Tokoh pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) Bachtiar Adnan Kusuma menyoroti polemik Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PPDS) di sejumlah SMA-SMK di Sulsel. Syarat utama siswa mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) itu dinilai berdampak pada peringkat kelulusan sekolah Sulsel di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
"Kalau ini terjadi dan terbukti berarti menurunkan great peringkat Sulsel output SMA dan SMK terserap di jalur PTN di Indonesia. Dan otomatis kerja Kabid SMA dan Kabid SMK, dalam mengoptimalkan lulusan yang diterima di PTN menurun drastis," kata Bachtiar kepada wartawan, dikutip Sabtu (8/2/2025).
Bachtiar juga menyampaikan pentingnya koordinasi yang terbangun antara pihak sekolah dengan Dinas Pendidikan, dalam hal ini Bidang SMA dan SMK. Menurutnya, unsur tersebut seharusnya mengawal jalur SNBP dari awal hingga akhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena itu, Kabid dipertanyakan koordinasinya kepada kepsek di Sulsel lemah, terutama dalam mengadvokasi dan mengawal jalur SNBP dari awal sampai akhir dipertanyakan," ujar Bachtiar
Dia pun mengambil contoh polemik PPDS yang terjadi di SMAN 17 Makassar. Bachtiar mengatakan permasalahan ini membuat sejarah buruk dalam perjalanan sekolah SMA 17 Makassar. Bachtiar pun menilai para pihak yang bertanggung jawab tidak siap mengawal para siswa di jalur SNBP tahun 2025.
"Kalau benar ini terjadi, berarti ini adalah kecelakaan sejarah sepanjang perjalanan SMA 17 dari RSBI hingga menjadi sekolah biasa tidak bisa mengikutsertakan siswa siswinya di jalur khusus pada penerimaan mahasiswa di PTN terbaik di Indonesia," tuturnya.
Maka dari itu, Bachtiar meminta agar Pj Gubernur Sulsel dan Kadisdik Sulsel turun tangan memberi solusi sekaligus menyelesaikan permasalahan ini.
"Kami berharap agar pihak Kadisdik Sulsel dan Pj Gubernur Sulsel segera memberi jalan keluar akan masa depan anak-anak kita," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, kisruh 148 siswa SMAN 17 Makassar yang terancam gagal mengikuti Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) jalur SNBP 2025, berbuntut panjang. Siswa kelas XII secara serentak menyatakan mogok belajar sebagai bentuk kekesalan terhadap pihak sekolah.
Aksi mogok belajar dipicu kinerja SMAN 17 Makassar yang terlambat mengisi data siswa di sistem PDSS. Kelalaian pihak sekolah itu membuat 148 siswa eligible atau memenuhi syarat prestasi, tidak bisa mengikuti SNBP.
"Aksi mogok belajar mulai hari ini," tegas Ketua OSIS SMAN 17 Makassar Muhammad Arsyah Yusuf kepada detikSulsel, Kamis (6/2).
Siswa yang terancam gagal ikut SNPB sebanyak 148 orang. Namun sebagai bentuk solidaritas, seluruh siswa dari kelas XII SMAN 17 Makassar kompak tidak mengikuti proses belajar mengajar.
"Semua siswa kelas XII, jumlahnya 360 siswa dari 10 kelas," beber Arsyah.
(asm/ata)