Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza beberapa jam setelah Hamas dan Israel mengumumkan kesepakatan gencatan senjata. Israel menyerang rumah sakit (RS), rumah warga, hingga tempat penampungan yang menyebabkan sedikitnya 82 orang tewas.
Melansir detikNews yang mengutip Al Jazeera, Jumat (17/1/2025), serangan yang dilakukan pasukan Israel dimulai dengan menyasar sebuah rumah di dekat Gedung Serikat Insinyur di Kota Gaza, di utara Jalur Gaza, pada Rabu (15/1) malam. Serangan ini menewaskan sekitar 18 orang.
Selain itu, Pertahanan Sipil Palestina mengungkap telah mengambil jenazah 12 orang dari lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza. Sementara di Gaza tengah, lima orang tewas dalam serangan pesawat nirawak Israel yang menargetkan sekelompok orang di daerah Karaj di kamp Bureij.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Palestina yang sempat keluar merayakan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel pada Rabu (15/1) malam, kini kembali berlindung di tenda pengungsian. Sementara itu, jumlah korban masih terus bertambah terhitung sejak kesepakatan dicapai.
"Selama beberapa jam, orang-orang mengubah seluruh area ini menjadi panggung perayaan, sesuatu yang tidak biasa kita lihat di sini karena area ini dulunya merupakan panggung pemakaman bagi para korban perang dan tempat yang dipenuhi dengan penderitaan dan kesedihan," kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.
Diketahui kesepakatan gencatan senjata baru akan dimulai pada Minggu (19/1). Warga di Gaza khawatir akan terjadi hal yang lebih buruk sebelum kesepakatan itu berjalan.
"Kami memperkirakan akan terjadi lonjakan serangan pesawat nirawak dan artileri berat, dan itulah yang menyebabkan warga mengakhiri perayaan setelah dua jam," ungkapnya.
Sementara itu, Anas al-Sharif dari Al Jazeera melaporkan dari Kota Gaza, serangan Israel di sana telah 'memadamkan' kegembiraan warga saat pengumuman gencatan senjata. Warga yang telah bergembira, kata dia, dikejutkan dengan serangan udara dari Israel.
"Beberapa jam yang lalu, ada suasana kegembiraan dan kelegaan di antara warga di sini saat pengumuman gencatan senjata dibuat dari Doha, yang menyatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam beberapa hari mendatang," kata al-Sharif.
"Namun, segera setelah pengumuman tersebut, pesawat tempur Israel memadamkan kegembiraan warga--menyerang rumah sakit, tempat penampungan, dan rumah dengan serangan udara langsung," tambahnya.
Seperti yang diketahui, baik Hamas maupun Israel secara terbuka mengakui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan. Meski begitu, Israel mengatakan beberapa rincian akhir masih harus dibahas sebelum kesepakatan disetujui.
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah berbicara dengan tim negosiasi Israel di Doha, Kamis (16/1) dini hari. Netanyahu diberi informasi singkat tentang ketidaksepakatan dengan Hamas terkait tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan sebagai ganti tawanan selama fase pertama kesepakatan.
Untuk diketahui, per 1 Januari 2025, sekitar 10.221 orang Palestina berada di penjara Israel. Tahanan itu tidak termasuk warga Palestina yang diambil dari Gaza dan ditahan oleh militer, termasuk Dr. Hussam Abu Safia, direktur RS Kamal Adwan di Gaza Utara, yang hancur dalam serangan pasukan Israel.
Izzat al-Risheq, anggota Biro Politik Hamas, mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata memenuhi semua persyaratan kelompok Palestina. Hamas meminta dalam kesepakatan tersebut untuk melakukan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pengembalian orang-orang yang mengungsi ke rumah mereka, dan penghentian permanen perang di daerah kantong tersebut.
(asm/sar)