Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Lengkap, dari Makkah hingga Langit ke-7

Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Lengkap, dari Makkah hingga Langit ke-7

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Senin, 27 Jan 2025 14:00 WIB
Ucapan Isra Miraj 2024
Ilustrasi (Foto: canva)
Makassar -

Peristiwa Isra Miraj merupakan perjalanan spiritual yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanan itu Rasulullah SAW bertemu dengan Allah SWT dan menerima wahyu shalat lima waktu.

Tidak hanya itu, perjalanan Isra Miraj juga menyimpan rentetan kisah luar biasa lainnya yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Terdapat mukjizat dan keagungan yang didapatkan Nabi Muhammad SAW sehingga perjalanan ini terkesan mustahil.

Nabi SAW ditunjukkan berbagai peristiwa yang nantinya akan menjadi pelajaran bagi umat manusia. Perjalanan Isra Miraj juga mempertemukan Rasulullah SAW dengan nabi-nabi terdahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana sejarah perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad selengkapnya?

Berikut sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW lengkap dengan ayat, hadits, dan hikmahnya. Yuk, disimak!

ADVERTISEMENT

Sejarah Isra Miraj Nabi Muhammad SAW Lengkap

Perjalanan spiritual Nabi Muhammad ini terbagi menjadi dua yakni Isra dan Miraj. Peristiwa Isra dimulai dari Mekah ke Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis. Sedangkan, Miraj merupakan perjalanan Nabi SAW menuju langit tertinggi.

Berikut ini rincian kisahnya:

Sejarah Isra: Perjalanan Rasulullah ke Masjidil Aqsha

Melansir Kitab Dardir Bainama (Qisah Isra Mi'raj) Terjemahan Kitab Dardir Baunama Qishshat-ul-Mi'raj oleh Syaikh Najmuddin al Ghaithi, Isra Miraj terjadi pada malam tanggal 27 Rajab tahun ke-11 Kenabian. Kisahnya bermula ketika Nabi Muhammad SAW sedang beristirahat dengan tidur di samping Hijir Ismail dekat Ka'bah.

Beberapa saat kemudian atap rumah Rasulullah malam itu tiba-tiba tersingkap lalu masuk Malaikat Jibril. Setelahnya, dia membelah dada Nabi SAW dengan tujuan untuk menyucikan hati dan batinnya.

Hatinya disucikan dengan air zam-zam yang dibawa Malaikat Mikail dalam sebuah bokor emas. Setelah dadanya terbuka, air itu ditumpahkan ke dalam hari Nabi Muhammad SAW sehingga dia memiliki sifat sabar, alim, yakin, dan Islam.

Rasulullah kemudian dikembalikan seperti sediakala lalu diberi gelar kenabian oleh kedua malaikat tersebut.

Setelahnya, Nabi SAW disediakan buraq yakni hewan berbulu putih, tinggi melebihi himar, dan lebih pendek dari bighol. Hewan itu disediakan sebagai kendaraan Nabi SAW yang hendak melakukan perjalanan.

Nabi SAW lalu naik ke atasnya sambil berangkat didampingi malaikat Jibril di sebelah kanan dan Mikail di sebelah kiri. Selama perjalanan, Rasulullah SAW singgah di beberapa tempat untuk melaksanakan shalat sunnah sebagaimana diminta oleh Malaikat Jibril.

Tempat berhentinya Nabi SAW untuk shalat sunnah itu merupakan tempat yang memiliki sejarah dan kisah penting di baliknya. Di antaranya Madinah tempat hijrahnya kelak, pohon tempat Nabi Musa AS berteduh ketika dikejar Fir'aun, bukit Thursina, dan tempat kelahiran Nabi Isa di Betlehem.

Setiap selesai melaksanakan shalat sunnah, ketiganya kemudian melanjutkan perjalanan. Di sela-sela perjalanan sendiri, Nabi SAW melihat sejumlah peristiwa yang mengundang tanya.

Peristiwa itu sejatinya merupakan contoh yang mengajarkan tentang zakat, infaq, larangan berbuat zina, memakan harta riba, fitnah dunia-akhirat, dan lain sebagainya. Ada pula kisah seseorang yang menduakan Allah SWT, dahsyatnya godaan iblis, dan gambaran dunia ketika hari kiamat sudah dekat.

Muhammad SAW lalu melanjutkan perjalanan hingga sampai di Baitul Maqdis di Palestina melalui pintu gerbang Al-Yamani. Rasulullah lalu masuk ke dalam Masjidil Aqsha untuk mengerjakan shalat dua rakaat.

Menurut riwayat Imam Ka'ab, Malaikat Jibril beradzan lalu turunlah seluruh malaikat dari langit secara berbondong-bondong. Allah SWT juga mengumpulkan seluruh nabi dan rasul untuk melaksanakan shalat sunnah berjemaah.

Selanjutnya, Nabi SAW menjadi imam dari seluruh malaikat, nabi, dan rasul. Setelah salam, Jibril memberitahu kepada Rasulullah bahwa orang-orang yang shalat di belakangnya adalah para nabi dan rasul yang diutus Allah SWT.

Sejarah Miraj: Naiknya Rasulullah ke Langit Tertinggi

Usai melaksanakan shalat, Nabi Muhammad SAW merasakan haus yang sangat dahsyat. Malaikat Jibril pun mengambilkan segelas arak dan segelas susu dan menawarkannya kepada Nabi SAW.

Melihat itu, Nabi SAW memilih untuk minum susu. Malaikat Jibril mengatakan bahwa susu yang dipilihnya tersebut bermakna fitrah agama Islam.

Seumpama Nabi SAW memilih arak maka dapat dipastikan bahwa umatnya nanti akan bersifat durhaka dan tidak ada yang menaati Rasulullah. Riwayat lain menyebutkan, ada gelas ketiga berisi air putih yang apabila dipilih maka umat Rasulullah akan mati tenggelam dalam kemaksiatan.

Setelah itu, Nabi SAW disediakan tangga terbuat dari perak dan emas yang berasal dari Surga Firdaus. Rasulullah pun naik bersama Jibril melalui tangga itu dan sampai di beberapa pintu langit dunia yang disebut Babul Hafadhah.

Keduanya kemudian masuk ke pintu pertama. Di sana Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Adam AS. Dia melihat di sebelah kirinya adalah neraka, sementara sisi kanannya terdapat surga.

Nabi SAW melanjutkan perjalanan dengan memasuki pintu kedua. Setelah masuk ke pintu kedua ini, Nabi SAW bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya yang tampak mengenakan pakaian serupa.

Lalu, Rasulullah SAW menuju pintu langit ketiga dan bertemu Nabi Yusuf AS ditemani sebagian umatnya. Mereka selanjutnya naik lagi ke langit keempat dan bertemu Nabi Idris.

Perjalanan kembali dilanjutkan sampai ke pintu kelima. Di sana keduanya bertemu dengan Nabi Harun AS. Sampai pada langit keenam, Nabi SAW dan Jibril bertemu dengan beberapa nabi dan pengikutnya.

Terdapat nabi tanpa pengikut dan nabi yang memiliki pengikut sedikit. Ada pula satu nabi dengan segerombolan pengikut yang banyak, yakni Musa AS. Setelah itu, Nabi SAW naik ke langit ketujuh lalu bertemu Nabi Ibrahim AS.

Nabi Muhammad kemudian dibawa naik ke Sidratul Muntaha yang disebut sebagai tempat akhir dari semua amal manusia dari Bumi. Sidratul Muntaha ini juga merupakan tempat takdir-takdir diturunkan dari ketinggian dan berhenti.

Penggambaran Sidratul Muntaha ini yaitu sebatang pohon besar. Di tunasnya mengalir empat sungai menuju surga dan dua mengalir ke Bumi. Sidratul Muntaha memiliki daun selebar telinga gajah yang terdapat belalang emas di atasnya.

Wahyu Melaksanakan Shalat Lima Waktu

Rasulullah SAW lalu dihadapkan kepada Allah SWT kemudian dia bersujud. Allah SWT lalu berkata "Dan sesungguhnya Aku mulai hari ini telah memberi mandat kepada seisi langit dan bumi. Telah Kuwajibkan kepadamu dan kepada umatmu untuk mengerjakan shalat lima puluh kali. Maka kerjakanlah shalat tersebut."

Setelahnya, tersibak kabut kemudian Nabi Muhammad dan Jibril cepat-cepat mengundurkan diri. Nabi Muhammad pun turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Nabi Musa AS.

Dia menceritakan kewajiban salat 50 waktu yang diperintahkan Allah SWT kepada umatnya. Nabi Musa as kemudian berkata, "Berkenanlah kiranya engkau untuk kembali ke hadapan Allah dan memintalah keringanan untuk dirimu dan umatmu".

Dengan persetujuan Malaikat Jibril, Nabi SAW kembali ke hadapan Allah SWT kemudian sujud meminta agar diberi keringanan jumlah shalat kepada umatnya. Allah SWT lalu berkata: "Aku kurangi lima untuk umatmu."

Nabi SAW kembali turun menghadap dan menceritakannya kepada Nabi Musa as. Namun, Nabi Musa meminta Rasulullah untuk kembali menghadap Allah SWT agar perintah itu diringankan karena umat Nabi Muhammad SAW masih belum mampu mengerjakannya.

Muhammad SAW pun kembali lagi ke hadapan Allah SWT untuk meminta keringanan. Allah SWT memberikan kembali keringanan dengan mengurangi lima waktu dari sebelumnya. Kemudian, Nabi SAW kembali menghadap ke Nabi Musa AS, namun ia merasa perintah shalat itu masih perlu diringankan.

Setelah itu, Rasulullah kembali menghadap Allah SWT untuk bernegosiasi meminta keringanan lalu kembali menghadap Musa AS. Negosiasi itu dilakukan berkali-kali dengan setiap meminta keringanan, Allah SWT mengurangi lima.

Sampai pada akhirnya, perintah shalat lima puluh waktu diringankan menjadi lima waktu saja. Allah SWT berkata: "Shalat itu kerjakanlah dalam waktu sehari-semalam. Adapun pahalanya setiap satu kali shalat adalah sepuluh kali lipat. Jadi, lima kali shalat itu sama halnya dengan pahala lima puluh kali shalat."

Kemudian turunlah Nabi SAW menghadap Nabi Musa AS. Nabi Musa berkata, "Berkenanlah kiranya kamu ya Muhammad untuk kembali lagi ke hadapan Allah, Tuhanmu untuk meminta keringanan. Sesungguhnya umatmu masih belum sanggup untuk mengerjakannya".

Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW sudah bolak-balik meminta keringanan kepada Allah SWT sehingga ia merasa malu. Oleh karenanya, Nabi SAW ikhlas dan ridha dengan perintah shalat lima waktu.

Dengan diterimanya wahyu itu, Nabi SAW turun kembali ke Bumi untuk menyampaikan perintah shalat. Itulah akhir dari perjalanan Miraj Nabi SAW dari Baitul Maqdis ke langit tertinggi.

Hikmah Isra Miraj

Berdasarkan kisah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW tersebut, terdapat banyak hikmah yang bisa dipetik umat muslim sebagai pelajaran. Berikut ini hikmah Isra Miraj yang dikutip dari Buku Keajaiban Peristiwa Isra Miraj oleh Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi:

1. Isra Miraj Mukjizat Nabi Muhammad SAW

Perjalanan Nabi SAW ini merupakan mukjizat dari Allah SWT. Peristiwa itu sekaligus menunjukkan mukjizat yang diterima Rasulullah.

Sebagaimana dijelaskan Imam Syafi' berikut:

"Tidaklah Allah memberikan suatu mukjizat kepada seorang nabi pun kecuali Dia juga memberikan kepada Nabi Muhammad mukjizat yang lebih banyak dari- nya. Apabila mukjizat Nabi Musa terbelahnya lautan, Nabi kita memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan yaitu terbelahnya bulan. Apabila mukjizat Nabi Musa terpancarnya air dari batu, maka Nabi kita memiliki mukjizat yang lebih menakjubkan yaitu terpancarnya air dari jari-jemari. Dan apabila mukjizat Nabi Sulaiman adalah ketundukan angin kepadanya, maka mukjizat Nabi kita adalah mi'raj (naiknya be- liau ke langit).

2. Pentingnya Tolong Menolong

Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS ketika melakukan Miraj. Nabi Musa menolongnya dengan memberitahu pengalaman berharganya sehingga membantu Nabi SAW dalam mengemban amanah perintah shalat lima waktu.

3. Lantang Menyampaikan Kebenaran

Selanjutnya yaitu umat muslim harus senantiasa lantang menyampaikan kebenaran. Seperti yang dilakukan Nabi SAW setelah melakukan Isra Miraj yang dianggap bohong oleh orang kafir.

Hamba yang dengan berani dan lantang menyampaikan kebenaran itu disebutkan Allah SWT dalam firman-Nya berikut:

الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَلَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ، وَلَا قلے يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللهُ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا

Artinya: (Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah- risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan. (QS al-Ahzab [33]: 39)

4. Kewajiban Shalat

Berdasarkan kisah ini dapat dipetik hikmah betapa pentingnya melaksanakan shalat lima waktu. Ibadah lainnya, diwahyukan kepada Nabi SAW saat berada di muka bumi, namun hanya wahyu shalat saja yang Allah SWT berikan di atas langit.

Maknanya, ibadah shalat memiliki derajat yang tinggi dan sangat penting dikerjakan bagi umat muslim.

5. Ketinggian Allah

Kisah Isra Miraj menunjukkan kebesaran dan ketinggian Allah SWT. Nabi Muhammad SAW harus melewati perjalanan Isra dan Miraj terlebih dahulu untuk bertemu dengan Allah SWT di langit tertinggi.

Itulah sejarah Isra Miraj lengkap mulai dari Mekah hingga ke Sidratul Muntaha untuk menerima wahyu shalat. Semoga menambah wawasan,ya!




(urw/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads