Wanita Penderita Kanker Tulang di Pangkep Tewas Diduga Tenggak Racun

Wanita Penderita Kanker Tulang di Pangkep Tewas Diduga Tenggak Racun

Muhammad Subhan - detikSulsel
Senin, 13 Jan 2025 12:49 WIB
Ilustrasi Bunuh Diri
Foto: Thinkstock
Pangkep -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Perempuan penderita kanker tulang berinisial R (58) di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), tewas setelah menenggak racun. R sempat dibawa ke Puskesmas namun nyawanya tidak tertolong.

"Benar, ada kejadian seorang warga yang tewas menenggak racun di rumahnya," ujar Kapolsek Segeri AKP Sofyan kepada detikSulsel, Senin (13/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peristiwa itu terjadi di Desa Parenreng, Kecamatan Segeri, Pangkep pada Minggu (12/1) sekitar pukul 08.35 Wita. Saat itu, anak korban mendengar ibunya muntah-muntah di kamar.

"Anak korban mendengar suara muntah dari kamar ibunya, dia ke sana untuk mengecek dan melihat ibunya sedang muntah. Bajunya penuh muntah dan ada cairan berwarna hijau kebiru-biruan," kata Sofyan.

ADVERTISEMENT

"Kemudian bersama menantu korban memberikan pertolongan pertama dengan memberikan korban air kelapa," tambahnya.

Anak korban juga meminta bantuan ke warga sekitar untuk membawa ibunya ke Puskesmas Baring. Kondisi korban sempat membaik lalu kembali kritis dan meninggal dunia sekitar pukul 16.40 Wita.

"Di sana (Puskesmas) kondisinya sempat membaik, tetapi kemudian kembali kritis dan mengeluh sakit. Korban dinyatakan meninggal di Puskesmas Baring," terang Sofyan.

Sofyan menuturkan korban diketahui menderita kanker tulang selama kurang lebih 5 tahun. Hal itu membuat korban depresi dan beberapa kali ingin mengakhiri hidupnya.

"Selama korban sakit, memang beberapa kali korban mengeluh ingin mengakhiri hidupnya karena penyakit yang korban derita tak kunjung sembuh, korban merasa tidak kuat lagi merasakan sakitnya dan juga merasa telah membebani keluarganya," kata Sofyan.

Pihak keluarga menerima peristiwa tersebut sebagai musibah dan menolak autopsi dari pihak kepolisian. Korban rencananya dimakamkan hari ini, Senin (13/1).




(hsr/hmw)

Hide Ads