Profesor Beralih Jadi Petani Jamur demi Kesembuhan Kanker Payudara Mertuanya

Profesor Beralih Jadi Petani Jamur demi Kesembuhan Kanker Payudara Mertuanya

Tim detikFood - detikSulsel
Selasa, 19 Nov 2024 18:00 WIB
Tinggalkan Karir Akademisinya, Profesor Ini Nekat Jadi Petani Jamur
Trupti Dhakate. Foto: The Better India
Jakarta -

Seorang profesor di India bernama Trupti Dhakate meninggalkan profesi akademisinya untuk menjadi petani jamur karena mendapat informasi jika jamur dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara dan prostat yang diderita mertuanya. Keputusan Trupti Dhakate ini sempat dikecam oleh keluarga karena dianggap kurang tepat.

Melansir detikFood yang mengutip The Better India, Selasa (19/11/2024), Bhushan Dhakate, suami dari Trupti mengatakan keputusan ini diambil Trupti setelah ibunya terkena penyakit kanker payudara. Trupti Dhakate ingin agar mertuanya pulih dari sakit yang dideritanya.

"Beberapa tahun lalu, ibuku didiagnosa dengan kanker payudara. Kami membaca informasi bahwa jamur sangat baik untuk membantu pasien kanker payudara dan prostat. Jadi, ketika Trupti memutuskan untuk alih profesinya, itu benar-benar mengetuk hatiku," ujar Bhushan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trupti memiliki pandangan yang berbeda tentang jamur, baginya sayuran yang satu ini memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik. Mulai dari protein, vitamin, dan mineralnya memiliki peran besar dalam menjaga kesehatan.

Setelah mulai membudidayakan jamur, Trupti sempat dikecam oleh keluarganya karena dianggap mengambil keputusan yang kurang tepat. Tak disangka walaupun hanya mengandalkan tempat dan ruangan yang sangat kecil, ia berhasil mengembangkan bisnisnya.

ADVERTISEMENT

Trupti melakukan proses riset sejak 2018 sekaligus memberikan pendidikan kepada masyarakat sekitar tentang manfaat jamur, khususnya jamur tiram. Setelah baru berhasil bangkit, pada 2020 ia harus menerima kenyataan pandemi dan penerapan lockdown yang menurunkan kembali bisnisnya.

"Kami mengedukasi orang-orang tentang nilai nutrisi di dalam jamur dan memperbaiki miskonsepsi bahwa jamur adalah makanan non vegetarian. Aku bahkan mulai memasak jamur sebagai bahan utama." kata Trupti

Lahan budidaya jamurnya tak lagi milik pribadi, sudah berubah menjadi sebuah perusahaan utuh dengan nama 'Quality Mushroom Farm'. Pembiayaan utamanya berawal dari uang investasi suaminya sebesar 3 Lakhs Rupee atau setara dengan Rp 4,7 miliar.

Trupti mendistribusikan hasil panen jamur ke pasar-pasar lokal. Dengan usaha membagikan tester dan sampel gratis, jamur perlahan mulai diterima oleh orang-orang.

"Kami mengirimkan ke pasar-pasar lokal, membuat kedai tester, dan membagikan sampel gratis. Semuanya berat, tetapi perlahan banyak orang yang mulai menerimanya," jelas Trupti.

Hingga kini bisnis Trupti telah berkembang dengan pesat. Ia mencatat lebih dari 7.000 murid dan 200 petani memiliki minat yang tinggi untuk mengonsumsi jamur dan ikut membudidayakannya sebagai suatu komoditas baru yang bernilai.

Kerja kerasnya terbayar lunas setelah melihat pendapatan per bulannya mencapai Rp 6,3 miliar. Sang suami ikut bangga karena uang investasi bernominal besar yang digelontorkan tak hanya sukses mewujudkan mimpi istrinya, tetapi juga mengembangkan banyak orang di sekitarnya.




(ata/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads