Duduk Perkara Pemilik Lahan di Bulukumba Minta Makam Pasutri Dipindahkan

Duduk Perkara Pemilik Lahan di Bulukumba Minta Makam Pasutri Dipindahkan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 02 Des 2024 09:00 WIB
Pembongkaran makam di Bulukumba gegara diduga beda dukungan di Pilkada 2024.
Pembongkaran makam di Bulukumba. Foto: (Dok. Istimewa/Tangkapan Layar)
Bulukumba -

Pemilik lahan pemakaman bernama Muhammad Ansar viral di media sosial usai meminta makam pasangan suami istri (pasutri) di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), untuk dibongkar dan dipindahkan. Ansar mengaku melakukan itu lantaran tersinggung ulah anak dari kedua almarhum, Nurmi.

Ansar menuturkan, insiden itu berawal saat dirinya meminta Nurmi yang sering melintasi sela-sela rumahnya untuk mengambil jalan lain. Sementara saat itu, kata Ansar, ada anggota keluarganya yang sedang sakit.

"Waktu itu malam, kebetulan dia (Nurmi) lewat. Saya teriaki. Kan, dia selalu lewat di sela-sela rumah saya. Saya bilang, 'Jangan dulu lewat di situ karena tante saya lagi sakit'. Karena 2 ji jalan, lewat di sana saja. Antara ranjangnya tanteku dengan jalanan itu 1 meter ji. Dan tante di situ tidur," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu, kata dia, Nurmi hanya merespons santai. Hingga kemudian, Nurmi membuat unggahan dengan respons negatif dengan kata-kata tidak pantas di media sosial yang membuatnya tersinggung.

"Dia bilang, 'Iye, iye, iye'. Begitu ji, dia tidak marah. Begitu dia pulang, dia bikin status (di media sosial). Saya dibilangi Tuan Takur, beleng-beleng, wajahnya seperti tumpang karisa (berwajah jelek). Siapa kira-kira tidak marah kalau dibilangi begitu?" tuturnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Ansar mengatakan bahwa bukan hanya Nurmi yang dirinya minta untuk sementara tidak melintas di sela-sela rumahnya. Kata dia, warga lain pun turut disampaikan permintaan serupa.

"Semua orang di situ yang dekat rumah saya kukasih tahu semua bilang jangan dulu lewat karena sakit tanteku," tambahnya.

Ansar mengaku permintaan memindahkan makam itu semata-mata karena ketersinggungan dengan unggahan Nurmi terhadap dirinya. Terlebih, kata dia, keluarga Nurmi sebelumnya pernah tinggal di belakang rumahnya selama puluhan tahun.

"Setiap kali ada yang meninggal keluarganya dia minta sama saya, minta (lahan) kuburan. (Keluarga Nurmi juga) pernah tinggal di belakang rumah. Sekitar 50 tahun, mulai dari neneknya sampai dia. Baru 2 tahun lebih dia jual rumahnya itu," bebernya.

Di sisi lain, Ansar membantah jika permintaan memindahkan makam itu karena masalah politik. Dia menegaskan permintaan itu murni karena ketersinggungan atas ulah Nurmi.

"Sebenarnya tidak ada hubungannya pilkada ini," ujar Ansar.

Kasus Berakhir Damai

Meski pemindahan makam tetap dilakukan, kedua belah pihak telah sepakat damai. Kisruh ini diselesaikan melalui mediasi aparat setempat.

"Ya, benar (sudah damai antara pemilik lahan dengan anak yang makam orang tuanya dibongkar dan dipindahkan). Tiga pilar, Kepala Desa Manjalling bersama Bhabinkamtibmas dan Babinsa sudah memediasi dan mendamaikan kedua pihak," ujar Kapolsek Ujung Loe AKP Abdul Muhaemin kepada detikSulsel, Minggu (1/12).

Proses mediasi dan damai kedua belah pihak berlangsung di kediaman pemilik lahan bernama Muhammad Ansar di Dusun Palattae, Desa Manjalling, Kecamatan Ujung Loe, Jumat (29/11). Warga bernama Nurmi yang makam kedua orang tuanya dibongkar hadir saat proses mediasi.

Diketahui, peristiwa pembongkaran makam terjadi di Desa Manjalling, Kecamatan Ujung Loe, Bulukumba pada Jumat (29/11). Makam kedua orang tua Nurmi kini sudah dipindahkan ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Manjalling.

"Ada perkuburan umum. Dikasih pindah ke perkuburan umum," ucap Ansar.




(asm/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads