Warga Desa Padang Loang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), menolak adanya rencana perusahaan tambang pasir silika di wilayahnya. Warga khawatir perkebunan warga di sekitar lokasi rusak.
"Iye kabarnya memang begitu (akan ada aktivitas tambang pasir), ini perusahaan sudah jalan survei," kata Kepala Desa Padang Loang, Wahyudi kepada wartawan, Jumat (14/3/2025).
Wahyudi mengungkapkan perusahaan yang akan masuk tersebut rencananya akan menggarap tambang pasir seluas 207 hektare di tiga dusun. Jika tambang tersebut beroperasi, kata dia, maka akan mengancam ratusan hunian hingga lahan perkebunan warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada tiga dusun di sana, dusun Padang, Banga dan Palita. Iye ada ratusan KK di sana, kemudian lahan perkebunan juga," ungkapnya.
Dia memastikan warga menolak tambang masuk dan beroperasi di desanya. Warga lebih memilih mencari nafkah dengan mengelola lahan ketimbang membiarkan tambang masuk.
"Jelas menolak (tambang), karena di sana ada pemukiman kemudian ada juga lahan perkebunan yang dikelola warga, bagaimana kalau ada tambang di sana, tidak bisa," ucapnya.
Wahyudi mengutarakan, Desa Padang Loang saat ini menjadi salah satu pusat hortikultura bahkan penyangga pangan di Pinrang. Di wilayah itu, warga melakukan kegiatan perkebunan seperti, sawit, semangka, hingga cabai.
"Kita ini sentra bahkan penyangga hortikultura di Pinrang. Banyak warga memanfaatkan lahan untuk berkebun seperti sawit sama cabai. Kalau dijadikan tambang hilang semua ini," tandasnya.
(asm/hsr)