Pria lanjut usia (lansia) bernama M. Nasir (60) di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) meninggal dunia saat ditandu sejauh 21 Kilometer (Km) menuju puskesmas. Nasir yang sakit ditandu lantaran jalan desa rusak yang membuat mobil tak bisa melintas.
Peristiwa itu terjadi di Desa Kopeang, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju pada Senin (30/12/2024) pagi. Warga sepakat membawa Nasir ke puskesmas karena mengeluh batuk-batuk hingga mengeluarkan darah.
"Batuk-batuk terus keluar darah, jadi keluarga langsung dibawa ke puskesmas menggunakan tandu," ujar warga Desa Kopeang, Pardi kepada wartawan, Selasa (31/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pardi menuturkan Nasir ditandu sejauh 21 kilometer. Lokasi desa yang berada di pegunungan membuat Nasir harus ditandu melewati jalan menanjak dengan kondisi berbatu.
"Sekitar 21 kilometer (ditandu)," katanya.
Dia menyebut mobil ambulans sebenarnya sudah menunggu di lokasi jalan yang telah dicor. Namun saat tiba di titik penjemputan, Nasir dinyatakan meninggal dunia.
"Tiba di jalan cor dan bisa dilalui mobil ambulans, namun sudah meninggal," bebernya.
Jenazah Nasir lalu kembali ditandu menuju desa dan tiba di rumah duka sekitar pukul 21.30 Wita. Pardi mengungkapkan warga sakit ditandu menuju puskesmas bukan pertama kali terjadi di desanya.
"Iye (bukan yang pertama), jalannya tidak bisa nalewati kendaraan," ucapnya.
Dia berharap agar pemerintah bisa memperbaiki akses jalan desa. Dia menyebut warga sakit kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak jika jalan desa tak kunjung mendapat perhatian.
"Harapan saya agar pemerintah khususnya Pemkab agar memperhatikan jalan kami, karena kami sangat kesulitan mendapatkan perawatan medis ketika ada warga yang sakit parah. Walaupun di Kopeang ada pustu atau puskesdes, tapi hanya bisa menangani sakit yang tidak terlalu parah," imbuhnya.
Momen Warga Sakit Ditandu
Warga desa merekam momen Nasir ditandu menuju puskesmas. Dalam video beredar, tampak Nasir ditandu menggunakan sarung yang diikatkan ke 2 bilah bambu.
Tampak warga secara bergantian menandu. Warga beberapa kali melewati jalan menanjak dan menurun dengan kondisi berbatu.
Tampak warga tak lelah menandu meski cuaca terik. Tandu yang dipakai dipasangi sarung dan payung di atasnya sehingga membuat Nasir tidak terkena sinar matahari.
(hsr/hsr)