupun ilmu. Kemudian dia mengatakan, 'Kalau saya punya harta, saya akan gunakan harta saya untuk maksiat seperti si Fulan. Orang ini dengan keinginannya tersebut mendapatkan dosa yang sama dengan orang yang ketiga'."
Jamaah sekalian yang dirahmati oleh Allah Ta'ala, dari hadits ini kita bisa melihat bahwa kata kunci kebaikan yang dimiliki oleh seseorang adalah kembali pada memiliki ilmu agama. Dan kewajiban orang yang memiliki harta adalah wajib mengetahui apa kewajiban harta yang wajib dia tunaikan.
Sehingga seorang muslim yang punya harta, wajib mengetahui fikih zakat. Tidak boleh dia tidak tahu. Seorang muslim yang tidak mengetahui, dan terus berdiam dalam ketidak-tahuannya itu, tidak ada upaya untuk mencari tahu, maka dia berdosa. Bagaimana bentuk dosanya, berikut ini khotib nukilkan firman Allah Ta'ala yang ada dalam Surat At-Taubah:
وَٱلَّذِينَ يَكْنِزُونَ ٱلذَّهَبَ وَٱلْفِضَّةَ وَلَا يُنفِقُونَهَا فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ * يَوْمَ يُحْمَىٰ عَلَيْهَا فِى نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَىٰ بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَٰذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنفُسِكُمْ فَذُوقُوا۟ مَا كُنتُمْ تَكْنِزُونَ
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu". [Quran At-Taubah: 34-35]
Semua orang mencintai harta. Namun ada orang-orang yang merawat dan mengumpulkan hartanya sampai ia tidak tahu cara yang benar mengeluarkan harta tersebut. Sehingga nanti di hari kiamat Allah jadikan harta tersebut justru sebagai alat untuk menyiksanya. Wal'iyadzubillah..
Jika ada seorang muslim tidak mengetahui fikih zakat. Kemudian seumur hidupnya ia tidak pernah zakat bisa jadi ia mendapatkan hukuman semacam ini. Oleh karena itu, sekali lagi khotib sampaikan, siapa saja yang dikaruniai Allah harta, maka wajib baginya untuk mempelajari bagaimana cara mengeluarkan harta sesuai tuntunan syariat.
أقولُ ما تسمعونَ وأستغفرُ اللهَ لي ولكُمْ فاستغفروهُ إنَّهُ هو الغفورُ الرحيمُ.
Khutbah II
الحمدُ للهِ الَّذِي أكمَلَ لنَا الدِّينَ، وأتمَّ علينَا النِّعمةَ، وجعلَ أمتنَا خيرَ أُمَّةٍ، وبعثَ فينَا رسولًا يتلوْ علينَا آياتِه ويُزكِّينَا ويُعلِّمُنَا الكتابَ والحِكمةَ ... أمَّا بعدُ:
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta'ala,
Ada tipe orang yang royal. Dia bukan seorang yang pelit. Dia suka menyumbang untuk masjid, panti asuhan, kegiatan sosial, dan lain-lain. Namun dia tidak tahu fikih zakat. Sehingga dia mengeluarkan hartanya sepeser pun tidak ada niat untuk zakat. Dan kita mengetahui, yang namanya amal tatkala tidak diiringi dengan niat maka amal tersebut tidak diterima. Sebagaimana kaidah umum yang diberikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan."
Bisa jadi ada seseorang yang mengeluarkan harta dengan jumlah yang banyak, namun ketika tidak ada niat zakat, maka tidak terhitung sebagai zakat. Sehingga dia belum disebut telah menunaikan kewajiban zakat.
Ibnu Muflih dalam kitabnya al-Furu' menyebutkan,
وَالنِّيَةُ شَرْطٌ فِي إِخْرَاجِ الزَّكَاةِ، فَيَنْوِي الزَكَاةَ وَالصَّدَقَةَ الوَاجِبَةَ أَوْ صَدَقَةَ المَالِ وَالفِطْرِ، وَلَوَ نَوَى صَدَقَةً مُطْلَقَةً لَمْ يُجْزِئْهُ وَلَوْ تَصَدَّقَ بِجَمِيْعِ مَالِهِ
"Niat adalah salah satu dari syarat zakat. Karena itu, seseorang harus menghadirkan niat saat berzakat atau sedekah wajib, atau zakat mal dan zakat fitrah. Kalau ia hanya meniatkannya sebagai sedekah biasa, hal itu tidak sah sebagai zakat, meskipun ia keluarkan seluruh hartanya."
Oleh karena itu jamaah sekalian, sekali lagi khatib menyampaikan, ilmu agama itu sangat penting. Agar ia bisa beribadah kepada Allah dengan cara yang benar. Dan kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar memberi taufik kepada kita supaya bisa beribadah kepada-Nya dengan cara yang benar sesuai dengan apa yang Allah Ta'ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam syariatkan.
هَذَا، وَصَلُّوا وَسَلِّمُوا عَلَى نَبِيِّكُم كَمَا أَمَرَكُمْ بِذلِكَ رَبُّكُمْ، فَقَالَ: ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾، وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا» رَوَاهُ مُسْلِم.
اللهُمَّ أعزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِينَ، وأَذِلَّ الـشِّـرْكَ والمُـشـْرِكِين، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّين.
اللهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِح أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُورِنَا.
اللهُمَّ وَفِّقْ جَمِيعَ وُلَاةِ الْمُسْلِمِينَ لِلعَمَلِ بِكِتَابِكَ، واتِّباعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ، وَتَحْكِيمِ شَرْعِكَ.
اللهُمَّ وَفِّق إمَامَنَا خَادِمَ الْحَرَمَيْنِ لِما فِيه عِزُّ الْإِسْلَامَ وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِين.
اللهُمَّ وَفِّقْهُ وَوَلِيَّ عَهْدِهِ وَإِخْوَانَه وَأَعْوَانَه لِما تُحِبُهُ وتَرْضَاه.
اللَّهُمَّ احْفَظْ جُنودَنا المُرَابِطِينَ وَرِجالَ أَمْنِنَا، وَسَدِّدْ رَمْيَهُمْ يَا رَبَّ العالَمينَ.
اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالحَوْثِيِّينَ المُفْسِدِينَ، وَبِاَلْخَوارِجِ المَارِقينَ، وَبِجَميعِ أَعْداءِ الدّينِ.
اللَّهُمَّ اِكْفِنَا شَرَّهُمْ بِمَا شِئْتَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَدْرَأُ بِكَ فِي نُّحورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرورِهِمْ.
اللهُمَّ إنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتَك، وَتَحَوُّل عَافِيَتك، وَفُجَاءَة نَقِمَتِك، وَجَمِيعِ سَخَطِك.
اللهُمَّ إنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ البَرَصِ وَالْجُذَام وَالْجُنُونِ وَسَيِّئ الْأَسْقَام.
عِبَادَ اللَّهِ: ﴿إِنَّ اللَّهَ يَأمُرُ بِالعَدلِ وَالإِحسانِ وَإيتاءِ ذِي القُربى وَيَنهى عَنِ الفَحشاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغيِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم تَذَكَّرونَ﴾.
فَاذْكُرُوا اللَّهَ العَظيمَ الجَليلَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ، واللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ.
Oleh: Ustaz Ammi Nur Baits
Sumber: Laman Khotbah Jumat
KHUTBAH JUMAT ANCAMAN BAGI YANG TIDAK BERZAKAT PDF, KLIK DI SINI!
Contoh Khutbah Jumat tentang Kewajiban Bayar Zakat
Khutbah I
إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَ وَلَا رَسُولَ بَعْدَهُ
قَالَ تَعَالَى فِي القُرْآنِ الكَرِيمِ :﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ ١٠٢ ﴾ ( اٰل عمران/3: 102)
﴿ يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١ ﴾ ( النساۤء/4: 1)
﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧١ ﴾ ( الاحزاب/33: 70-71)
وَقَالَ أَيْضاً : ﴿ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا ٢٩ ﴾ ( النساۤء/4: 29)
اللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينْ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسِانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di tempat ibadah-Nya pada hari yang mulia ini. Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi Agung kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Hari ini, kita berkumpul di dalam bulan yang penuh berkah, bulan Ramadhan, bulan di mana pintu-pintu surga terbuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan. Dan di tengah-tengah bulan yang mulia ini, kita diperintahkan untuk memperhatikan salah satu kewajiban paling suci dalam agama Islam: Zakat.
Zakat bukanlah sekadar amal kebajikan biasa. Ini adalah wajib bagi setiap muslim yang memiliki kekayaan yang mencukupi untuk membayar sebagian dari hartanya untuk membantu sesama yang membutuhkan. Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam, yang harus dijalankan dengan penuh keikhlasan dan kepatuhan kepada Allah SWT.
Jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Para Jama'ah yang dihormati,
Zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan juga simbol dari harmoni dalam hubungan sesama manusia. Sebagaimana sholat melambangkan hubungan yang baik antara individu dengan Tuhan, zakat mencerminkan keharmonisan dalam hubungan antar sesama manusia. Ia adalah realitas kebajikan sosial sekaligus kesalehan individual.
Dalam sejarah Islam, tercatat bahwa Abu Bakar dan Umar bin Khattab telah dengan tegas menegaskan pentingnya menunaikan zakat. Bahkan, mereka tidak ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang menolak kewajiban zakat. Itulah mengapa, dalam kitab-kitab klasik, zakat dibahas secara mendalam, dari syarat-syaratnya, objek yang dizakati, hingga pihak-pihak yang berhak menerimanya. Para ulama fikih juga memberikan perhatian serius terhadap zakat, karena mereka menyadari betapa pentingnya kewajiban ini dalam ajaran Islam.
Namun, sayangnya, jarang sekali yang memperhatikan aspek filosofis dari perintah zakat. Akibatnya, pelaksanaan zakat seringkali hanya menjadi sebuah ritual tahunan dan kewajiban semata. Dengan memahami filosofi di balik perintah zakat ini, diharapkan kita dapat merenungkan lebih dalam tentang harta kekayaan yang kita miliki. Sehingga, keyakinan akan pentingnya zakat sebagai ritual sosial akan menjadi akar yang kuat dalam hati setiap muslim.
Jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah
Penciptaan alam semesta adalah manifestasi dari kekuasaan dan keagungan Allah SWT. Penciptaan alam semesta berawal dari ketiadaan menjadi ada, dan diciptakan oleh Allah dengan susunan yang teratur. Allah adalah Sang Pencipta yang memiliki seluruh alam ini.
Namun, Allah juga menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia diberi tugas untuk memakmurkan alam semesta ini. Tugas ini tidak hanya sebatas menjaga kelestarian alam, tetapi juga mencakup tanggung jawab sosial terhadap sesama makhluk Allah dan seluruh ciptaan-Nya.
وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ
"Dan kepada kaum samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Dalam tugas mulia memakmurkan alam semesta ini, Allah SWT telah menyediakan segala fasilitas yang diperlukan manusia untuk menjaga eksistensinya dalam kehidupan ini. Seperti yang tertuang dalam Al-Qur'an, Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan susunan yang teratur, termasuk fasilitas-fasilitas yang kita butuhkan seperti oksigen, air, dan tumbuh-tumbuhan. Bahkan, manusia diperbolehkan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada sesuai dengan kebutuhan mereka.
Allah SWT juga melimpahkan karunia hujan untuk kesuburan tanah, sehingga tanah dapat menghasilkan berbagai macam buah-buahan yang bermanfaat bagi manusia. Semua karunia ini merupakan tanda kasih sayang dan kebaikan Allah kepada hamba-Nya.
وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً مُّبٰرَكًا فَاَنْۢبَتْنَا بِهٖ جَنّٰتٍ وَّحَبَّ الْحَصِيْدِۙ
"Dan dari langit Kami turunkan air yang memberi berkah lalu Kami tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang dapat dipanen."
Kita harus menyadari bahwa sebagai manusia, kita tidak memiliki kekuatan untuk menciptakan air, menggerakkan awan, atau membuat pohon. Semua itu adalah karunia dan ciptaan Allah SWT semata. Manusia hanya diberikan kemampuan untuk mengolah, memanfaatkan, dan memperdayakan segala fasilitas kehidupan yang telah Allah ciptakan.
Segala harta kekayaan yang ada di bumi ini adalah milik Allah, dan kepemilikan manusia hanya bersifat nisbi. Kita sebagai manusia hanya diberi amanah untuk menikmati dan memanfaatkan harta kekayaan tersebut dengan cara yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Dengan pemahaman bahwa kepemilikan manusia hanyalah sebagai pelaksana amanah untuk mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT, maka secara yuridis, tidak semua harta yang dimiliki oleh manusia adalah miliknya secara mutlak. Dalam kekayaan manusia, terdapat hak orang lain yang juga harus diakui dan dipenuhi.
وَفِيْٓ اَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّاۤىِٕلِ وَالْمَحْرُوْمِ
"Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta."
Seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an, bahwa seseorang yang memiliki harta berlebih dalam jangka waktu tertentu diperintahkan untuk mendermakan sebagian hartanya kepada yang berhak, seperti kaum dhuafa dan lain-lain. Praktek ini dikenal dengan zakat, yang merupakan salah satu bentuk pengakuan atas kepemilikan yang sebenarnya adalah milik Allah SWT.
Jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah,
Karena itulah, zakat mengandung makna suci, tumbuh, berkah, dan terpuji. Semua makna ini digunakan dalam Al-Qur'an dan hadits untuk menggambarkan pentingnya zakat dalam kehidupan umat muslim.
Menurut Fikih Zakat Kontemporer yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid, zakat secara syar'i berarti suatu ibadah wajib yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri kepada orang yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
Dengan demikian, zakat tidak hanya sekadar kewajiban ritual atau pemenuhan hak orang lain, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang suci dan terpuji di hadapan Allah SWT. Melalui pembayaran zakat, kita tidak hanya membersihkan harta kita dari sifat serakah dan kikir, tetapi juga membersihkan jiwa kita dari penyakit-penyakit hati seperti keserakahan dan kedengkian.
Marilah kita semua menjalankan kewajiban zakat dengan penuh kesadaran akan makna yang terkandung di dalamnya, dan dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semoga Allah senantiasa memberkahi langkah-langkah kita dalam memperjuangkan keadilan sosial dan keberkahan dalam kehidupan kita. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ
اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ
فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Zakat memiliki makna yang dalam dan penting dalam ajaran Islam. Salah satu fungsi filosofis utama dari zakat adalah membersihkan harta kita. Dengan membersihkan harta kita melalui pembayaran zakat, kita membangun hubungan yang lebih baik dengan Allah SWT dan sesama manusia. Kita mengakui bahwa segala kekayaan yang kita miliki hanyalah titipan dari-Nya, dan kita bertanggung jawab untuk menggunakan harta tersebut dengan cara yang sesuai dengan kehendak-Nya.
Marilah kita semua menjalankan kewajiban zakat dengan penuh kesadaran akan fungsi filosofisnya, dan dengan niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan membantu sesama manusia. Semoga Allah senantiasa memberkahi langkah-langkah kita dalam memperjuangkan keadilan sosial dan keberkahan dalam kehidupan kita.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber: Laman Muhammadiyah
KHUTBAH JUMAT TENTANG KEWAJIBAN BERZAKAT PDF, KLIK DI SINI!
Nah itulah 5 contoh khutbah Jumat tentang zakat fitrah yang dapat menjadi referensi. Semoga bermanfaat!
(edr/urw)