Sebuah mobil ambulans yang sedang membawa jenazah milik Puskesmas Pujananting ditolak mengisi bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal ini terjadi karena pengemudi ambulans tidak memiliki barcode sebagai syarat mengisi BBM.
Peristiwa itu terjadi di SPBU Kajuara, Kecamatan Tanete Riaja, Barru pada Sabtu (15/3). Insiden ini terekam kamera hingga videonya viral di media sosial.
"Kejadian di Pertamina Kajuara itu," kata Kapolsek Pujananting AKP Sudarto kepada detikSulsel, Sabtu (15/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudarto menjelaskan, kejadian ini bermula saat ambulans hendak membawa korban kecelakaan di Desa Allu menuju rumah sakit (RS). Namun dalam perjalanan pasien tersebut meninggal hingga dikembalikan ke Desa Pujananting.
"Jadi mau dibawa lagi kembali ke Pujananting. Saat itu ambulans singgah di Pertamina Kajuara," ujarnya.
Ketika hendak melakukan pengisian, petugas SPBU Kajuara menolak mengisi BBM karena ambulans tersebut tidak memiliki barcode. Namun petugas ambulans memaksa dan memvideokan situasi tersebut.
"Sebenarnya itu kesalahan dari Puskesmas Pujananting karena ambulans sudah beberapa bulan beroperasi tapi tidak didaftar barcodenya," tuturnya.
Pengemudi ambulans pun menunggu di SPBU tersebut. Belakangan, petugas ambulans menggunakan barcode dari ambulans yang lain untuk pengisian BBM jenis solar.
"Makanya tadi kusuruh kirimkan barcode mobil ambulansnya Puskesmas Doi-doi baru bisa terisi," beber Sudarto.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Barru, Amir Rifai telah dikonfirmasi terkait kejadian tersebut. Namun Amir belum memberikan tanggapan.
Dalam video yang beredar, petugas ambulans tampak adu mulut dengan petugas SPBU. Petugas ambulans mengeluh tidak bisa mengisi BBM solar saat hendak mengantar jenazah.
"Ini Pertamina ini, mayat dibawa baru tidak na kasih ki solar. Pertamina Kajuara. Saya bawa mayat pulang tidak dikasi solar," demikian suara pria dalam video tersebut.
(sar/ata)