Dugaan Santri di Bantaeng Tewas Tergantung gegara Prank Kebablasan

Dugaan Santri di Bantaeng Tewas Tergantung gegara Prank Kebablasan

Tim detikSulsel - detikSulsel
Rabu, 27 Nov 2024 09:00 WIB
Ilustrasi Garis Polisi
Foto: Getty Images/iStockphoto/JaysonPhotography
Bantaeng -

Warga Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel), dibuat geger dengan kasus santri berusia 15 tahun ditemukan tewas tergantung di kolong rumah. Polisi mendalami sejumlah kemungkinan di kasus ini, termasuk dugaan korban membuat prank gantung diri berujung kebablasan.

Korban awalnya ditemukan tewas tergantung di bawah rumah panggung Ponpes Hasyim Asy'ari di Dusun Tanetea, Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang pada Sabtu (23/11) sekitar pukul 20.00 Wita. Korban pertama kali dilihat oleh temannya inisial DP.

"Dia (saksi DP) sangkanya itu main prank karena di sana main prank-prank katanya anak-anak santri. Setelah Isya dia lihat di situ (ditemukan tergantung)," ujar Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Akhmad Marzuki kepada detikSulsel, Senin (25/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marzuki mengatakan korban terlihat oleh temannya tergantung karena ada penerangan di kolong rumah tersebut. Saat itu, saksi hanya melihat korban dari jauh dan tidak langsung menghampiri korban.

"Dia tergantung. Ada balai-balai di belakangnya itu korban. Badannya tersentuh dengan balai-balai. Jadi, datang MK itu ke situ lihat. Dia bilang, 'prank itu'. Dicueki," sambung Marzuki.

ADVERTISEMENT

Marzuki mengatakan kakak korban yang juga menimba ilmu di ponpes tersebut sempat mengira adiknya yang tergantung hanya prank. Namun, sang kakak dan temannya yang lain akhirnya mengecek kondisi korban.

"Kan, ada juga kakaknya korban di situ. Kakaknya pun mengiranya bahwa dia prank. Dia bilang, 'jangan main-main!'," ucapnya.

"Dilepas-lah (dari posisi korban tergantung), ini menurut keterangan kakaknya ini, otomatis langsung terduduk di balai-balai. Sempat dipukul-pukul pipinya, 'Kau jangan main-main!'. Begitu dilepas, jatuh ke belakang. Langsung diguncang-guncang. Sampai dia berikan napas bantuan," lanjutnya.

Marzuki menambahkan bahwa korban sempat dibawa ke klinik terdekat dan selanjutnya ke RSUD Anwar Makkatutu. Pihak rumah sakit pun menyampaikan bahwa korban sudah meninggal dunia.

"Dibawa ke klinik. Di klinik mengatakan sudah meninggal. Lebih jelasnya dibawa ke RSUD Anwar Makkatutu. Dipastikan bahwa sudah meninggal. Kemudian dibawa pulang sama keluarga," bebernya.

Polisi yang melakukan penyelidikan kemudian membawa jasad korban ke RS Bhayangkara Makassar untuk diautopsi sebelum dimakamkan pihak keluarga. Selain itu, polisi juga mendalami keterangan sejumlah saksi.

Dugaan Korban Bikin Prank Gantung Diri tapi Kebablasan

AKP Akhmad Marzuki mengakui ada sejumlah informasi beredar terkait kematian korban. Salah satu yang menjadi atensi pihaknya adalah soal adanya dugaan korban membuat prank berujung gantung diri tersebut.

"Anak-anak kita tau bersama, bisa jadi dia iseng-iseng kah, atau dia mencoba membuat prank kepada teman-temannya tetapi kebablasan, atau ada rekan-rekannya yang menyuruhnya tahan napas berujung pada over (betulan meninggal)," ujar AKP Marzuki kepada detikSulsel, Selasa (26/11).

Kendati demikian, Marzuki menegaskan hal tersebut masih bersifat dugaan lantaran perlu pembuktian lebih lanjut. Tim penyidik sedang mendalami keterangan tak kurang dari 10 orang saksi sembari menunggu hasil autopsi jenazah korban.

"Itulah tadi saya katakan menunggu hasil autopsi kemudian kita sandingkan dengan saksi-saksi dan alat bukti yang ada," kata AKP Marzuki.

Dia juga menjelaskan alasan pihaknya mendalami dugaan korban membuat prank berujung kebablasan. Menurutnya, tim penyidik tidak menutup mata terhadap sejumlah dugaan yang muncul.

"Kita memperluas penyelidikan ini, apakah faktor kesengajaan atau ketidaksengajaan atau kah seperti apa. Itulah kita tunggu hasil autopsi," katanya.




(hmw/hmw)

Hide Ads