Bupati Jeneponto Paris Yasir menjadi sorotan usai videonya mengamuk di tengah arak-arakan setelah pelantikan viral di media sosial. Polisi menyebut peristiwa itu dipicu kesalahpahaman antara warga dan Paris Yasir.
Insiden terjadi tepatnya di Dusun Bonto Gaddong, Desa Banrimanurung, Kecamatan Bangkala, Jeneponto, Jumat (21/3) sekitar pukul 14.00 Wita. Kejadian bermula saat rombongan Paris Yasir yang melakukan arak-arakan melintas hingga seorang warga diduga terganggu karena suara bising kendaraan.
"Pada saat terjadi iring-iringan penjemputan Bupati dari batas kabupaten Jeneponto-Takalar, sesampainya di lokasi atau di TKP ada salah satu warga yang merasa tersinggung, mungkin disebabkan oleh kebisingan dari suara kendaraan yang ada dalam arak-arakan itu," kata Kapolsek Bangkala AKP Saifullah Syam kepada detikSulsel, Jumat (21/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga tersebut kemudian spontan melakukan pelemparan hingga akhirnya mengenai salah satu kendaraan dalam rombongan. Walhasil, iring-iringan bupati pun berhenti dan berujung cekcok.
"Yang bersangkutan spontanitas melakukan pelemparan dan mengenai salah satu kendaraan dari arak-arakan itu sehingga rangkaian arak-arakan berhenti dan terjadilah ini," ungkapnya.
Menurut Saifullah, Paris Yasir turun dari mobil untuk meredam amarah simpatisannya agar tidak terprovokasi, bukan untuk ikut dalam keributan. Dia mengatakan kejadiannya berlangsung cepat dan terjadi secara spontan.
"Dia (Bupati) itu turun dari kendaraan untuk mengendalikan massa simpatisan. Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan," ucapnya.
Lebih lanjut, Saifullah membeberkan, kepolisian sebenarnya telah melakukan pengamanan lalu lintas di sekitar lokasi, termasuk mengawal pergerakan arak-arakan. Namun, karena rangkaian kendaraan cukup panjang, personel yang berada di bagian belakang tidak dapat memonitor insiden tersebut secara langsung.
"Dalam kegiatan itu kami sudah plotting personel, tapi di lokasi tempat kejadian itu tidak ter-plot karena bukan bagian daerah rawan kemacetan. Jadi, yang kami plot itu di titik atau spot yang menjadi terjadi kemacetan. Makanya tidak ada personel yang ada di situ. Personel yang ikut dalam iring-iringan, ya, termasuk saya di mobil dinas. Tapi, posisinya ada di belakang sekali, di ekornya arak-arakan," tuturnya.
Saifullah menyampaikan, kepolisian masih terus memantau perkembangan situasi pasca-insiden ini. Pihaknya juga mengimbau semua pihak untuk menahan diri serta tidak terpancing provokasi yang dapat memperkeruh keadaan.
"Sampai sekarang ini belum ada, sih, dari peristiwa itu yang melaporkan ke pihak berwajib dalam hal ini kami di Polsek Bangkala," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Jeneponto Paris Yasir terekam mengamuk di tengah arak-arakan usai pelantikannya. Dalam video yang beredar, Paris turun dari mobil di tengah jalan dan terlibat ketegangan dengan seseorang di kerumunan.
Awalnya, Paris terlihat duduk di jendela mobil hitam sambil mengangkat dua jari, simbol nomor urutnya saat Pilkada Jeneponto 2024 lalu. "Menang nomor dua, menang nomor dua. Apa kau? Woi!" teriaknya lantang.
Tak lama kemudian, Paris turun dari mobil dan menunjuk seseorang dari kejauhan. Di tengah suasana arak-arakan yang ramai, dia tampak emosional dan mendekati orang tersebut, didampingi seorang pria yang diduga pengawalnya.
Aksi itu sontak menarik perhatian warga yang langsung mencoba menenangkan situasi. Beruntung, ketegangan berhasil diredam sebelum berujung kericuhan.
(asm/hsr)