Kronologi Ambulans Bawa Jenazah di Barru Ditolak Isi Solar di SPBU

Kronologi Ambulans Bawa Jenazah di Barru Ditolak Isi Solar di SPBU

Muhammad Subhan - detikSulsel
Minggu, 16 Mar 2025 16:18 WIB
Ambulans bawa jenazah ditolak isi BBM karena tidak punya barcode.
Foto: Ambulans bawa jenazah di Barru ditolak isi BBM karena tidak punya barcode. (dok. Istimewa)
Barru -

Ambulans milik Puskesmas Pujananting yang membawa jenazah mendapat penolakan saat hendak mengisi BBM jenis solar di SPBU di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel). Pihak SPBU menolak mengisi BBM ambulans karena tidak punya barcode.

Peristiwa ini terjadi di SPBU Kajuara yang terletak di Jalan Poros Pekkae-Soppeng, Kecamatan Tanete Riaja, Barru, Sabtu (15/3). Kejadian bermula saat ambulans membawa korban kecelakaan menuju RSUD Barru.

Kapolsek Pujananting AKP Sudarto menjelaskan, saat dalam perjalanan pasien dalam ambulans meninggal. Petugas ambulans pun memutuskan kembali ke Desa Pujananting, Barru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu ambulans dari (Desa) Allu, Pujananting muat orang kecelakaan bawa ke RS tapi meninggal itu korbannya. Jadi mau dibawa lagi kembali ke Pujananting. Saat itu ambulans singgah di Pertamina Kajuara," ujar Sudarto kepada detikSulsel, Sabtu (15/3/2025).

Saat hendak mengisi solar, petugas SPBU Kajuara menolak karena ambulans belum memiliki barcode. Sopir ambulans dan petugas SPBU kemudian terlibat cekcok.

ADVERTISEMENT

Sopir ambulans sempat memperlihatkan jenazah yang ada di dalam mobil. Namun petugas SPBU juga tetap menolak karena hanya menjalankan aturan.

"Ini ambulans yang tidak punya barcode tapi memaksa dan memviralkan. Padahal ambulans tersebut sudah beberapa bulan beroperasi," ucap Sudarto.

Polisi yang menerima laporan kejadian kemudian turun ke lokasi. Sudarto lalu meminta agar mobil ambulans tersebut tetap diisi dengan menggunakan barcode dari ambulans lain.

"Saya tahu kejadian di grup-grup WA. Sebagai langkah taktis saya hubungi ambulans Puskesmas Doi-doi untuk pinjaman barcodenya untuk ambulans yang itu," tuturnya.

Sudarto mengatakan langkah ini dilakukan agar masalah cepat selesai. Namun dia berharap pihak puskesmas selaku pemilik ambulans mendaftar agar bisa memiliki barcode sebagai syarat mengisi BBM.

"Sebenarnya itu kesalahan dari Puskesmas Pujananting karena ambulans sudah beberapa bulan beroperasi tapi tidak didaftar barcodenya," ucap Sudarto.




(sar/ata)

Hide Ads