Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia dalam Islam. Karena itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan ibadah untuk mendulang pahala dan keberkahan bulan ke-7 Hijriah ini.
Salah satu amalan yang banyak dilakukan adalah shalat sunnah di malam Jumat pertama bulan Rajab. Shalat ini disebut juga dengan shalat Raghaib.
Pertanyaannya, bagaimana hukum mengerjakan shalat sunnah Raghaib ini? Adakah dalil shahih yang menganjurkannya berdasar pada Rasulullah SAW?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, untuk membahasnya berikut ulasan selengkapnya dirangkum detikSulsel dari berbagai sumber.
Yuk disimak!
Hadits tentang Shalat Sunnah Malam Jumat Pertama Bulan Rajab
Mengutip buku "33 Macam Jenis Shalat Sunnah" karangan Muhammad Ajib, Lc., MA., shalat Raghaib adalah shalat sunnah yang dikerjakan di malam Jumat pertama bulan Rajab. Shalat ini dikerjakan sebanyak 12 rakaat di waktu antara Maghrib dan Isya'.
Imam Abu Syamah Rahimahullah mengatakan bahwa shalat ini baru muncul di tahun 480 H di Baitul Maqdis. Dasar hukumnya sendiri disebutkan oleh ulama besar Imam Al-Ghazali di mana ia menyebutkan sebuah hadits yang berbunyi,
"Dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: Tidaklah seseorang puasa pada hari kamis pertama di bulan rajab kemudian shalat 12 rakaat antara maghrib dan isya' dikerjakan dengan 2 rakaat salam dan di setiap rakaat membaca surat al-Fatihah satu kali,surat al-Qadr tiga kali dan surat al-Ikhlas 12 kali, jika selesai kemudian bershalawat kepadaku 70 kali dengan ucapan: "Allahumma solli ala muhammadininnabiyyil ummiyyi wa alaa alihi" kemudian sujud dan membaca: "subbuhun quddusun robbul alaaikati warruuh" 70 kali, lalu bangun dan membaca robbighfir warham watajaawaz ammaa ta'lamu innakan antal a'azzul akromu 70 kali, lalu sujud lagi membaca seperti yang tadi kemudian dalam keadaan sujud berdoa minta hajatnya maka dikabulkan." (Al-Ghazali, Ihya' Ulumiddiin, Bairut: Darul Ma'rifah, jilid 1 hal. 202)
Imam Al-Baihaqi Rahimahullah juga meriwayatkan hadits yang hampir mirip dalam kitabnya Syu'abul iman,
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Pada bulan Rajab ada satu malam yang jika beramal shalih maka dicatat 100 tahun. Siapa yang shalat 12 rakaat dan setiap rakaat membaca surat al-Fatihah dan surat al-Quran serta duduk tasyahud di setiap 2 rakaat dan kemudian mengucapkan salam di akhir lalu membaca: subhanallah wal hamdu lillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar 100 kali, bershalawat atas nabi 100 kali, dan berdoa untuk dirinya baik perkara dunia maupun akhirat dan berpuasa pagi harinya maka Allah akan kabulkan doanya kecuali doa untuk kemaksiatan. (HR. al-Baihaqi)
Pendapat Ulama tentang Hukum Shalat Sunnah Raghaib
Meskipun anjuran shalat Raghaib ini telah dijelaskan dalam hadits, para ulama berbeda pandangan terkait pelaksanaan shalat sunnah Raghaib atau shalat sunnah di malam Jumat pertama bulan Rajab. Jumhur ulama mengatakan bahwa hadits tersebut adalah hadits maudhu' atau hadits palsu.
Di antara ulama yang mengatakan demikian adalah Imam Al-Hafidz Al-Iraqi seorang ulama bermadzhab syafii. Ia mengatakan,
"Shalat Raghaib yang haditsnya disebutkan oleh Raziin dalam kitabnya adalah hadits maudhu alias palsu."
Imam Nawawi, seorang ulama besar bermadzhab Syafii juga menyebutkan,
الصلاة المعروفة بصلاة الرغائب وهي ثنتى عشرة ركعة تصلى بين المغرب والعشاء ليلة أول جمعة في رجب، وصلاة ليلة نصف شعبان مائة ركعة، وهاتان الصلاتان بدعتان ومنكران قبيحتان. ولا يغتر بذكرهما في كتاب قوت القلوب وإحياء علوم الدين ولا بالحديث المذكور فيهما. فإن كل ذلك باطل المجموع شرح المهذب
Artinya: "Shalat yang dikenal dengan nama raghaib yaitu 12 rakaat antara maghrib dan isya' pada malam jum'at pertama di bulan rajab dan juga shalat malam nisfu sya'ban 100 rakaat kedua jenis shalat ini adalah bid'ah yang munkar dan buruk. Jangan terpedaya dengan penyebutannya dalam kitab Qutul Qulub dan kitab Ihya' Ulumiddiin. Jangan percaya dengan haditnya sebab semuanya hadits bathil/palsu.
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami, juga menyebutkan hal yang sama,
"Shalat yang dikenal dengan nama shalat Raghaib dan shalat nisfu Sya'ban adalah bid'ah yang buruk. Haditsnya palsu."
Demikian pula ulama-ulama besar lainnya seperti Imam asy-Syirbini, Imam ar-Ramli, dan Syaikh Abu Bakr Al-Bakri ad-Dimyati.
Adapun ulama yang membolehkan shalat sunnah ini adalah Imam Al-Ghazali. Di dalam kitab Ihya' Ulumiddin ia mengatakan bahwa shalat Raghaib hukumnya adalah mustahab (ibadah yang dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW kadang-kadang dan tidak dirutinkan).
قال الإمام الغزالي رحمه الله : فهذه صلاة مستحبة. وإنما أوردناها في هذا القسم لأنها تتكرر بتكرر السنين. إحياء علوم الدين
Artinya: "Imam al-Ghazali berkata: Shalat raghaib hukumnya mustahab. Kami sebutkan shalat ini dalam bagian ini sebab shalat tersebut dilakukan berulang-ulang setiap tahunnya." ( al-Ghazali, Ihya' Ulumiddiin, Bairut: Darul Ma'rifah, jilid 1 hal. 203.)
Menyikapi perbedaan ini, Syaikh asy-Syibrmalisi memberikan solusi bagi orang yang akan mengerjakan shalat sunnah ini agar tetap sah. Ia mengatakan, orang yang ingin mengerjakan shalat sunnah di malam Jumat pertama bulan Rajab diniatkan saja shalat mutlaq.
(قوله: بدعتان قبيحتان ومع ذلك فالصلاة نفسها صحيحة. إذ غايتها أنها نفل نهي عنه لأمر خارج. وهو ما يؤدي فعلها إليه في هذا الوقت من اعتقاد سنيتها بخصوصها. نعم إن نوى بها سببا معينا كسنة الرغائب فينبغي البطلان حاشية على نهاية المحتاج
Artinya: "Perkataan bid'ah yang buruk mengenai shalat Raghaib tetapi shalatnya sah. Sebab tujuan pelarangannya adalah karena perkara luar bukan inti shalatnya yaitu menganggap pengkhususan kesunnahannya di waktu tersebut. Jika diniati shalat raghaib maka shalatnya batal atau tidak sah." (al-Ghazali, Ihya' Ulumiddiin, Bairut: Darul Ma'rifah, jilid 1 hal. 203)
Niat-Tata Cara Shalat Sunnah di Malam Jumat Pertama Bulan Rajab
Mengutip buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karangan Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut panduan niat dan tata cara shalat sunnah ini:
Sholat sunnah pada malam Jumat pertama di bulan Rajab dilakukan sebanyak 12 rakaat dengan 6 kali salam.
1. Membaca niat
أُصَلِّي سُنَّةً لِشَهْرِ رَجَبَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushallii sunnatan lisyahri rajaba rak'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat melakukan shalat sunnah di bulan Rajab dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta'ala."
2. Membaca surah Al-Fatihah yang diikuti dengan Al-Qadr sebanyak 3 kali pada rakaat pertama
3. Membaca Al-Fatihah yang dilanjutkan dengan Al-Ikhlas sebanyak 12 kali pada rakaat kedua
4. Membaca sholawat sebanyak 70 kali setelah salam akhir dengan bunyi:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ النَّبِيِّ الْأُتِيَ وَعَلَى أَلِهِ وَسَلَّمَ
Arab Latin: Allaahumma shalli 'alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa aalihiwasallam.
Artinya: "Ya Allah, semoga rahmat atas nabi Muhammad, nabi yang ummi, serta atas semua keluarga."
5. Kemudian sujud dan membaca tasbih sebanyak 70 kali dengan lafal sebagai berikut:
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ
Arab Latin: Subbuuhun qudduusun rabbul malaa-ikatu warruh.
Artinya: "Maha Suci Pencipta malaikat dan Ruhul Qudus."
6. Lalu duduk sambil membaca istighfar sebanyak 70 dengan bacaan sebagai berikut:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمْ فَاءِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزِالأَعْظَمْ
Arab Latin: Rabbighfir warham watajaawas 'ammaa ta'lamu, fa innaka antal 'aziizul a'zham.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah, rahmatilah, dan lampauilah segala kesalahan yang Engkau ketahui. Sesungguhnya, Engkau lah Yang Maha Besar lagi Mulia."
7. Terakhir, sujud lagi sambil membaca tasbih seperti pada sujud pertama.
Nah, demikianlah penjelasan tentang shalat sunnah malam Jumat pertama di bulan Rajab. Semoga menjawab ya, detikers!
(edr/urw)