Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Nabire, Papua Tengah, menilai demo penolakan program makan bergizi Gratis (MBG) dari pelajar SMP dan SMA karena kurangnya informasi yang didapat siswa. Pihaknya menuding siswa yang terlibat demo kerap absen sekolah saat sosialisasi dan edukasi terkait MBG.
"Sosialisasi MBG sudah sering kali dilakukan sosialisasi di lingkup sekolah. Mereka (pelajar) yang melakukan demo ini adalah anak-anak yang jarang hadir di sekolah sehingga tidak mendapatkan informasi dalam sosialisasi tersebut," kata Kepala Disdik Nabire, Dina Pidjer kepada wartawan di halaman Mapolres Nabire, Senin (17/2/2025).
Dina menyesalkan aksi unjuk rasa yang digelar siswa. Dia mengaku program MBG di Nabire belum berjalan namun pihaknya sudah intens melakukan sosialisasi sebagai upaya menjalankan program nasional tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk makan gratis ini adalah program pemerintah, jadi program ini tidak bisa kita tolak," tuturnya.
Dia juga menanggapi soal kekhawatiran siswa yang menolak MBG karena isu pelajar keracunan makanan. Dia menegaskan di Papua Tengah, khususnya di Nabire tidak ada kejadian tersebut.
"Keracunan tersebut mungkin terjadi di luar Papua, tetapi untuk di papua Tengah belum terjadi karena program ini belum dilaksanakan sama sekali," ujar Dina.
Sementara terkait tuntutan siswa agar memprioritaskan sekolah gratis, Dina belum berkomentar lebih jauh. Dia berdalih hanya menjalankan program pemerintah yang sudah ada.
"Untuk program sekolah gratis, kami belum bisa menjawabnya karena kami juga hanya menjalankan program yang sudah disusun oleh pemerintah dalam hal ini pemerintah pusat," imbuh Dina.
Dina memastikan para siswa yang menggelar demo menolak MBG sudah diberi pemahaman dan tidak akan mengulangi perbuatan. Siswa yang diamankan di Mapolres Nabire untuk diberi pemahaman akan dikembalikan ke sekolah.
"Pihak sekolah hanya memberikan edukasi dan arahan terkait kebijakan pemerintah. Namun, apabila hal ini terulang lagi dan melanggar hukum, sepenuhnya akan kami serahkan kepada pihak kepolisian untuk memprosesnya," ujarnya.
"Kami juga mengimbau kepada orang tua wali murid untuk berperan penting memberikan edukasi dan arahan kepada anak-anaknya," sambung Dina.
Sebelumnya diberitakan, siswa SMP dan SMA menggelar demo di sejumlah titik di Nabire pada Senin (17/2). Mereka kemudian digiring ke Mapolres Nabire untuk diberi pemahaman dan edukasi.
"Pelajar yang menggelar aksi demo ini karena ada informasi beberapa pelajar di Pulau Jawa keracunan sehingga mereka menolak program tersebut," kata Kapolres Nabire AKBP Samuel Dominggus Tatiratu kepada wartawan.
Namun Samuel menegaskan isu siswa yang keracunan akibat program tersebut belum tentu benar. Samuel mengklaim belum ada bukti terkait kabar tersebut.
"Mereka juga tidak menginginkan makan gratis melainkan sekolah gratis. Menurut para pelajar tersebut, untuk makanan, orangtua mereka sudah menyiapkannya," imbuhnya.
(sar/asm)