Metode Baru Ilmuwan untuk Prediksi Gempa Bumi

Metode Baru Ilmuwan untuk Prediksi Gempa Bumi

Tim detikEdu - detikSulsel
Sabtu, 11 Jan 2025 21:00 WIB
Contoh goresan melengkung di Sesar Alpine
Foto: Nic Barth/UCR
Jakarta -

Berbagai studi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi. Sebuah metode yang ditemukan mampu memprediksi gempa bumi di masa depan.

Mengutip detikEdu, selama ini gempa bumi menjadi salah satu bencana alam yang memakan banyak korban serta kerugian, karena kedatangan gempa yang tiba-tiba. Hal ini membuat para ilmuwan berusaha menemukan metode untuk mengurangi risiko tersebut.

Pada 7 Oktober 2024, ada sebuah studi yang terbit di GeoScienceWorld tentang metode untuk memprediksi kemungkinan terjadinya gempa bumi di masa mendatang. Nicolas C Barth dan kawan-kawan menjelaskan metode ini dilakukan dengan mempelajari patahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi itu menjelaskan terdapat goresan lengkung halus yang tertinggal pada bidang patahan setelah gempa terjadi, yang mirip dengan bekas ban yang tertinggal saat balapan. Dengan mempelajari itu, ilmuwan dapat menentukan arah datangnya gempa.

Metode ini diyakini bisa membantu menentukan asal-usul dan arah gempa sebelumnya. Hal ini bisa menghimpun informasi yang berharga untuk memodelkan skenario gempa bumi pada masa depan berdasarkan patahan besar.

ADVERTISEMENT

Tidak hanya itu, metode yang ditawarkan ilmuwan ini juga diklaim bisa memprediksi luas penyebaran dan besar dampak yang ditimbulkan gempa nantinya.

"Bidang patahan mengumpulkan tanda-tanda goresan melengkung ini, yang hingga saat ini kami tidak tahu cara mencarinya atau bagaimana menafsirkannya," jelas ahli geologi dan penulis pertama makalah Universitas California (UC) Riverside, Nicolas Barth, dikutip dari news.ucr.edu.

Untuk mengonfirmasi hal ini, para ilmuwan telah mengamati goresan melengkung pada permukaan patahan setelah gempa bumi Ridgecrest 2019 di California. Mereka menggunakan pemodelan komputer untuk mengonfirmasi bahwa bentuk lengkungan menunjukkan arah gempa bumi.

"Goresan tersebut menunjukkan arah dan asal mula gempa bumi di masa lalu, sehingga berpotensi memberi kita petunjuk tentang di mana gempa di masa depan akan dimulai dan ke mana arahnya," jelas Barth.

Ini merupakan hal penting terutama untuk daerah yang sering mengalami gempa bumi. Metode ini, kata Bart, dapat membantu untuk mengantisipasi arah gempa berdasarkan patahan.

"Hal ini penting bagi California, karena mengantisipasi arah gempa di patahan seperti San Andreas atau San Jacinto dapat menghasilkan perkiraan dampak yang lebih akurat," tambahnya.

Tak hanya itu, mereka juga menemukan jika lokasi dan arah gempa bumi dapat mempengaruhi intensitas guncangan serta waktu sebelum orang-orang merasakan gempa itu.

Sebagai contoh, ilmuwan telah menunjukkan bahwa gempa besar dari patahan San Andreas dekat Laut Salton yang bergerak ke utara. Gempa itu tidak akan merusak wilayah LA karena gempa bergerak menjauhi LA.

Selain itu, penemuan ini juga mengungkap bahwa gempa bumi yang terjadi lebih jauh, dapat memungkinkan sistem peringatan seluler memberikan peringatan lebih cepat satu menit sebelum gempa terjadi. Dengan begitu, dapat mengurangi risiko kehilangan nyawa akibat gempa.

Tak berhenti sampai di situ, peneliti juga mempelajari Sesar Alpen di Selandia Baru yang terkenal karena gempa besar yang terjadi secara teratur. Sesar ini diketahui mengalami keretakan setiap 250 tahun sekali.

Pertama, gempa terakhir yang terjadi pada 1717 bergerak dari selatan ke utara menghasilkan guncangan yang jauh lebih besar di area penduduk. Kemudian yang kedua, studi ini memberitahukan bahwa gempa bumi besar dapat terjadi di kedua ujung sesar.

"Ini merupakan informasi baru yang sebelumnya tidak diketahui," kata Barth.

Barth mengatakan penemuan mereka ini sangat penting untuk menyelamatkan masyarakat dari bencana gempa bumi. Oleh karena itu ia ingin memeriksa patahan yang berada di tempat lain.

"Kini kami dapat menggunakan teknik dan keahlian yang telah kami kembangkan di Sesar Alpen untuk memeriksa patahan di belahan dunia lainnya," imbuh Barth.

Peneliti mengklaim jika penemuan mereka merupakan penemuan pertama yang mempelajari patahan untuk memperkirakan gempa di masa depan. mereka juga mengungkap jika metode ini dapat digunakan di seluruh patahan di seluruh dunia.

Hal ini juga dinilai berguna untuk memperkirakan dampak gempa bumi yang mungkin terjadi pada masa depan serta mengidentifikasi potensi bahaya apa yang akan muncul. Barth dan timnya berharap para ilmuwan gempa bumi di seluruh dunia akan mulai menerapkan metode baru ini untuk mengungkap sejarah masa lalu patahan mereka.




(asm/hsr)

Hide Ads