Horor Macet di Poros Maros-Makassar Tembus 21 Jam gegara Banjir

Horor Macet di Poros Maros-Makassar Tembus 21 Jam gegara Banjir

Tim detikSulsel - detikSulsel
Kamis, 13 Feb 2025 08:00 WIB
Macet parah di Jalan Poros Maros-Makassar imbas banjir.
Macet parah di Jalan Poros Maros-Makassar imbas banjir. Foto: (dok. Istimewa)
Maros -

Banjir di Jalan Poros Maros-Makassar di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menyebabkan kemacetan parah hingga sekitar 21 jam. Sejumlah pengendara bahkan menginap di jalanan akibat terjebak kemacetan.

Akses jalan Trans Sulawesi itu mulai lumpuh total sejak Selasa (11/2) sekitar pukul 21.00 Wita. Lalu lintas baru kembali lancar setelah banjir yang menutup jalan mulai surut pada Rabu (12/2) sekitar pukul 18.00 Wita.

"Kendaraan melintas dalam kondisi perlahan karena baru bisa dilalui," kata Bupati Maros Chaidir Syam kepada wartawan, Rabu (12/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasubsi Penmas Polres Maros Ipda A. Marwan P. Afriadi mengakui polisi sempat kesulitan mengurai kemacetan karena akses jalan yang terendam banjir. Sementara, jalur alternatif saat itu juga tidak bisa dilalui lantaran mengalami kondisi serupa.

"Belum ada (rekayasa lalin). Jalan alternatif tertutup banjir, belum bisa dilalui," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Pengendara Menginap di Jalanan

Sejumlah pengendara dari arah Maros menuju Makassar terjebak macet hingga berjam-jam. Bahkan mereka sampai menginap di jalanan akibat akses jalan tak kunjung bisa dilalui.

"Dari jam 11 malam (Selasa) terjebak karena banjir kantor bupati (Maros)," kata salah seorang warga, Taufik Hasyim kepada detikSulsel, Rabu (12/2).

Taufik menuturkan kendaraan tidak bisa melintas lantaran jalanan masih terendam banjir. Banyak pengendara yang memilih menepi sambil menunggu air surut ketimbang menerobos banjir.

Selama terjebak macet, Taufik dan istri yang menumpang mobil travel terpaksa mengungsi di musala Kantor Dinas Pertanian Maros yang berada di tepi jalan. Di sana penumpang lainnya juga menumpang mandi sembari mengisi daya ponsel.

Dia menyebut ada pengendara lainnya yang sudah terjebak macet sejak pukul 21.00 Wita. Sejumlah penumpang yang telah menginap itu pun memilih menerobos banjir menggunakan ojek dan ban milik tim SAR karena mengejar jadwal penerbangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

"Ada yang dari jam 9 malam terjebak di depan Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maros. Banyak penumpang tadi pagi diantar ojek baru nyambung pakai ban tim SAR karena kejar pesawat," ungkap Taufik.

"Satu mobilku, ada yang pasrah hangus tiketnya," imbuhnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Tiket Pesawat Warga Hangus

Akses menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin ikut terdampak banjir di Maros. Tidak sedikit penumpang pesawat terpaksa kehangusan tiket karena terlambat.

"Tiket saya hangus," ujar salah seorang warga bernama Rudi kepada wartawan di lokasi banjir, Rabu (12/2).

Rudi berangkat dari Kabupaten Enrekang dan hendak ke bandara untuk terbang ke Balikpapan dengan jadwal penerbangan pukul 06.00 Wita. Namun saat tiba di depan Pantai Tak Berombak (PTB) Maros pukul 02.00 Wita dirinya terjebak macet.

"Jam 6 pagi jadwalnya dengan tujuan ke Balikpapan. Tidak saya tahu kalau putus jalur, saya datang tadi dari jam 2 subuh," tutur Rudi.

Meski demikian, Rudi menegaskan akan tetap menuju ke Bandara Sultan Hasanuddin Makassar untuk menjelaskan terkait keterlambatan yang dialaminya.

"Ini tetap ke Bandara mau mengurus," ucapnya.

Warga Naik Perahu ke Makassar

Banjir yang menutup akses jalan juga membuat warga terpaksa menempuh perjalanan via laut menggunakan perahu untuk ke Makassar. Situasi ini dialami salah satu anggota keluarga dari warga Maros bernama Azizah.

Dia menceritakan bahwa keluarganya awalnya hendak ke Dermaga Paotere Makassar untuk menuju ke Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan pada Rabu (12/2) pagi.

"Mereka mau ke Kalimantan hadiri acara di Kalimantan di Tanah Bumbu. Tetapi kan banjir baru macet di Maros, jadi mereka melalui jalur laut dari dermaga Sabang ke Pelabuhan Paotere Makassar," ujar Azizah kepada wartawan, Rabu (12/2).

Azizah menuturkan, keluarganya menggunakan 2 unit kapal menuju Pelabuhan Paotere. Kapal itu merupakan milik keluarganya sendiri.

Setelah tiba di Pelabuhan Paotere, keluarganya menuju Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar untuk naik kapal ke Kalimantan Selatan. Azizah mengaku hal ini baru terjadi lantaran keluarganya biasanya hanya menggunakan akses darat ketika ke Makassar.

"Tadi itu tiket lautnya sekitar jam 1 siang. Yang berangkat itu 40 orang sekeluarga ke Kalimantan," ungkap Azizah.


Hide Ads