Demo Mahasiswa di Kantor Bupati Polman Panas, Massa-Satpol PP Saling Dorong

Demo Mahasiswa di Kantor Bupati Polman Panas, Massa-Satpol PP Saling Dorong

Abdy Febriady - detikSulsel
Senin, 03 Mar 2025 14:30 WIB
Demo mahasiswa di Kantor Bupati Polman diwarnai keributan.
Demo mahasiswa di Kantor Bupati Polman diwarnai keributan. Foto: (Abdy Febriady/detikcom)
Polewali Mandar -

Demo mahasiswa di Kantor Bupati Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) diwarnai aksi saling dorong antara massa dengan petugas Satpol PP. Seorang mahasiswa dilaporkan terkena pukulan dalam insiden itu.

Keributan yang mewarnai unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Polman ini berlangsung di depan pintu masuk kantor Bupati Polman, Jalan Manunggal, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Senin (3/3/2025). Keributan berawal saat Satpol PP menghalau mahasiswa yang hendak membakar ban bekas di halaman kantor bupati.

"Kami tidak pernah melakukan tindakan provokatif justru kami yang diprovokasi. Kami ingin melakukan aksi bakar ban namun kami dicegah, menyebabkan tindakan premanisme yang dilakukan oknum Satpol PP," kata koordinator aksi, Samaruddin kepada wartawan di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keributan itu terjadi berulang kali. Massa aksi kesal lantaran pihak Satpol PP yang melakukan pengamanan enggan mengakui pemukulan terhadap anggotanya. Bahkan, oknum Satpol PP yang diduga telah melakukan pemukulan langsung bersembunyi.

"Ada dua kali terjadi pemukulan dan salah satu massa aksi merasakan itu dan melapor kepada kami. Namun di dalam (Satpol PP) tidak ada yang mau mengaku bahkan bersembunyi," ujar Samaruddin kesal.

ADVERTISEMENT

Dia pun mengaku akan melakukan aksi yang lebih besar, menuntut Kepala Satpol PP Polman dicopot dari jabatannya.

"Kami akan mengadakan konsolidasi ulang, menggalang massa yang sebanyak-banyaknya, menuntut pencopotan Kasatpol PP," jelas Samaruddin.

Lebih lanjut Samaruddin mengungkapkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan mendesak Bupati Polewali Mandar Samsul Mahmud mencopot Direktur PDAM Wai Tipalayo Polman Muhammad Fadli serta Kepala DP2KBP3A Polman Sriharni Patandianan.

Direktur PDAM Wai Tipalayo dinilai tidak transparan mengelola keuangan perusahaan, lantaran tidak menyetor dividen tahun 2022 dan tahun 2024 ke Pemerintah Kabupaten Polman. Sementara Kepala DP2KBP3A Polman dicurigai menyalahgunakan anggaran pengadaan paket pulsa untuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak Rp 888 juta.

"Adapun isu tadi yang pertama pencopotan Direktur PDAM dan juga pencopotan Bendahara PDAM. Juga pencopotan kepala dinas kependudukan (DP2KBP3A)," terangnya.

Massa aksi mengaku kecewa lantaran gagal bertemu dengan Bupati Polman yang dikabarkan tidak berada di tempat. Mereka mengancam akan menggelar aksi lebih besar jika bupati Polman tidak bersedia menemui mereka.

"Itu beberapa poin yang kami angkat, kami bawa, namun sampai saat ini kami belum ditemui bapak bupati. Kami sempat bicara salah satu mediasi dia mengatakan pak bupati sedang tidak berada di tempat, jika pak bupati tidak ingin menemui kami, kami akan melakukan konsolidasi jilid 2," pungkas Samaruddin.




(asm/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads