Renungan Harian Katolik Rabu, 19 Februari: Santo Marselus dan Santo Konradus

Renungan Harian Katolik Rabu, 19 Februari: Santo Marselus dan Santo Konradus

Fatmawati Hamzading - detikSulsel
Rabu, 19 Feb 2025 10:38 WIB
Renungan harian Katolik hari ini
Foto: freepik/Freepik
Makassar -

Umat Katolik memulai hari dengan membaca renungan harian berisi ayat-ayat Alkitab. Renungan ini merupakan cara memohon berkat Allah dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Dilansir dari situs Iman Katolik, berdasarkan kalender liturgi Rabu, 19 Februari 2025, terdapat beberapa ayat Alkitab yang dijadikan renungan harian. Renungan harian ini tentunya dapat dibaca dalam doa pribadi maupun keluarga, sebagai terang Tuhan di setiap langkah.

Adapun ayat Alkitab yang dapat dibaca sendiri atau bersama adalah Kejadian 8: 6-13, 20-22; Mazmur 116: 12-13, 14-15, 18-19; Markus 8: 22-26; dan 1 Korintus 8: 1-13.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak, yuk!

Renungan Harian Katolik Hari Rabu, 19 Februari 2025

Di bawah ini ayat-ayat Alkitab yang dapat dijadikan bahan renungan beserta kisah Santo Marselus dan Santo Konradus.

ADVERTISEMENT

Kejadian 8: 6-13, 20-22

  • Sesudah lewat empat puluh hari, maka Nuh membuka tingkap yang dibuatnya pada bahtera itu.
  • Lalu ia melepaskan seekor burung gagak; dan burung itu terbang pulang pergi, sampai air itu menjadi kering dari atas bumi.
  • Kemudian dilepaskannya seekor burung merpati untuk melihat, apakah air itu telah berkurang dari muka bumi.
  • Tetapi burung merpati itu tidak mendapat tempat tumpuan kakinya dan pulanglah ia kembali mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, karena di seluruh bumi masih ada air; lalu Nuh mengulurkan tangannya, ditangkapnya burung itu dan dibawanya masuk ke dalam bahtera.
  • Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya pula burung merpati itu dari bahtera;
  • Menjelang waktu senja pulanglah burung merpati itu mendapatkan Nuh, dan pada paruhnya dibawanya sehelai daun zaitun yang segar. Dari situlah diketahui Nuh, bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi.
  • Selanjutnya ditunggunya pula tujuh hari lagi, kemudian dilepaskannya burung merpati itu, tetapi burung itu tidak kembali lagi kepadanya.
  • Dalam tahun keenam ratus satu, dalam bulan pertama, pada tanggal satu bulan itu, sudahlah kering air itu dari atas bumi; kemudian Nuh membuka tutup bahtera itu dan melihat-lihat; ternyatalah muka bumi sudah mulai kering.
  • Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
  • Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
  • Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.

Mazmur 116: 12-13, 14-15, 18-19

  • Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku?
  • Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN,
  • Akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.
  • Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
  • Akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya,
  • Di pelataran rumah TUHAN, di tengah-tengahmu, ya Yerusalem! Haleluya!

Markus 8: 22-26

  • Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia.
  • Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: "Sudahkah kaulihat sesuatu?"
  • Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: "Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon."
  • Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas.
  • Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: "Jangan masuk ke kampung!"

1 Korintus 8: 1-13

  • Tentang daging persembahan berhala kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan." Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.
  • Jika ada seorang menyangka, bahwa ia mempunyai sesuatu "pengetahuan", maka ia belum juga mencapai pengetahuan, sebagaimana yang harus dicapainya.
  • Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah.
  • Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
  • Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi?dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian?
  • Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
  • Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.
  • Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.
  • Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.
  • Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?
  • Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena "pengetahuan" mu.
  • Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus.
  • Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku.

Kisah Santo Marselus, Martir

Marselus menjadi Paus pada tahun 308 sampai 309. Tempat, tanggal lahirnya serta berbagai cerita hidupnya sangat samar-samar diketahui. Yang pasti adalah beliau adalah seorang imam pada masa kepemimpinanPaus Marselinus I (296-304).
Setelah wafatnya Marselinus I, tahta suci mengalami kekosongan kepemimpinan selama masa penganiayaan terhadap orang-orang Kristen oleh Kaisar Diokletianus (284-305). Sampai pada tahun 308 barulah diangkat seorang Paus baru, yakni Marselus.

Pada masa ini, administrasi Gereja morat-marit. Paus Marselinus diserahi tanggung jawab untuk mengatur kembali administrasi gereja yang morat-marit itu. Pertama-tama ia membagi Gereja ke dalam wilayah-wilayah Paroki dibawah pimpinan seorang imam.

Imam-imam ini bertugas untuk mengajar agama kepada para calon babtis, mengadakan pengakuan umum, mendoakan orang mati dan mengatur upacara peringatan para martir. Marselus sendiri membangun pekuburan baru di jalan Salaria di Roma.

Karya Marselus untuk mengatur kembali administrasi gereja dirintangi oleh perihal masalah kemutradan orang-orang Kristen selama masa penganiayaan. Banyak diantara mereka ingin kembali ke pangkuan Gereja tanpa melalui dahulu masa pertobatan.

Tetapi Marselus menuntut bahwa orang-orang seperti itu harus terlebih dahulu melakukan pertobatan. Pertentangan serius ini mengakibatkan pertumpahan darah.

Karena pertentangan besar ini, Kaisar Maxentius (306-312) membuang Marselus dari Roma. Marselus akhirnya meninggal di pengasingan pada tahun 309.

Kisah Santo Konradus, Pengaku Iman

Konradus lahir di Lombardia dari sebuah keluarga bangsawan. Sebagai seorang putera bangsawan, Konradus lebih banyak menggunakan waktunya untuk bersenang-senang dan berfoya-foya.

Hobinya adalah berburu. Agar cepat dan mudah menangkap binatang buruannya, biasanya ia membakar hutan tempat persembunyian binatang-binatang itu.

Tapi perbuatan itu mendatangkan malapetaka baginya. Pembakaran hutan itu mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat dan harus di ganti. Semua kekayaan keluarga di pakai untuk membayar kerugian tersebut. Karena itulah keluarga Konradus mulai jatuh miskin.

Di dalam situasi miskin itu, Tuhan memanggil Konradus. Isterinya sendiri menjadi biarawati, sedangkan Konradus masuk Ordo ke tiga Santo Fransiskus.

Untuk lebih menyucikan dirinya, ia menjadi seorang rahib dan tinggal terpencil di dalam sebuah gua di Sisilia. Memang banyak gangguan menghadangnya tetapi kesungguhan dalam berdoa dan berpuasa membuat ia mampu mengalahkan kesemuanya itu. Ia meninggal pada tahun 1351.

Demikianlah renungan hari ini yang dapat dijadikan panduan. Selamat beribadah, ya!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads