Polisi kehutanan berinisial RI (40) dievakuasi warga setelah dilaporkan meninggal karena kelelahan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel). Jenazah RI kemudian ditandu menggunakan sarung dan bambu ke rumahnya karena jalan rusak.
Peristiwa yang viral di media sosial itu terjadi di Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu pada Jumat (8/11). Korban yang merupakan warga Kecamatan Bantimurung, Maros mulanya mengendarai motor trail dari basecamp-nya menuju lokasi pesta pernikahan.
"Menurut cerita malam itu beliau sangat kelelahan namun tetap memaksakan diri untuk ke suatu acara dan menuju ke basecamp-nya juga," ujar Plt Bupati Maros Suhartina Bohari kepada wartawan, Senin (11/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suhartina mengatakan, korban diduga beberapa kali terjatuh dalam perjalanan. Namun sebelum tiba di lokasi resepsi pernikahan, korban tiba-tiba tidak sadarkan diri.
"Pada titik terakhir sebelum mendekati titik perumahan warga dia sempat terjatuh lagi dan saat itu sudah tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal dunia," tutur Suhartina.
Jenazah korban kemudian ditandu oleh sejumlah warga menuju rumah duka. Hal ini dilakukan karena kendaraan roda empat sulit mengakses wilayah yang berada di daerah pegunungan tersebut.
"Kalau lokasinya memang sangat parah di sana karena merupakan daerah pegunungan pelosok. Dilihat dari videonya tadi jalanannya memang masih berupa pemadatan jalan dan masih banyak batu-batu kerikilnya," paparnya.
Menurut Suhartina, lokasi kejadian berbatasan dengan wilayah Malino, Kabupaten Gowa. Untuk menjangkau lokasi, membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
"Itu biasanya sekitar 3 sampai 4 jam (menuju TKP) kalau jalan kaki, dan kalau jalan ke Malinonya bisa ditempuh dalam waktu 1 sampai 2 jam saja," ungkap Suhartina.
Suhartina turut berbelasungkawa atas kejadian itu. Dia mengaku sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Maros untuk meninjau lokasi jalan rusak agar dilakukan perbaikan.
"Tentunya kami sebagai Pemerintah Daerah Kabupaten Maros turut prihatin terhadap meninggalnya salah satu warga kami yang bertugas sebagai polisi kehutanan di Tompobulu," tuturnya.
"Insyallah tadi saya sudah sampaikan ke Plt Dinas PU untuk menindaklanjuti dan memantau serta survei lokasi di sana dan mengarahkan kalau memungkinkan jalanannya sudah bisa dijalani oleh mobil atau motor," tegas Suhartina.
Dari video beredar, tampak sejumlah warga menggotong jenazah menggunakan bambu dan kain sarung. Warga berjalan kaki melalui medan terjal pada malam hari.
"Ditandu mi, jalanan tidak bisa dilewati mobil. Apa mi itu?" kata perekam video tersebut.
(sar/ata)