Prestasi Minor Ashabul Kahfi Pimpin PAN Sulsel Dianggap Butuh Regenerasi

Kepemimpinan Ashabul Kahfi sebagai Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan (Sulsel) selama tiga periode belum menunjukkan hasil memuaskan. Kursi di DPRD Sulsel yang terus anjlok menjadi salah satu tolok ukur.

Diketahui, kursi PAN di DPRD Sulsel anjlok dalam 3 periode terakhir yakni Pileg 2014 meraih 9 kursi dan pada Pileg 2019 turun menjadi 7 kursi. Terakhir pada Pileg 2024 PAN hanya bisa mendapatkan 4 kursi.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Sukri Tamma menilai PAN Sulsel perlu regenerasi kepemimpinan setelah hasil minor Ashabul Kahfi dalam tiga periode terakhir. Menurutnya, regenerasi penting agar membuka jalan untuk kader potensial lain.

"Iya mestinya memang ini bahan evaluasi. Selain itu saya kira faktor regenerasi penting untuk menjadi perhatian agar membuka jalan bagi kader lain," ujar Sukri kepada detikSulsel, Kamis (20/3/2025).

Dengan adanya sembilan penantang Ashabul Kahfi sebagai ketua DPW PAN Sulsel, kata Sukri, maka akan menjadi pertimbangan bagi DPP PAN untuk menunjuk sosok pemimpin baru. Meski begitu, kemungkinan Ashabul Kahfi tetap ditunjuk melanjutkan kepemimpinan juga masih ada.

"Sepertinya masih fifty-fifty (DPP ganti Kahfi), tapi saya kira pertimbangan regenerasi akan jadi pertimbangan penting," katanya.

Menurut Sukri, regenerasi kepemimpinan di PAN Sulsel akan berdampak pada kesiapan partai menghadapi Pemilu 2029. Dia mengatakan PAN Sulsel harus punya pemimpin yang mampu beradaptasi dengan dinamika politik yang terus berubah.

"Sangat penting (regenerasi) karena tentu PAN ingin agar pemilu depan hasil yang mereka capai akan lebih baik dengan dinamika sistem dan masyarakat yang terus berubah, tentu PAN juga harus dapat terus menyesuaikan diri," jelasnya.

"Karena itu menurut saya PAN butuh leader yang dapat memastikan mereka mampu beradaptasi lebih baik lagi pada perkembangan kecenderungan dinamika sistem politik ke depannya," sambung Sukri.

2 Sosok Kuat Gantikan Ashabul Kahfi

Dari sejumlah nama yang mencuat, dua bupati disebut memiliki peluang besar. Sukri menilai Bupati Maros Chaidir Syam lebih diunggulkan dibanding Bupati Gowa Husniah Talenrang karena faktor pengalaman.

"Pak Chaidir Syam sedikit lebih diuntungkan dari sisi pengalaman dan rekam jejak di partai. Beliau pernah menjadi Wakil Ketua DPRD dan Ketua DPRD. Sementara Ibu Husniah masih baru," kata Sukri.

Hanya saja, Sukri juga menekankan pentingnya sosok yang dapat diterima internal partai dan mampu membangun komunikasi dengan pihak luar. Ia menyebut Ashabul Kahfi selama ini dianggap sebagai tokoh yang kuat dalam aspek tersebut, sehingga penggantinya harus mampu memainkan peran yang sama.

"Selama ini Pak Ashabul Kahfi di situ, dia dianggap tokoh yang kuat sehingga komunikasi ke dalam dan keluar itu bagus. Jadi kalau bukan beliau (Ashabul Kahfi) lagi yang dipilih, penggantinya minimal harus memainkan peran itu," pungkasnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.